Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?
Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAS 35
Keduanya kini tenggelam dalam pagutan bibir yang lembut, awalnya ciuman itu cukup perlahan, hingga lama kelamaan, kedua bibir itu saling berpagut gairah hingga mengeluarkan suara lenguhan dari Nasya. Tak lama Zayn melepas ciumannya dan menatap sang istri dengan senyuman.
"Terimakasih, sudah mau menunggu cintaku untukmu."
Nasya tersenyum dan kembali memeluk Zayn dengan erat. Dia benar-benar bahagia malam ini bisa meluluhkan hati suaminya yang dingin.
"Boleh kan malam ini aku memintanya?"
Pertanyaan Zayn berhasil membuat jantung Nasya berdetak tidak karuan. Dia mulai panas dingin saat membayangkan dirinya di atas ranjang bersama sang suami nanti. Tapi, dia tidak boleh egois. Statusnya yang sudah sebagai istri harus mau memenuhi keinginan suaminya kapan pun dan dimana pun.
Nasya lalu perlahan melepas pelukannya, dia menunduk malu tak berani menatap sang suami. Hingga akhirnya, Zayn mengangkat dagu Nasya dengan lembut agar mata Nasya bertatapan dengannya.
"Boleh?" tanyanya lagi dan itu berhasil membuat Nasya tersenyum sipu menahan malu.
"Iya... Boleh..." sahut Nasya sangat lirih nyaris tak terdengar.
"Ya sudah, kalau begitu kita sholat dulu. Setelah itu kita makan malam, agar aku mempunyai banyak tenaga untuk menerkam mu malam ini."
Nasya seketika mencubit perut sispek suaminya dan menenggelamkan wajahnya di dada Zayn hingga membuat pria itu terkekeh lucu karena sikap sang istri yang malu-malu.
~
Selesai makan malam, Zayn dan Nasya dengan khusuk melaksanakan sholat malam pertama. Zayn membacakan ayat suci Alqur'an dengan suara yang sangat merdu. Nasya yang berada di belakangnya sangat menikmati suara indah itu.
Hingga tak lama, sholat pun berakhir. Nasya mencium tangan suaminya lalu Zayn meletakkan telapak tangannya di ubun-ubun sang istri. Dia membacakan doa untuk benar-benar melaksanakan malam pertamanya.
"Bismillah... Kau sudah siap kan?" tanya Zayn untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Dia baru pertama kalinya akan menyentuh wanita di atas ranjang dan tak lain itu pada sepupunya sendiri yang sejak kecil sering bermain dan berlarian bersama.
"Insyaallah, Nasya sudah siap, Kak." sahutnya menunduk masih berada di atas sajadah.
"Alhamdulillah... Baiklah kalau gitu, mau aku buka kan hijabnya? Atau buka sendiri?"
Dengan kepala yang masih menunduk, Nasya membuka mukenahnya dan perlahan membuka hijab intans yang selalu ia kenakan jika di dalam rumah. Dengan jantung yang tidak bisa di kondisikan, Zayn nampak terpesona saat melihat istrinya membuka hijab.
"Subhanallah... Kamu cantik sekali kalau nggak pakai hijab?" ucapnya dengan mata berbinar sedangkan Nasya yang di puji ingin sekali berguling-guling tapi tak bisa ia lakukan karena ada suaminya saat ini.
"Kita ganti baju dulu, ya?" lanjut Zayn dan Nasya mengangguk.
Zayn bangkit dan melipat sajadahnya kemudian melangkah menuju koper miliknya. Dia mengeluarkan sesuatu yang sudah ia beli saat masih di Jakarta. Sebuah paper bag Zayn memberikannya pada Nasya.
"Ini, pakailah. Aku ingin melihatmu memakai baju itu." ungkap Zayn dan Nasya menerimanya dengan dua tangan.
"Apa ini?" tanya Nasya sedikit heran.
"Pakai saja, jangan membantah perintah suami."
Cup
Zayn dengan senyuman mengatakan itu lalu mengecup bibir Nasya singkat. Zayn kembali berbalik menuju kamar ganti untuk memakai sarung dan kaos singlet miliknya. Sedangkan Nasya masuk kamar mandi untuk mengganti pakaiannya di sana.
Dengan rasa penasaran yang sangat besar, Nasya membuka kotak itu dan dengan mata membulat Nasya menutup mulutnya memakai kedua tangan.
"Astaghfirullah... Pakaian apa ini? Kenapa Kak Zayn menyuruhku memakai ini?" dengan ekspresi tak mengerti, Nasya menghadap cermin dan menempelkannya di tubuh.
Seketika bahunya bergidik ngeri membayangkan dirinya sendiri memakai lingeri warna merah maron itu.
"Hiii.... Masa aku suruh pakai itu? Apa Kak Zayn salah beli ya?" gumamnya bertanya dengan dirinya sendiri.
Lima menit, sepuluh menit, tiga puluh menit, Zayn tak juga melihat pintu kamar mandi terbuka. Pria itu mau tidak mau beranjak lalu berjalan menuju kamar mandi dan mengetuknya.
Tok...Tok...Tok...
"Nasyaa.... Apa kau baik-baik saja?"
Mendengar suara kamar mandi di ketuk, Nasya gelagapan. Dia tidak tahu harus keluar mengenakan itu atau tidak. Tapi, bajunya sudah terlanjur ia pakai. Bahkan, rambut panjangnya ia gerai hingga pinggang membuat kecantikannya berkali-kali lipat. Tak mendapat jawaban dari Nasya, Zayn akhirnya kembali mengetuk seraya membuka gagang pintu.
"Nasyaaa... Apa kau membutuhkan sesuatu? Buka pintunya Nasya... Jangan buat aku khaw...!"
Ceklek....
Pintu terbuka dengan sangat pelan, Zayn nampak terpaku melihat sosok bidadari yang keluar dari kamar mandi. Dengan mata membola, Zayn tidak bisa lagi mengeluarkan suaranya seakan terhenti di tengah tenggorokan.
Sedangkan Nasya hanya menunduk seraya membetulkan tali di bahunya dan terus berusaha menurunkan dress tersebut agar menutupi lututnya yang putih mulus.
"Nasyaa... Kau..." pujinya lirih tanpa melepas tatapannya dari sang istri. "Kemari lah, kita duduk dulu di sana." lanjut Zayn meraih tangan Nasya dengan lembut kemudian membawanya di tepi ranjang.
Zayn tak hentinya menatap Nasya dengan kagum, sedangkan Nasya yang terus di tatap seperti itu membuat jantungnya terus berdebar kencang.
"Maaf, Kak. Apa aku tidak bisa mengganti pakaiannya dengan baju tidur biasa? Aku tidak nyaman memakai ini." setelah cukup lama terdiam, Nasya akhirnya bersuara.
Zayn hanya tersenyum melihat tingkah istrinya saat ini. Dia lalu bergeser mendekat dan menyentuh kedua tangan Nasya yang sejak tadi menutupi pahanya agar tidak terlihat.
"Aku ingin kau selalu memakai pakaian ini jika berada di dalam kamar bersamaku. Aku sudah membeli banyak baju seperti ini dengan model dan warna yang beda-beda."
Hal itu sontak membuat mata Nasya mendongak menatap Zayn dengan mata melotot. Tidak bisa dibayangkan jika dirinya setiap malam memakai pakaian haram itu. Bisa-bisa dia masuk angin jika terus seperti itu, pikirnya.
"Tapi Kak, aku... Emph..."
Ucapan Nasya terhenti karena Zayn membungkam menggunakan bibirnya dengan lembut. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi sejak pertama kali Nasya keluar dari kamar mandi menggunakan dress tersebut.
Dengan sedikit rakus, Zayn perlahan turun ke leher Nasya dan itu membuat Nasya merasakan seluruh tubuhnya berdesir hebat. Setelah puas bermain di leher mulus sang istri, Zayn menatap Nasya dengan intens.
"Bisa kita melakukannya sekarang?"
Nasya mengangguk menatap suaminya dengan tatapan yang sudah di penuhi gairah. Setelah mendapatkan lampu hijau, Zayn membopong tubuh Nasya dan membaringkannya di atas kasur dengan perlahan.
Kini tinggal dirinya berbaring di atas tubuh sang istri kemudian kembali melumat bibirnya dengan sangat bergairah.
"Emphh..."
Permainan Zayn cukup membuat Nasya berhasil mengeluarkan suaranya dan itu membuat Zayn semakin bersemangat untuk bermain-main di tubuh wanitanya.
Cukup puas bermain di seluruh tubuh sang istri dari atas hingga bagian bawah, kini Zayn kembali bersejajar dengan wajah Nasya di atasnya. Dengan tatapan gairah, Zayn mengatakan sesuatu.
"Untuk pertama kalinya mungkin sakit, tapi jika kau tidak tahan katakan saja. Aku akan menghentikannya sebentar."
Nasya mengangguk memberi senyuman, dia juga takut sebenarnya. Tapi apa boleh buat, ini sudah menjadi kewajibannya sebagai istri untuk memenuhi nafkah batin sang suami.
"Akh... Ssstt... Sakit Kak." lirih Nasya meremas bahu Zayn.
Zayn yang baru berhenti sesaat, kini akan mulai menekannya lagi. Agar malam ini benar-benar berhasil memiliki Nasya seutuhnya.
Triiing...Triiing...Triiing...
Keduanya saling pandang, baru di ujung dan belum ada tanda-tanda pedangnya masuk, ponsel Zayn tiba-tiba berdering, hal itu membuat Zayn sedikit kesal. Pria itu akhirnya tak menghiraukan ponselnya yang terus berdering, dia masih saja berusaha untuk lolos menerobos goa milik sang istri.
Triiing...Triiing...Triiing...
"Ck! Siapa sih! Ganggu saja!"
...****************...
smg ibunda husnul khotimah diterima amal ibadah dan dimaafkan
dosa dan kesalahnya mdpt t 4 terbaik disisinya kelg ihlas melepas sowan ibudanya.Aamiin