Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
“Aku tidak peduli dengan perjanjian kalian. Aku hanya ingin kau bertanggung jawab dan memenuhi semua hak adikku!” geram Agatha.
”Hak yang mana yang tidak kupenuhi? Tempat tinggal, kendaraan, biaya sehari-hari, bahkan untuk keperluannya aku cukupi,” ujar Arga.
”Tapi kalian tidak pernah tidur bersama layaknya suami dan istri kan? Bagaimana kalian bisa mencintai satu sama lain jika kau menutup diri darinya!”
“Kau ini sebenarnya kenapa ingin mencampuri urusan kami? Mau aku menidurinya atau tidak itu hak ku. Dari awal kami juga sudah memiliki perjanjian bahwa pernikahan ini memang hanya sebatas pernikahan bisnis. Tidak lebih,” jelas Arga.
“Apa kau mencintainya?” tanya Agatha.
Arga terdiam. Ia menaikkan sebelah alisnya karena tak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Agatha.
“Gadis itu, apa kau sungguh mencintainya?”
“Iya. Aku sangat mencintainya melebihi aju mencintai diriku sendiri,” ujar Arga dengan lantang.
Hati Kyraa pun teriris saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Pria yang masih berstatus sebagai suaminya.
“Lalu kenapa kau tidak bisa mencintai adikku? Kalian sudah 2 tahun lebih menikah. Tapi kau malah mencari wanita lain,” ujar Agatha.
“Aku sangat muak dengan ini. Pergilah. Surat cerai sudah dikirim ke rumah kalian kan? Segera tanda tangani itu lalu urusan kita selesai,” ujar Arga.
Disisi lain, Aleya yang tengah bersantai di Paviliun belakang pun mulai merasa ingin buang air kecil. Ia pun beranjak dan hendak masuk kedalam Mansion.
“Nona mau kemana?” tanya Bibi Zhao.
“Ingin ke toilet, Bi,” jawab Aleya.
“A-ah, bagaimana kalau pakai toilet di situ saja,” ucap Bibi Zhao mencoba mencegah Aleya keluar karena takut bertemu dengan Kyraa.
“Tidak mau. Aku ingin memakai toilet dikamar saja,” ujar Aleya kemudian mulai berjalan masuk.
“Nona, disitu saja. Disitu bersih kok!” ujar Bibi Zhao.
“Tidak Bi. Ada apa sebenarnya? Kenapa terus menyuruhku memakai toilet disini?” kesal Aleya.
“T-tidak Nona. Takut nona kelelahan karena harus bolak balik,” ujar Bibi Zhao mencari alasan.
“Sudahlah Bibi tenang saja,” ucap Aleya kemudian berlari kedalam.
Bibi Zhao pun ikut mengejar Aleya yang berlari cukup cepat. Tapi langkah gadis itu terhenti saat mendapati Arga tengah berbincang dengan dua orang wanita diruang tengah. Dave yang sadar pun langsung memberi kode pada Arga. Sementara Agatha dan Kyraa, keduanya langsung mematung begitu melihat kecantikan Aleya.
“Aleya,” gumam Arga.
Pria itu kemudian mendekat. “Mau kemana?” tanya Arga.
“Ke toilet. Siapa mereka?” tanya Aleya pelan.
“Tamu. Ayo, aku akan mengantarmu,” ucap Arga.
“Tunggu!” sahut Agatha.
Langkah mereka kembali terhenti. Aleya pun menoleh kearah Agatha. Arga yang mendengar itu langsung menghela nafasnya kasar.
“Jadi namamu Aleya?” tanya Agatha sembari berjalan mendekat kearah Aleya.
“Ck. Pantas saja Arga tertarik padanya,” batin Agatha.
“Apa kau tahu, kekasihmu ini sudah menikah?” tanya Agatha.
Aleya pun terkejut. Ia mengerutkan dahinya. Tapi gadis itu tak mau langsung percaya dengab perkataan wanita yang baru ia temui.
“Nona, jaga sikap anda,” tegur Dave sembari mencoba menghalangi tubuh Agatha yang semakin mendekati Aleya.
“Jawab aku Aleya! Kau punya mulut kan!” bentak Agatha yang sudah tersulut emosi.
“Kak,” lirih Kyraa saat ia melihat rahang Arga mulai mengeras.
Arga pun mengambil sebuah vas yang berada didekatnya kemudian membantingnya dihadapan semua orang.
“Pergi!” bentak Arga.
“Arga, sudah,” lirih Aleya mencoba menenangkan kekasihnya itu.
Aleya kemudian menarik tubuh Arga dan membawa Pria itu naik kedalam kamar mereka. Sementara Agatha dan Kyraa, keduanya masih mematung karena tak menyangka Arga akan semarah itu.
“Sudahlah kak. Dia benar-benar mencintai wanita itu,” lirih Kyra