NovelToon NovelToon
Bodyguard Nona Muda Kaya

Bodyguard Nona Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sijack

Gabriella anashtasia

Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.

Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.

Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.

Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???

Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???

Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???


Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.

Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.


salam Sijack🥰.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31:Mendatangi Akin

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Akin dapat menyenderkan tubuhnya disofa rumah yang nyaman. Tidak ada yang berubah selama dia meninggalkan rumah. Akin memandangi seluruh sudut ruangan yang dapat dia jangkau. Tidak ada siapapun dirumah itu sekarang. Akin berpikir Aries sedang sekolah atau mungkin menginap dirumah temannya. Merasa bosan berada sendirian dirumah,Akin menghubungi temannya untuk datang kerumah.

"Halo,Jom." Seru Akin saat nomor yang dituju sudah terhubung.

"Apa kau sibuk? Bisakah kau datang kerumahku?"

Akin bertanya terlebih dahulu,takut temannya memiliki kesibukkan.

"Iya,aku sedang mendapat jatah libur." Jawab Akin setelah mendapat pertanyaan dari seberang sana.

Terdengar banyak permintaan dengan nada menjengkelkan dari seberang sana.

"Baiklah,aku akan menyiapkan banyak makanan untukmu dan Alan." Jawab Akin.

Lebih baik dia repot sedikit daripada sendirian dirumah.

"Hmmm... kutunggu kedatangan kalian. Jangan lama!" Seru Akin.

Akin mengakhiri panggilannya pada Jom dan meletakkan ponselnya di atas meja didepannya. Akin bangkit dari duduknya berjalan kearah dapur yang tidak jauh dari ruang keluarga. Akin membuka kulkas dan menemukan beberapa makanan yang dapat dimasak. Sepertinya adiknya menyukai hidup sehat. Terlihat beberapa sayuran, daging dan buah didalam kulkas. Dengan bahan yang ada Akin mulai memasak untuk kedatangan dua temannya yang suka makan jika datang kerumahnya.

Butuh waktu 40 menit untuk Akin menyelesaikan masakannya. Akin meletakkan beberapa makanan diatas meja yang berada dihalaman rumahnya. Tak lupa beberapa cemilan yang dia temukan dilemari dapur. Mungkin milik Aries. Akin berniat menggantinya jika dia pergi berbelanja. Terakhir Akin meletakkan sebuah nampan berisi gelas dan juga botol soda berukuran 1 liter. Sudah sempurna jamuan yang disiapkannya untuk kedua temannya.

"Sempurna!" Akin bangga dengan dirinya yang dapat melakukan semua itu dengan sendiri.

Tingtong....

Terdengar bunyi bel dari luar pagar rumahnya. Akin berpikir yang datang adalah Jom dan Alan. Akin bergegas menuju gerbang dan membukanya.

"Kalian lama sekali...." Akin terdiam setelah melihat siapa yang berdiri dihadapannya sekarang.

*******

Gabriella berjalan mondar mandir didalam kamar sambil menimbang nimbang sesuatu. Dari raut wajahnya tampak Gabriella benar benar sedang berpikir serius. Apa ini adalah suatu masalah besar???.

"Hmmm.... baiklah aku akan mendatanginya." Setelah lama berpikir Gabriella mengambil satu keputusan yang menurutnya tepat.

Gabriella melangkah keluar kamarnya mencari keberadaan pengawal yang senantiasa berada disamping ayahnya.

Sepertinya takdir sedang berpihak pada dirinya.

Gabriella melihat Erick yang sedang berjalan menuju ruangan ayahnya.

"Erick!!" Teriak Gabriella. Dia langsung berlari kecil menghampiri Erick

Erick berdiam diri ditempat setelah mendengar teriakan nonanya yang memanggil namanya.

Erick menunduk sopan ketika Gabriella sudah berdiri dihadapannya.

"Nona,apa yang anda butuhkan?" Tanya Erick. Jarang sekali nona mudanya ini mencari dirinya.

Gabriella kembali menimbang nimbang pertanyaan yang ingin dilontarkannya.

"Mmmmm...." Gabriella kembali berpikir lagi.

"Ada apa,Nona??" Tanya Erick. Dia melihat keraguan diwajah nona mudanya dan itu jarang sekali terjadi jika bukan hal mendesak.

"Anda jangan ragu jika ingin menginginkan sesuatu,Nona."

Gabriella menatap pengawal ayahnya.Seperti cenayang,Erick dapat menebak dirinya sedang dalam keraguan.

Dengan menghilangkan rasa gengsinya, Gabriella menyebutkan apa yang diinginkannya.

"Berikan Aku alamat rumah Akin." Gabriella mengucapkan kalimat itu dengan satu tarikan napas.

Erick menaikkan sebelah alisnya,merasa aneh mendengar permintaan nona mudanya.

"Nona,apa saya tidak salah dengar??" Tanya Erick dengan nada berhati hati. Takut menyinggung nona mudanya. Bagaimana dia tidak bertanya seperti itu,jika nonanya menginginkan alamat rumah salah satu pengawal. Untuk apa??.

"Kau tidak salah dengar,cepat beri tahu Aku dimana alamatnya??" Gabriella meminta dengan nada tidak sabaran.

Erick mengikuti permintaan nona mudanya. Dia membuka tablet yang berada ditangannya. Erick membuka sebuah file berisi semua data tentang pengawal dan pembantu rumah utama. Tak butuh waktu lama Erick menemukan data milik Akin dan memberitahu info yang dibutuhkan nona nya.

"Alamatnya di jalan...." Erick menyebutkan alamat Akin dengan lengkap tanpa kurang satu nomor pun.

Gabriella mengangguk setelah mendengarkan dengan seksama.

"Baiklah,terimakasih. Kau bisa pergi!."

Erick menunduk pertanda undur diri. Baru saja Erick akan melangkah pergi, Gabriella kembali menahannya.

"Tunggu!" Tahannya. Erick kembali menghadap nona mudanya.

"Hal ini jangan disampaikan pada ayah,kau mengerti?" Terdengar nada ancaman dari kalimatnya.

Erick hanya tersenyum kemudian melangkah pergi meninggalkan nonanya.

Setelah mendapatkan alamat rumah Akin,Gabriella bergegas pergi ke kamarnya dan mengambil kunci mobil miliknya. Ternyata hal yang membuatnya berpikir lama dari tadi adalah masih menyangkut Akin. Tanpa Gabriella sadari semua yang dia lakukan hari ini karena perasaannya yang mulai berubah pada pengawalnya itu.

Gabriella berjalan melewati ruang keluarga. Langkahnya terhenti ketika mendengar Noah yang memanggilnya. Noah sedang bersantai sendirian diruang keluarga sambil membaca KOMIK.

Bukan hal yang mengejutkan bagi Gabriella melihat kakaknya itu. Mengingat Noah memiliki sedikit kelebihan dari orang lain.

"Mau kemana kau? Kenapa terburu buru?"  Tanya Noah. Dia heran melihat Gabriella yang tampak tergesa gesa.

Meskipun Noah terlihat aneh. Tapi,dia selalu memperhatikan seluruh keluarganya. Walaupun Evelyn yang jarang dirumah sekalipun.

"Aku sedang ada urusan,aku pergi dulu." Gabriella langsung melangkah pergi meninggalkan Noah yang masih menatap kepergiannya dengan rasa bingung.

"Wuihhh...memang anak anak sekarang." Ucap Noah setelah Gabriella meninggalkannya. Noah kembali membaca komik yang berada ditangannya.

Sesekali Noah terbahak membaca komik yang sedang dibacanya. Memang untuk seumuran Noah,apa yang dilakukannya bukanlah hal biasa. Tapi,terkecuali disini. Dirumah utama. Semua orang harus menganggap apa yang dilakukan Noah Tanwarin bukanlah hal yang aneh jika tidak ingin mendengar amukan keluar dari mulutnya.

********

Gabriella menghentikan mobilnya pada alamat yang diberikan oleh Erick. Gabriella memandangi rumah yang ada didepannya. Tidak dapat terlihat langsung halaman rumah itu,karena ada tembok tinggi dan pagar yang menutupinya.

Gabriella keluar dari mobilnya dan berjalan kearah pagar rumah itu. Saat ini jantung Gabriella berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Bagaimana tidak? Dia sendiri yang menghindari Akin,tapi sekarang...

Lihatlah dia rela datang kerumah ini hanya untuk berbaikan dengan pengawalnya itu. Atasan mana yang akan berbuat seperti Gabriella.

Gabriella menarik dan menghembuskan napasnya secara perlahan. Berharap dirinya bisa rileks dan tidak berekspresi konyol dihadapan Akin.

"Baiklah" ucapnya pada diri sendiri ketika sudah merasa lebih tenang.

Gabriella menekan tombol bel yang berada disamping pagar. Gabriella membuat ekspresi seperti biasa,agar tidak disangka aneh aneh oleh pengawalnya.

Terdengar bunyi seseorang membuka slot pagar. Gabriella segera memasang wajah datarnya. Wajah tanpa ekspresi.

"Kalian lama sekali..." ucap Akin ketika sudah membuka pagarnya. Akin terdiam melihat Gabriella yang berdiri didepan pagarnya.

"Nona.." Ucap Akin dengan ekpresi terkejut.

"A..apa yang anda lakukan disini??"

Gabriella hanya menatap Akin dengan tatapan datar. Tidak tau saja jantungnya sudah seperti lari marathon.

"Ehemm... apa kau tidak mau membiarkanku masuk?" Sindir Gabriella. Mengingat mereka sedang berada didepan pagar.

Akin sudah mulai menguasai dirinya dari rasa terkejut,memasang ekspresi tak kalah datar dari Gabriella.

"Silahkan masuk,Nona!" Dengan nada datarnya mengajak Gabriella masuk kedalam halaman rumahnya.

Mereka sama sama bersikap seperti saat terakhir kali berdebat. Keduanya sama sama gengsi menunjukkan sikap perdamaian. Padahal sudah sama sama ingin saling berbicara tapi malah sok cuek.

Akin membawa Gabriella ke meja yang sudah terdapat makanan yang sudah disiapkan.

Bibir Gabriella berkedut menahan senyum yang akan keluar.

Apa Akin menyiapkan semua ini untukku?

Gabriella merasa hatinya seperti dihujani banyak bunga ketika melihat jamuan yang disiapkan Akin. Gabriella berpikir Akin adalah orang yang manis.

"Apa kau menyiapkan ini untuk..." belum selesai Gabriella berbicara,Akin sudah menyelanya.

"Itu untuk teman temanku,Nona." Sela Akin lebih dulu. Tidak ada nada bersalah ketika mengucapkan itu.

Gabriella mengerjapkan kedua matanya. Tidak menyangka Akin akan berbicara jujur. Alih alih membuatnya senang walaupun harus bohong,tapi Akin... malah membuatnya kesal dengan kejujurannya.

"Owhh.. teman temanmu,yah." Gabriella terkekeh sambil mengangguk pelan.

Menyesal aku mengatakan dia dapat bersikap manis. Dia tidak lebih seperti kopi. Pahit.

"Sepertinya aku datang pada waktu yang tidak tepat,yah." Jawabnya dengan nada bersalah. Gabriella pura pura menyesali kedatangannya yang tiba tiba. Gabriella memasang raut merasa bersalah dihadapan Akin.

"Tidak apa,Nona. Teman teman saya masih lama datangnya." Jawab Akin tidak enak melihat wajah Gabriella yang merasa bersalah.

"Apa yang anda lakukan disini,Nona??"

Akin kembali mengingat tujuannya mengajak Gabriella masuk. Bertanya kedatangan nonanya itulah hal yang paling ingin ditanyakannya.

Gabriella menghela napasnya.

"Apa kau tidak mau menyuruhku duduk?? Sungutnya kesal.

Bagaiman tidak?? Dari tadi Akin tidak ada inisiatif sama sekali. Seakan akan Akin tidak menyukai kedatangannya.

Akin menyadari bahwa mereka berdua dari tadi hanya berdiri saja. Saking penasaran dengan kedatangan nonanya yang tiba tiba,Akin sampai melupakan attitude menyambut tamu.

