irwan adalah seorang remaja 19 tahun dan menjadi mahasiswa tahun kedua,dia bercita-cita untuk menjadi seorang yang mempunyai segalanya,uang, wanita, kekuasaan.tapi nasib berkata lain, ketika ia pulang kampus dia tertabrak mobil dan meninggal dunia.
tapi bukannya masuk surga/neraka tapi seorang Dewi memberi kesempatan kedua
"jika kamu ingin kembali ke bumi,kamu harus menguasai dunia lain yang penuh sihir!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Victorr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penghianatan
...1 tahun yang lalu...
Langit sore di Akademi Kekaisaran tampak muram, seakan ikut menyimpan beban yang ada di dada Zeta. Ia duduk sendirian di perpustakaan lantai dua, menggenggam erat liontin kecil pemberian ibunya yang sudah tiada. Jantungnya berdetak kencang. Tatapan mata Julian di hari pertama masih terbayang jelas—dingin, penuh keraguan, tapi juga familiar. Seolah dia sedang diuji oleh orang yang tak bisa ia tipu.
Namun, keputusan Zeta sudah bulat.
"jika aku melaporkan nya maka aku....tidak... keluargaku akan menjadi bangsawan!!"
...keesokan harinya ...
Zeta berdiri di hadapan seorang wanita berpakaian ungu gelap, dengan lambang kekaisaran emas menyala di kerahnya. Di sampingnya berdiri seorang lelaki tinggi dengan mata merah seperti darah. Aura mana-nya membuat lantai seperti retak.
Zeta memberi tau semuanya ketika ia bertemu dengan James Moriarty kepada wanita tersebut,Zeta bahkan menyebutkan bahwa tahun depan ada utusan James MORIARTY yang akan memasuki academy,bernama Julian.
...
Istana Kekaisaran – 3 Hari Kemudian
Seorang ajudan mengetuk pintu ruang kerja Kaisar dengan gugup. Lelaki tua dengan jenggot perak dan mata tajam mengangkat alisnya saat ajudan membisikkan informasi.
“…Julian. Julian adalah nama dari utusan James Moriarty yang akan memasuki academy tahun depan.”
Gelas anggur di tangan Kaisar tergelincir dan jatuh ke lantai, memercikkan noda merah tua seperti darah di karpet istana.
> “Julian?” gumamnya. “Anak dari Ford Argturne… dan saudara dari…”
Ia terdiam sejenak. Matanya menatap jendela, menembus cakrawala seakan mencoba menyusun ulang potongan-potongan ingatan. Julian… anak itu tidak mungkin…
Kaisar berdiri. Langkahnya berat namun berwibawa. Ia menatap komandan pasukan bayangan yang sudah hadir di ruangan.
> “mari kita tunggu 1 tahun kemudian,apakah Julian argturne atau bukan? Terus jaga yang menginformasikan ini.”
> “Dan jika benar?” tanya sang komandan.
> “benar atau tidak nya itu tidak penting,yang penting dia adalah benar utusan James Moriarty,maka kita akan menggunakanya untuk memancing james Moriarty keluar!!.”
...~ Kembali ke Masa Kini...
Zeta bangkit dari kursinya. Malam mulai turun. Ia tahu, malam ini adalah malam penentu. Dengan jubah akademi yang masih menempel di tubuh, ia berjalan diam-diam menuju markas kecil intel kekaisaran di dalam akademi.
Sampai di sana, ia hanya berucap satu kalimat kepada penjaga:
> "benar julian argturne adalah utusan James Moriarty."
Di akademi, Julian mulai yakin bahwa Zeta memang tidak mengkhianatinya. Zeta bahkan terlihat jarang berbicara dengan siapapun, dan lebih banyak menghabiskan waktu membaca buku atau menyendiri.
Namun, pada malam itu, saat Julian tengah beristirahat di kamar, ia merasakan sesuatu yang aneh.
Aura.
Aura pengawasan yang tidak bisa dijelaskan dengan sihir biasa. Ia bangkit dari ranjang, lalu melemparkan mantra pendeteksi ke sekeliling ruangan.
Kosong.
Namun ketika ia hendak keluar, suara ketukan terdengar keras di pintu. Sekelompok penjaga istana dan seorang pria berjubah emas berdiri di depan.
“Julian Argturne, atas nama kaisar, Anda ditahan dengan tuduhan konspirasi dan komunikasi dengan kriminal buronan, James Moriarty.”
Julian tidak melawan. Ia tahu, jika dia melawan, maka tidak hanya dia, tapi juga akademi bisa berada dalam bahaya.
Zeta yang mendengar kegaduhan, hanya bisa bersembunyi di balik jendela, menggenggam erat liontin kecil pemberian ibunya.
-Transisi ke Area 51 – 1 Hari Kemudian
Baim berlari cepat menuju aula latihan tempat Rowan sedang memantau pelatihan sihir telekinesis. Wajahnya panik, nafasnya memburu.
“Tuan… Julian… Julian ditangkap!”
Rowan menghentikan gerakannya. 20 pedang yang melayang di belakang punggungnya seketika jatuh menghantam tanah. Semua mata menatapnya.
Rowan hanya bergumam pelan.
“Zeta…”
kayaknya ini bukan penulis pemula seperti katanya🤠