Sarah adalah perempuan ABG yang belum mengenal cinta, dia siswi SMP yang beranjak remaja. Di dalam kelasnya Sarah termasuk siswi yang berwajah hitam manis diantara teman temannya namun mempunyai sifat cuek dan jaim
Diantara beberapa siswa bahkan menyukainya, dan berharap mendapat tempat yang spesial di hati Sarah
Bagaimana kisah selanjutnya dan siapakah yang berhasil mendekati Sarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnia nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Sore itu langit tampak cerah di iringi oleh angin Sepoi Sepoi dan lalu lalang burung burung di langit nan biru.
Pak Yasir dan pengurus masjid lainnya hendak berkunjung ke rumah Pak Mulyadi.
"Assalamualaikum" ucap pak Yasir
"Waalaikum salam" suara seorang wanita menjawab salam
suara derit pintu dibuka, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, ia tak lain adalah istri pak mulyadi
"Silahkan duduk pak, saya panggilkan pak Mul dulu" ujarnya
Wanita itu segera menyusul pak Mul yang sedang berada di kebun samping rumah
"Pak, ada pak Yasir, pak Adi dan yang lainnya sedang menunggu bapak"
"Mau perlu apa mereka datang?" tanya pak Yasir
"Mungkin mau silaturahmi pak, sudah lama kan bapak ga pernah keluar rumah" jawab istrinya
"Aku malas Bu, bilang saja aku sedang sibuk"
"Ga boleh begitu pak, temui lah dulu"
Pak Yasir menghela napas, sesungguhnya ia malu tapi egonya terlalu tinggi
mereka pulang lewat pintu samping, pak Mul membasuh tangan dan wajahnya dan mengeringkan dengan handuk
Ia keluar menemui tamunya.
"Assalamualaikum bapak bapak" ujarnya sambil bersalaman kepada yang lain
"Waalaikum salam" jawab mereka serentak
"Mohon maaf pak Mul jika kedatangan kami mengganggu, kami datang kesini hanya ingin bersilaturahmi, rasanya kangen sekali sudah lama kami ga bertemu dengan bapak" ujar pak Yasir sambil tersenyum ramah
"Iya pak Mul sudah lama kan kita ga ngobrol" Pak Adi ikut bicara
Obrolan berlanjut, Pak Yasir dan lainnya dengan rendah hati meminta saran dan bimbingan kepada pak Mul sebagai mantan ketua masjid, percakapan mereka mampu meluluhkan hati pak Mul.
Satu jam berada disana, mereka bergegas untuk berpamitan, tentu pak Yasir dan lainnya merasa lega karena tidak ada konflik antar sesama muslim.
......................
Angin malam berhembus membawa serta aroma tanah basah.
Rintik hujan mulai membasahi kaca jendela Sarah, ia membuka buku novel yang baru berapa bab ia baca, ketika ia membuka lebaran lembaran itu, sebuah kertas jatuh dari selipan novel, ya sebuah surat usang dari Iwan, Sarah membaca ulang surat yang sempat ia simpan.
Di kampung sebelah, di dalam ruangan dengan cahaya lampu remang remang, nek Rahma dan Andi duduk di ruang tengah, rasa cemas menghantui mereka, Andi mengambil ember untuk menadahkan air hujan yang menetes dari atap yang bocor.
"Andi, sebaiknya kamu tidur. besok kamu harus sekolah" ujar nek Rahma
"Andi ga bisa tidur nek kalau lagi hujan, sebaiknya nenek yang tidur duluan biar Andi yang jaga nenek"
Nek Rahma tersenyum, lalu mengelus kepala Andi.
Udara dingin mulai merayap masuk. Suara gemuruh terdengar, Andi teringat masa kecilnya, ketika ia tak punya pilihan harus ikut tinggal dengan siapa. Dulu Andi takut dengan hujan tapi kini rasa takutnya hilang saat bersama neneknya. Nek Rahma memeluk Andi, dan Andi membalas pelukannya, merasakan kehangatan yang tak ternilai. Ia tahu ia berada di tempat yang paling aman dan penuh cinta.
...****************...
Pov Andi
Pagi itu udara terasa segar dan dingin menusuk kulit. Dedaunan dan rumput hijau masih basah oleh air hujan sisa semalam. Matahari belum sepenuhnya menampakan diri. pagi pagi sekali aku sudah bangun, aku membantu nenek untuk membereskan rumah. Aku beranjak ke kamar mandi sambil membawa handuk.
Selesai mandi aku sarapan nasi goreng yang sudah di buat oleh nenek, nasi goreng buatan nenek memang sangat lezat walaupun dibuat seadanya.
Aku bersiap berangkat sekolah, ku pakai sepatuku yang butut dan sudah bolong hingga jempol kakiku mengintip keluar dari sana. Ku cium punggung tangan nenekku, meminta doa agar aku diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu dan pelajaran.
Andi berjalan kaki ke sekolah bersama segarnya udara pagi. Andi adalah siswa yang cukup berprestasi, untuk seusianya yang kini menginjak 12 tahun ia tergolong anak yang pintar dalam mata pelajaran.