Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamat
"Ya seperti biasa, Tante Bianca masih suka diam. Tapi dia udah nggak pernah ngamuk lagi" kata Jefan
"Terima kasih Jefan, terima kasih karena sudah bantu jagain mama!"
"Gue seneng bisa bantu" Jefan tersenyum "Soal Tari.."
"Gue nggak mau denger!" Jefan segera menutup mulut setelah mendengar ucapan dari sahabatnya itu
"Maaf" Jefan kembali fokus pada jalanan, terlebih hujan turun cukup lebat malam ini membuat jarak penglihatan sedikit terbatas
"Ada apa Jefan?" Zayyan jadi panik karena tiba-tiba saja sahabatnya itu mengerem, jika tidak menggunakan sabuk pengaman mungkin wajah tampan Zayyan sudah membentur dashboard
"Itu!" Jefan menunjuk kearah depan dimana berdiri seseorang yang membelakangi mobil, malam yang gelap serta hujan yang turun membuat suasananya sedikit membuat merinding
"Itu apa?" Tanya Zayyan saat matanya ikut melihat apa yang Jefan tunjuk
"Mungkin seorang gadis yang tersesat!" Jefan hendak keluar namun Zayyan mencegah
"Gimana kalau hantu, Jefan?" Zayyan jadi merinding, terlebih didepan sana seorang wanita dengan rambut panjang
"Lo takut?" Tanya Jefan tidak percaya
"Sejak kapan seorang Zayyan takut hantu" Ucapnya dengan penuh percaya diri, sedikit berbohong juga tidak masalah "Ayo turun!"
"Gimana kalau kita baca doa dulu!" Jefan menggelengkan kepalanya mendengar permintaan Zayyan yang terdengar aneh. Jika tidak takut untuk apa harus membaca doa
"Ya udah Lo yang baca!" Jefan menunjuk ke arahnya
"Kenapa bukan Lo aja!" Keduanya malah saling menunjuk
"Gue udah lama nggak baca doa. Ayo buruan!" Jefan mendesak karena wanita yang ada didepan sana mulai melangkah dengan pelan
Zayyan menarik napas panjang "Bismillahirrahmanirrahim.. Allahumma Barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa adzaa bannar.. aamiin" Zayyan mengusap wajahnya dengan telapak tangan diikuti oleh Jefan yang melakukan hal serupa "Huhh"
Zayyan keluar lebih dulu dengan membawa payung, sementara Jefan masih didalam mobil "Kayak pernah dengar, tapi doa apa ya?"
"Mbak!" Suara Zayyan sedikit keras agar tidak tertutup oleh suara hujan
Wanita itu menoleh, sedikit membuat Zayyan takut karena kondisi yang gelap dan jalan yang minim penerangan
"Tari!" Zayyan melepas payung yang ia pegang saat melihat wanita yang ia kenali
Tari menatap dengan tatapan kosong, hal itu sedikit membuat Zayyan khawatir namun tidak sempat untuk bertanya karena wanita didepannya sudah jatuh tak sadarkan diri beruntung Zayyan sigap menangkap tubuhnya hingga tidak membentur aspal
"Tari! Astaga" Zayyan berusaha membangunkan wanita yang kini berada dalam dekapannya "JEFAN!"
Pria yang dipanggil keluar dengan membawa payung, Jefan sama terkejutnya terlebih melihat kondisi Tari yang telah basah kuyup
"Buka mobil!" Sementara Zayyan mengangkat tubuh mungil itu, Jefan bergegas membuka pintu mobil dikursi belakang
"Cepat Jefan!" Titah Zayyan, wajahnya jelas khawatir. Entah apa yang dialami wanita ini sampai berada dibawah guyuran hujan pada malam hari seperti ini
Zayyan memeluk tubuh Betari, seolah ingin memberinya kehangatan. Tubuh itu kedinginan, jelas karena Zayyan dapat merasakannya
"Tari! Bangun Tari" Zayyan menepuk pelan pipi wanita itu berharap Tari membuka matanya "Jefan jaket!"
