Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Gricelin menatap tubuhnya dari balik cermin besar yang ada didalam kamarnya, memang Deris memberikan dirinya kamar yang sangat layak.
Tapi menjadi pelayan dengan baju terbuka dan sangat sexy seperti ini, bukankah dirinya malah lebih pantas disebut sebagai pelayan ranjang dan bukan sebagai pelayan rumah tangga.
"Kenapa lama sekali? Apakah belum selesai ganti bajunya?" teriak Deris dari balik pintu kamar.
Gricelin menjawab dengan suara yang sedikit dipaksakan. "Iya, tunggu sebentar!"
Dengan wajah memerah menahan malu, Gricelin pun keluar dari kamar.
Deris yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu diponselnya berkata dengan nada kesal, "Kenapa lama sekali ganti bajunya?"
"Maaf Tuan Deris," sahut Gricelin.
Tanpa menatap ke arah Gricelin. "Sepuluh menit lagi teman-temanku akan datang kesini! Lebih baik kamu pergi ke dapur dan buatkan minum!"
Gricelin mengejar langkah besar Deris. "Tuan, saya harus buat minuman apa?"
"Apa saja yang kamu bisa," sahut Deris dengan nada dingin.
Gricelin benar-benar dibuat bingung dengan sikap Deris yang berubah-ubah.
Padahal tadi, Deris bersikap sangat baik kepadanya, tapi kenapa sekarang ini berubah buruk lagi.
Gricelin akhirnya memilih abai dan tidak terlalu banyak berpikir, karena dia hanya orang asing.
Baginya sangat tidak pantas menuntut banyak hal pada orang asing, akhirnya Gricelin memilih untuk pergi ke dapur.
Dia segera membuatkan minuman yang Deris minta.
Selain memiliki keahlian menyulam dan balapan mobil, tangan Gricelin juga pandai membuat makanan dan minuman, apapun makanan atau pun minuman yang dia buat pasti memiliki rasa yang enak.
Gricelin membuatkan dua teko mojhito untuk Deris dan teman-temannya.
Deris sedang berbicara dengan teman-temannya dari kota Utara untuk membahas pekerjaan, sampai akhirnya tatapannya terpaku pada Gricelin.
Ia tidak bisa memalingkan pandangannya ke arah lain.
Tatapannya terpaku pada Gricelin yang terlihat sangat cantik dan juga semok, sementara disamping Deris ada Riko, kakak kandung Ana yang kembali ke perusahannya setelah dipecat oleh Rava.
Waluapun Riko juga memiliki perusahaan keluarga yang harus diurus, tapi menjadi asisten pribadi pebisnis nomor satu di negeri ini tentu dia tidak menolakknya.
Selain mendapatkan gaji yang sangat besar, koneksi yang Rava miliki bukanlah main-main.
Riko bahkan bisa mempelajari beberapa sistem perusahaan milik Rava secara gratis.
Saat melihat Gricelin dirumah Deris dengan pakaian seperti itu, awalnya Riko merasa memasang ekspresi terkejut.
Tapi, setelah beberapa saat, akhirnya dia terpikirkan. "Mungkin saja gadis ini sudah dibuang oleh Rava, dan menempel pada Deris. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Ana, mantan tunangan Harley memang menjijikkan dan murahan."
"Berarti berita di luar sana, tentang Marina Fallon ibu kandung Gricelin yang mengatakan jika putri kandungnya suka berganti-ganti pasangan itu memang benar nyata."
Deris akhrinya tersadar saat teman yang duduk disebelahnya menyenggol lengannya.
"Pelayanmu sudah mau pergi!"
Teman Deris yang lain menimpali, "katanya kamu ingin memberikan kita semua pertunjukan yang sangat bagus."
Tatapan teman-teman Deris berubah mesum saat melihat punggung Gricelin yang terbuka, bahkan kaki jenjangnya yang putih bersih membuat mereka semua menelan ludah, karena rok yang dipakai olehnya sangatlah minim.
"Grice ... " panggil Deris.
Panggilan yang ucapkan oleh Deris, langsung membuat Riko menatap Gricelin dengan tatapan penuh penghinaan.
Grice berjalan pelan ke arah Deris, dia merasa dadanya bertambah besar berkali-kali lipat karena hormon kehamilannya.
"Stop!"
Ucapan Deris barusan langsung membuat teman-temannya menatapanya dengan tatapan penuh tanda tanya.
Gricelin bingung saat Deris menyuruhnya untuk berhenti berjalan, karena Deris menatapnya dengan tajam dan marah.
Dia bingung, bukankah dia tidak melakukan kesalahan apapun?
"Sekarang lebih baik kamu kembali ke kamarmu! Jangan pernah keluar kamar saat aku tidak memintanya," ucap Deris dengan nada suara tidak terbantahkan.
Gricelin mengangguk setuju. "Baik, Tuan."
Suara berat Deris terdengar lumayan menakutkan, hal itu membuat semua teman-temannya tidak berani untuk protes.
Karena kedudukan Deris lebih tinggi, jika dibandingkan teman-teman yang berkumpul sekarang ini.
