Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
...❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️...
...Happy Reading...
...☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️...
Sesampainya Alfino di GOR, Alfino tidak langsung keluar dari mobilnya, ia mengambil selembar kertas dah pena.
"Sistem, aku ingin matrai," pinta Alfino.
[Silakan ambil di sistem di ruang penyimpanan]
"Apa ini bayar pakai poin?" tanya Alfino.
[Tidak, ini gratis]
"Sistem, aku ingin CCTV yang bisa merekam setiap sudut, atau rekaman satelit, karena aku tahu jika Gio pasti akan bermain curang," ucap Alfino.
[Ponsel dan laptop Anda sudah terhubung dengan satelit khusus. Jadi jika Anda ada yang ingin di lihat jadi Anda lihat saja rekaman satelit, dan itu bisa memperbesarkan suatu benda dan rekamannya sangat jernih dan sudah di lengkapi suara]
"Wah, keren banget padahal berkilo-kilo meter, masih bisa menangkap suara. Terima kasih Sistem," ucap Alfino.
Alfino pun keluar dari mobilnya menuju GOR, dan benar saja, Terlihat 6 orang termasuk. Gio di GOR tersebut, dua orang lainnya pria berbadan besar, sepertinya dia ahli bela diri.
Mereka langsung menutup pintu GOR itu membuat Gio merasa puas.
"Ha ha ha ha, Alfino apa kau takut! Kalau kau takut kau bisa menyerah sekarang," uji Gio. Kalau Alfino menyerah, itu artinya Alfino tak punya harga diri, dan harga diri laki-laki itu pantang di injak.
"Oh oke, kau menyerah sekarang," ucap Alfino mengangkat tangannya.
Gio dsn yang lain kebingungan. "Hey! apa kau tak punya harga diri!" teriak Gio.
"Nyawa lebih penting, harga diri nomor dua. Kalau nyawa melayang, harga diri juga tak ada gunanya," ucap Alfino.
"Sudah ku yakin, kau pasti tidak berguna, tapi karena kau sudah menginjak kaki di tempat ini, artinya lau tidak ada jalan keluar lagi!" ucap Gio merasa dirinya menang.
"Tapi sebelum pertandingan di mulai, ayo membuat janji menggunakan matrai, jadi siapa kalah dan menang, maka mematuhi aturan," ucap Alfino.
"Oke, kalau aku menang aku ingin motor kamu," ucap Gio langsung ke intinya.
"Apa? Motor ku, mana bisa begitu. Perjanjian awal kalau kau menang kau boleh membully ku, bukan memberi motor ku pada mu!" ucap Alfino tak terima.
"Tadinya begitu, tapi setelah ku pikir-pikir, aku lebih menginginkan motor mu dari pada membully mu," ucap Gio tersenyum licik.
"Oke, baiklah. Tapi jika aku menang. Aku ingin kau keluar dari sekolah dan sekolah di tempat lain! Dan aku ingin uang 500 juta," ucap Alfino. Ya, dengan Gio pindah, itu artinya dia tidak bisa sombongnya lagi di sekolah lain.
"Oke, aku setuju," kata Gio tersenyum.
Mereka pun menulis perjanjian tersebut dan menandatangani surat tersebut lalu Alfino pun memasang matrai.
"Baiklah, mulai saja," ucap Gio tak sabaran untuk mendapatkan motor milik Alfino.
Alfino sudah berdiri tegap di lapangan, sementara Gio masih duduk.
"Kamu maju," ucap Gio menyuruh salah satu orang untuk melawan Alfino.
"Hey Gio, kau ini curang, ini adalah pertandingan antara kita berdua, untuk apa meminta orang lain untuk maju!" ucap Alfino terbang kesal.
"Ha ha ha ha, kan tidak ada peraturan jika aku harus berhadapan langsung dengan mu!" kata Gio tersenyum licik
"Heh! Ternyata aku yang ceroboh, tapi tak apa, karena tak ada aturan maka mari kita bermain sampai puas," kata Alfino.
"Sistem, gunakan semua poin untuk menambah kecepatan dan kekuatan ku!" ucap Alfino.
[Baik]
[Gunakan 100 poin untuk menambah kecepatan dan kekuatan]
[Poin di gunakan]
[Poin di potong 100 poin]
[Sisa poin 0 poin]
Memuat...
Loading...
Mulai...
10%...
20%...
30%...
40%...
50%...
60%...
70%...
80%...
90%...
100%...
Selesai.
[Penampilan:8%]
[Pesona:8%]
[Kekuatan:15%]
[Kecepatan:15%]
[Kelincahan:15%]
[Pertahanan:15%]
[Kecerdasan:8%]
[Keberanian:15%]
[Kekayaan:0,010%]
[Poin: 0]
Alfino merasakan tubuhnya sedikit berbeda dan sudah di perkuat, sekiranya untuk melawan 5 orang itu, ia pasti bisa mengalahkannya, apa lagi mengalah Gio yang tak punya berlatih ilmu bela diri, karena Gio selama ini hanya mengandalkan sombongnya saja.
Pria itu pun maju dan menyerang ke arah Alfino, dengan sigap, Alfino Menghindarinya dengan cepat.
"Cepat sekali," ucap pria itu dalam hati.
Pria itu terus menyerang Alfino, tapi Alfino terus bisa mengindari pria tersebut.
"Hey Alfino, kalau ka berani kenapa kau menghindar terus, lawan dia!" teriak Gio.
"Karena aku nggak berani makanya aku menghindar," ucap Alfino dengan tak tahu malunya.
"Dasar cemen, nggak punya nyali kau!" teriak Gio.
"Diam!" bentak pria itu kepada Gio. Agar Gio diam, karena ia tahu kekuatan Alfino tidak sederhana.
...❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹...