NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:130k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semuanya Hilang

Perkataan Hana langsung membuat Burhan terdiam sejenak. Alisnya menyempit, lalu ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi mobile banking. Jemarinya bergerak cepat, wajahnya mulai tegang.

Klik.

Wajah itu langsung berubah pias.

“TIDAK MUNGKIN!” teriak Burhan.

Semua orang di meja makan berdiri, kecuali Hana dan neneknya. Sri menutup mulutnya dengan tangan, Rosma langsung menghampiri putranya, sementara Malika gemetar tak percaya. Hana melihat kepanikan itu justru dengan duduk tenang, memainkan ujung gelas tehnya dengan ujung jari.

“Uangnya. SEMUA UANGNYA HILANG!” Burhan memekik. “APA YANG KAU LAKUKAN, HANA?!”

Hana menoleh perlahan, wajahnya masih tersenyum namun sorot matanya dingin menusuk.

“Aku? Kenapa menyalahkan aku? Aku tidak punya keahlian membobol ATM orang lain. Coba tanyakan pada putri kesayanganmu itu harusnya.”

Burhan terpaku. Suasana meja berubah sunyi menegangkan. Sri menoleh pada Malika, Rosma menatap Malika seolah ingin menanyakan apakah itu benar. Malika sendiri terlihat seakan kehilangan seluruh darah di tubuhnya.

Ia lalu mengingat kembali kejadian beberapa minggu lalu, ketika Rendy, pria yang kala itu berhasil memikat hatinya dengan tutur manis dan penampilan meyakinkan, merayunya untuk meminjam ATM miliknya.

“Sayang. Pinjamkan aku kartu ATM kamu sebentar saja, aku hanya mau menumpang transfer saja. Semua ATM milikku selalu mencapai limit transfer harian. Maklumlah aku sedang ada proyek penting bernilai milyaran, jadi uang yang keluar masuk ATM nilainya besar-besar.”

“Ada. Ini punyaku dan ini punya ayahku. Pakai saja nih. Tapi jangan lupa, biaya adminnya ya,” jawab Malika waktu itu sambil mngambil ATM dari dalam tasnya.

“Kalau soal itu kamu tenang saja sayang. Pokoknya ayahmu bakal kaget melihat saldo ATMnya nanti.” Kata-kata itu kini terus terngiang-ngiang di telinganya.

Begitu katanya waktu itu. Dengan percaya buta dan bangga karena merasa dipercaya oleh pria ‘kaya’, Malika menyerahkan beberapa kartu ATM itu. Bahkan, tanpa diminta, ia juga menyebutkan PIN-nya. Semua ATM yang memang selama ini ia gunakan karena Burhan dengan bodohnya terlalu memanjakan putri semata wayangnya kini telah berpindah tangan.

Malika menyentuh dahinya sendiri. Bodohnya dia. Lugu sekali. Ia pikir saat itu Rendy akan menjadi calon suaminya, pria kaya yang akan membuatnya hidup mewah. Ia tak pernah berpikir Rendy hanya pria biasa, seorang penipu licik yang hanya memanfaatkan kebodohan dan kelemahannya.

Burhan pun lalu menyadari kesalahannya, selalu memberikan ATM itu pada Malika tanpa rasa curiga. “Kalau butuh ambil aja, Nak.” begitu katanya. Burhan begitu percaya, begitu sayang, berpikir jika memang selama ini ia bekerja keras, mengumpulkan semua uang itu memang untuk membahagiakan putrinya seorang.

Sekarang semua uang itu lenyap. Ratusan juta raib begitu saja. Entah sejak kapan Rendy mengosongkannya, Malika dan Burhan sama sekali tak menyadari karena terlalu fokus akan masalah kehamilannya.

Tangis Malika makin menjadi. Dia terduduk lemas di lantai ruang makan itu, wajahnya tertunduk, tubuhnya terguncang oleh isakan yang dalam. Air matanya tak henti menetes, disertai penyesalan yang terlambat datang. Sementara itu Rosma berdiri di depannya dengan wajah merah padam, jari telunjuknya mengarah ke wajah Malika.