Salah satu teman Deris bertanya, "Dari mana kamu mendapatkan gadis secantik itu? Belum pernah aku melihat kecantikan unik seperti itu di kota Selatan ini."
Deris berkata dengan nada dingin, "Nggak perlu membahasnya lagi, kalau kalian tidak ingin membahas perkejaan. Ya sudah, kalian pergi saja!"
Deris ingin bangkit, tapi Riko buru-buru menghentikannya. "Kita nggak akan bahas dia lagi, ayo kita mulai bahas pekerjaan!"
Deris pun kembali duduk.
Sementara teman-teman yang lain hanya bisa mengalah, mengingat dari kalangan mereka.
Derislah yang paling unggul dikota selatan, dan hal itu tidak bisa dinggangu gugat.
Walaupun bagi Dila, Deris selama ini pernah terlihat pacaran ataupun bersama dengan lawan jenis.
Tapi Deris dan teman-temannya sering pergi ke club malam menyewa para wanita.
Dan biasanya saat Rivan berada di kota Selatan, dia pasti selalu ikut pergi ke club.
Ada beberapa pabrik dan perusahaan bidang otomotif milik Rivan yang ada di kota Selatan.
Biasanya Rivan akan datang ke kota ini seminggu dua -tiga kali, tapi sudah dua Minggu berlalu, Rivan tidak pernah menampakkan batang hidungnya.
Karena terbiasa hampir setiap hari pergi ke klub malam dan menyewa beberapa wanita, teman-teman Deris mengira kalau Gricelin adalah salah satu wanita klub yang disewa Deris untuk mereka.
Makanya mereka bersikap seperti itu, apalagi mengingat pakaian Gricelin yang tak kalah dari wanita club.
Sementara Gricelin duduk termenung didalam kamarnya.
Pikirannya terus berfokus pada Rava, bahkan dia sangat merindukan Rava sekarang ini.
Tapi apalah daya, Rava memang milik orang lain.
Gricelin mengusap perut datarnya. "Tuhan, apa kesalahanku sebenarnya? Kenapa semua orang didunia ini sangat jahat padaku?"
Dia tidak bisa lagi menahan kesedihannya, akhirnya air matanya pun tumpah.
"Kenapa aku harus mengalami patah hati yang kedua kalinya? Dan ayah kandung dari bayiku ternyata sudah milik orang lain," imbuh Gricelin seraya memukul-mukul dadanya sendiri.
Dia berharap hal itu akan meringankan beban yang sekarang menyesakkan dadanya.
Sementara itu ditempat lain, Rava masih berusaha keras untuk mencari Gricelin.
Tapi sampai sekarang belum membuahkan hasil, ntah kemana perginya gadis itu.
"Tuan Rava, ada beberapa rapat yang akan dilakukan dikota Alaska." Titah Dylan asisten pribadi Rava.
"Tolak."
Dylan bingung setelah mendengar jawaban Rava, walaupun dia baru diangkat sebagai asisten pribadi Rava bebarapa hari lalu.
Tapi Dylan sebenarnya memang pegawai lama yang sudah bertahun-tahun bekerja diperusahaan milik Rava.
"Tuan, rapat ini sangat penting. Akan banyak sekali pengusaha luar negeri yang ingin menemui Anda dan melakukan investasi disana." Kata Dylan panik.
"Sebelum aku bisa menemukan Gricelin, aku nggak mau meninggalkan kota ini!" titah Rava, mengingat Gricelin tidak punya teman.
Bahkan gadis itu belum pernah keluar kota.
Dia yakin, Gricelin masih ada dikota ini dan ada seseorang yang menghasutnya untuk kabur.
"Tuan ... "
Rava menggebrak meja, "keluarlah dari sini! Kalau kamu nggak mau aku pecat!"
"Baik Tuan," sahut Dylan ingin segar kabur.
"Oh ya, katakan pada mereka jika mendesakmu. Kalau nggak mau menungguku, ya sudah bisa cari perusahaan lain!"
Amarah Rava terlihat sangat menakutkan, Jordan yang sedari tadi berdiri ditengah pintu, menelan ludahnya yang kelu.
Rasa takut menghampiri dirinya, mengingat jika Rava juga seorang psikopat.
Pintu diketuk, Jordan langsung menampakkan batang hidungnya.
Ekspresi Rava sedikit berubah. "Ada apa?"
Jordan duduk disofa. "Apa yang terjadi?" tanya Jordan.
Rava dengan nada datar menjelaskan permasalahan yang terjadi, bahkan Rava mengatakan akan menguliti orang yang terlibat dengan kaburnya Gricelin.
Jordan menelan ludahnya yang kelu berkali-kali, bahkan dia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
Dia, Rava dan Angel adalah sahabat baik sebelumnya.
Jordan berusaha untuk bersikap biasa saja, dia bertanya, "apakah kamu sangat mencintai Gricelin?"
"Ya, aku sangat mencintainya. Bahkan dia adalah orang yang pernah menyelamatkan nyawaku waktu itu."
Jordan terkejut mendengar penuturan Rava. "Bukankah Angel yang menyelamatkan mu?"
Rava menggeleng.