"Maaf,Nona. Silahkan..." ucapan Akin menggantung karena Gabriella langsung mendudukan dirinya tanpa menunggu Akin menyelesaikan ucapannya.

Akin menghela napasnya. Dia sudah biasa dengan sikap nonanya. Terlebih Akin mendapati Gabriella memasang raut kesal.

Akin ikut mendudukkan dirinya dikursi kosong disamping Gabriella.

"Baiklah,Nona. Tolong jawab pertanyaan saya yang tadi?" Akin kembali serius akibat rasa penasarannya.

Tidak ada hal yang lebih membuatnya penasaran dan jantungan setengah mati kecuali saat ini. Saat Gabriella datang tanpa aba aba. Disaat dia sudah tidak mau menganggu nona mudanya. Saat Gabriella mendatangi dirinya dirumahnya sendiri.

"Memang kau bertanya apa?? Dengan wajah polosnya Gabriella balok bertanya. Dia tadi memang tidak terlalu mendengarkan ucapan Akin karena rasa kesalnya.

Akin melongo mendengar pertanyaan nonanya. Dua kali dia sudah mengulang pertanyaannya dan nona mudanya tidak mengingatnya.

Akin menarik napasnya agar tidak tersulut emosi.

"Apa yang anda lakukan disini,Nona??" Akin menekan setiap kalimat yang dilontarkannya. Tapi dengan intonasi rendah. Terdengar seperti menahan kesal.

"Memangnya aku tidak boleh berada disini?? Kau pengawalku. Jadi terserah aku mau mendatangimu atau tidak!!." Sungutnya marah. Bukannya menjawab pertanyaan Akin,Gabriella bertanya balik. Seakan Akin yang sudah berbuat salah.

Setelah bekerja sebulan dirumah utama. Akin dapat memahami semua emosi Gabriella. Jika nona nya ini dibalas dengan api atau emosi, maka nonanya akan lebih meledak. Dan Akin sekarang tidak ingin berdebat lagi dengan Gabriella. Alih alih mereka akan berbaikan yang ada malah tambah cekcok.

"Saya senang Nona datang kesini." Ucap Akin dengan tenang.

Akin lebih memilih membalas dengan air daripada menyiram minyak yang malah akan membuat nonanya meledak.

Gabriella yang awalnya kesal dengan Akin setelah mendengar ucapannya malah membuatnya terdiam.

Dia tidak menyangka Akin akan menjawab seperti itu. Gabriella kira Akin akan sama emosinya seperti dirinya. Padahal Gabriella sudah menyiapkan seribu jawaban untuk menang dari pengawalnya ini.

"Ehem...." Gabriella berusaha mengatur raut wajahnya agar terlihat biasa saja. Jangan sampai Akin melihatnya terpengaruh dengan ucapannya.

"Baiklah... niat kedatanganku kesini..." ucapan Gabriella terhenti saat Akin menyuruhnya diam.

"Apa nona mendengar sesuatu?" Tanya Akin sambil menanjamkan pendengarannya.

Gabriella mengerutkan dahinya.

"Tidak."

Akin kembali menajamkan pendengarannya.

"Apa anda datang kesini sendirian??"

Gabriella mengangguk.

"Iya,aku sendirian." Jawabnya mulai kesal dengan pertanyaan Akin.

"Memangnya kenapa?" Tanyanya kesal. Akin menyuruh Gabriella untuk kembali diam.

Diwaktu bersamaan datang 2 orang bertopeng menghampiri mereka berdua sambil menodongkan pistol dikepala keduanya. Gabriella dan Akin saling bertatapan sambil mengangkat kedua tangan mereka. Tidak ada yang dapat mereka lakukan selain menyerah. 2 orang itu menutup kepala Akin dan Gabriella dengan kain hitam dan membawa mereka pergi.

Tak lama dari itu sebuah ponsel berdering diatas meja didalam rumah.

Jom is calling.

1
Amy Carissa
bagus nih ceritanya 😍 salam hangat dari "my Unspoken Goodbyes" jangan lupa mampir juga🤗
BodySnatcher
Tidak ada kata lain selain "woah"!!! 😱😍
Sijack
siap ditunggu yahh
Talklesswinmore
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!