“Kamu ini bodoh atau apa, Malika? Gara-gara kamu percaya sama penipu itu, kita sekarang tidak punya apa-apa lagi!” seru Rosma dengan suara tinggi.

“Ayahmu kerja keras seumur hidup! Membanting tulang demi mengumpulkan semua uang-uang itu! Sekarang semua habis karena kamu! Gara-gara kamu!”

Sri hanya terdiam di kursi, wajahnya pucat dan lesu. Dia memegangi dada, seolah napasnya sesak mendengar kenyataan demi kenyataan pahit yang menghantam mereka.

Malika mencoba bicara tapi suaranya tersendat. “Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau dia akan menipuku. Sama sekali tak terpikirkan olehku jika dia akan melakukan ini semua pada kita.” Malika menangis tersedu.

“DASAR BODOH!”

Suara Burhan membentak keras membuat Sri menjerit pelan dan Rosma menutup mulutnya.

Malika semakin menangis.

Burhan masih menatap anaknya dengan murka yang nyaris gila. Tapi kali ini dia tak bisa berbuat apa-apa. Kekayaannya lenyap, rumah bukan lagi miliknya, dan putri yang dia banggakan justru menjadi aib memalukan dan sumber kehancurannya.

Burhan lalu berdiri di pojok ruangan, gelisah, menatap layar ponselnya. Dengan cepat dia menekan nomor yang sangat ia percaya. Orang kepercayaannya selama bertahun-tahun, yang mengelola uang dari toko-tokonya.

“Halo! Kirim semua uang toko sekarang juga. Saya butuh cash sekarang ini juga!”

Suara di seberang terdengar pelan namun jelas, dan sangat mengejutkan.

“Maaf Pak Burhan. Bukannya uang toko sudah anda minta untuk saya transfer ke nomor rekening anda?”

“APA?! Kapan? Siapa yang suruh"

“Baru saja saya transfer. Seorang laki-laki datang katanya dia calon menantu pak Burhan dan menyampaikan pesan dari bapak meminta semua uang toko untuk di transfer sekarang juga.”

“Saya kirim ke no rekening bapak yang biasa, coba di cek saja pak. Pasti sudah ada.”

Burhan terdiam. Tangan yang menggenggam ponsel mulai gemetar. Ia nyaris menjatuhkan benda itu dari tangannya. Mulutnya membuka, tapi tak ada suara keluar.

“Halo? Pak Burhan? Halo?”

Burhan menutup telepon dengan satu hentakan kasar. Tatapannya kosong. Untuk sesaat, ruangan menjadi hening. Hanya tangisan Malika yang masih terdengar lirih.

"Uang toko." gumamnya nyaris tak terdengar, "juga habis."

Rosma menoleh, kaget. “Apa maksudmu?”

Burhan menatapnya perlahan, matanya merah penuh kemarahan dan ketakutan. “Uang toko sudah diambil Rendy juga.”

Semua mata menatap Burhan, kaget dan tak percaya. Malika yang tadi menangis kini mendongak, dengan wajah pucat dan air mata di pipi.

Sri menutup wajahnya dengan kedua tangan. Rosma terduduk, mulutnya terbuka tapi tak mampu mengeluarkan satu kata pun.

"Dan begitulah kisah keluarga hebat yang hancur karena kebodohan sendiri,” ujar Hana tiba-tiba. “Bukan karena aku. Tapi karena masuk ke dalam perangkap yang dibuat sendiri.”

"Rendy. Kenapa anak itu tega melakukan ini semua pada kita?" Rosma melihat Burhan yang termangu tak bisa mengatakan apapun lagi.

"Kita membawanya untuk Hana? Tapi kenapa anak itu malah membuat bencana di keluarga kita?" tanya Rosma lagi tak memperdulikan Burhan yang tengah tertekan.