Jaket milik Zayyan telah basah karena tadi melepas payung, beruntung jaket kulit yang Jefan kenakan masih dalam keadaan kering, hingga bisa Zayyan gunakan untuk menghangatkan tubuh wanita itu
"Kita kerumah utama!" Jefan melirik spion, sedikit terkejut dengan ucapan sahabatnya
"Lo yakin? Kenapa nggak ke apartemen Lo aja!" Jefan merasa aneh memang, setelah beberapa tahun dan sahabatnya itu hendak kembali ke rumah besar yang sudah ia tinggalkan
"Lo nggak liat kondisinya? Tari basah, nggak mungkin kan kalau kita yang ganti pakaiannya!" Kata Zayyan
"Ya gue nggak masalah soal itu"
"Nggak usah becanda Jefan! Buruan!" Zayyan semakin dibuat geram, tengah risau begini sahabatnya itu malah bercanda
Mobil melaju menuju kediaman yang Zayyan katakan, rumah besar yang penuh dengan kenangan dan Zayyan tidak ingin mengingat apapun. Sekarang kondisi Tari menjadi tujuan utamanya
Zayyan mengangkat tubuh wanita itu keluar dari mobil, sementara Jefan memayungi keduanya biarlah tubuhnya yang basah karena air hujan
"Tuan muda! Tuan muda kembali?" Seorang pelayan wanita membukakan pintu
"Siapkan kamar tamu dilantai atas! SEGERA!" mendengar bentakan dari sang majikan, beberapa orang dengan seragam pelayan segera naik kelantai atas
"Semua sudah siap tuan!" Zayyan membawa tubuh lemah Betari masuk lalu membaringkan tubuh wanita itu dengan lembut diatas tempat tidur
"Ganti pakaiannya!"
"Baik tuan muda!" Seorang wanita menunduk memberi hormat lalu lekas membuka dress tanpa lengan yang dikenakan oleh wanita itu setelah Zayyan keluar
"Gimana?" Jefan sejak tadi menunggu didepan kamar tersebut
"Masih belum sadar! Gue nggak tau Tari kenapa!" Zayyan jadi khawatir dibuatnya
"Gue istirahat dulu!" Jefan meninggalkan pria itu dan menuju sebuah kamar yang juga berada dilantai tersebut
Zayyan ikut, dirinya juga harus membersihkan diri mengingat pakaiannya yang juga basah dan harus diganti
Setelah mendapat laporan dari pelayanan bahwa mereka telah selesai mengganti pakaian dari wanita yang tadi mereka bawa, Zayyan segera masuk dan melihat keadaan wanita yang sampai saat ini masih mengisi hatinya
"Kamu kenapa Tari? Apa laki-laki baajingan itu melakukan sesuatu?" Zayyan jadi geram. jika ini karena Prasetya, Zayyan akan menghajar pria itu nanti
Tari masih menutup matanya, Zayyan menyentuh keningnya yang terasa hangat. Dibawah guyuran hujan entah berapa lama jelas membuat suhu tubuh wanita itu naik
Segera Zayyan memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan alat untuk mengompres, pria itu melakukannya sendiri bahkan hingga menjelang pagi dirinya baru bisa tertidur karena suhu tubuh Betari yang mulai kembali normal
Wanita itu menggeliat, matanya mengerjap beberapa kali. Pertama kali yang ia lihat adalah ruangan besar dengan interior berwarna pastel
Tari juga merasakan kepalanya yang sedikit pusing, namun tubuhnya terasa hangat karena terbalut selimut tebal. Matanya terbelalak saat menyikap selimut dan mendapati tubuhnya telah berganti pakaian, entah siapa yang sudah menggantinya, bagaimana jika itu seorang pria? Astaga apa yang sudah terjadi pada dirinya
Tari beringsut bangun, matanya kian membulat kala melihat seorang pria tengah terlelap disebuah sofa panjang dikamar yang sama
"Zayyan? Astaga jangan-jangan.." Betari menutup mulutnya dengan telapak tangan, apa Zayyan yang sudah mengganti pakaiannya? Lalu siapa lagi? sementara ditempat ini hanya ada mereka berdua
"BRENGSEEK!" Tari segera bangkit dengan membawa sebuah bantal yang ia gunakan untuk memukuli pria yang sudah lancang menyentuhnya
Zayyan yang tengah pulas dibuat terkejut oleh serangan yang tiba-tiba, pria itu melindungi tubuhnya dari pukulan bantal yang terus menghujam
"Hey.. astaga Tari! Ini aku Zayyan!" Zayyan berusaha membuat wanita itu berhenti sembari melindungi wajahnya
"Kenapa kamu melakukan ini Zayyan? Aku benci kamu!"
wah makin seru nih