“Rendy hanya mengambil peluang yang kalian tawarkan sendiri. Kalian terlalu sibuk membenci aku, sampai-sampai kalian buta siapa yang kalian bawa masuk ke dalam rumah.” Hana menjawab santai.

“Rendy tahu, menikahi aku tak akan memberinya apa-apa,” katanya tajam.

“Tak ada warisan, tak ada kemewahan, bahkan tak ada nama besar. Hanya masa lalu yang menyakitkan dan luka. Tapi Malika? Putri kesayangan, berpendidikan, pewaris segalanya tapi sayang mudah terperdaya.”

1
Shee
sri bisa mikir itu cucu dia, tapi g bisa mikir kalau hana anak kandung dia.
ibu kandung ngeliat anaknya sengsara malah diem aja. pengin q getok aja rasanya tu sri
Shee
emang ya bener, mereka yang tau kalau rendy orang g punya.
masa ya dengen sekejap mata dia bisa kaya mendadak. kalau rendy kaya juga ogah nikah sama kecap😪
Shee
wow hana memang luar biasa, tak perlu berteriak untuk membuktikan dia yang terbaik. tapi cukup dengan senyum, dan sikap elegantnya dia bisa merubah segalanya
😍😍😍😍
Shee
keluarga penuh kebohongan, semoga aja Pradita g marah kalau dia di manfaatkan untuk bales dendam
Shee
sandiwara yang sempurna, gimana nanti kalau ke tahun itu kW apa g jantungan tu. orang² serakah emang pantas di gituin
😖😖😏😏
Shee
🤣🤣🤣🤣
di pikir bisa menindas kali, coba kalau tau harta yang di miliki semua punya hana jantungan g tuh so nenek😁😁

lagi sri mau mau nya aja jadiin istri sebagai topeng memperbudak. pada hal mereka bis seperti itu juga duwit dari keluarga sri
Shee
harusnya si kecap sadar diri ibunya hana dah sayang sama dia sementara hana di buang, harusnya dia yang jadi anak ngingetin kalau org tuanya salah. lah si kecap sama bae
emang c ya pribahasa selalu bilang buah jatohnya g jauh dari pohon.
Shee
mempertahankan yang tak layak di pertahankan, bodohnya Bu sri.
punya laki n anak yang hanya memanfaatkan dia dan jadi babu😤😤😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dengerin tuh anakmu 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bersabarlah Pradipta 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
menatap balik
Fittar
jelasin aja bu Sri sama pak Hendra bagaimana penderita Hana karna hasutan Burhan biar di amuk tuh si Burhan. gak ada kapoknya. tuh anak istri dan ibumu aja mulai sadar kamu gak sadar sadar burhan.
Sugiharti Rusli
apalagi dia juga seorang calon ibu yang pasti tidak menginginkan mereka semakin terpuruk nanti bila tidak menghentikan dendam sang ayah yang tidak berkesudahan yah,,,
Sugiharti Rusli
ternyata yang pada akhirnya sadar akan kesalahan" mereka selama ini malah si Malika yah, dia menyadari kalo Sri sejatinya ibu yang sangat baik dalam merawatnya dulu sih,,,
Sugiharti Rusli
walo baik Pradipta maupun Hana pasti aka ada kekhawatiran tersendiri apabila Hendra yang bersikeras tidak merestui mereka cukup besar, karena dia belum tahu kehidupan Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena memang harus dibuat susana harus dingin terlebih dahulu dan Hendra tidak diberi tahu secara frontal yah
Sugiharti Rusli
baik Pradipta maupun Hana memilih tuk memberi ruang bagi sang ayah sekarang yah,,,
Nar Sih
sabarr ya hana dan pradipta ,cinta kalian msih di uji ,dan semua grgr burhan lgi semoga kalian bisa lewati ujian ini dan menuju kebahagiaan yg sbnr nya ,siip kak lanjutt👍🥰
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
Tuti Tyastuti
hadehhh hendra jangan langsung percaya omongan burhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!