NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:23.3k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 35.

Gala pulang disambut hangat oleh syahla yang berdiri dengan pancaran senyum merekah, seperti biasa istrinya itu membantunya melepaskan jasnya, dasinya, juga sepatunya. Tak lupa sasa juga menyiapkan air hangat untuknya mandi, terakhir ia membersihkan luka tembak yang sudah mengering.

Sepasang pasutri itu tampak gemas tapi gak bucin apalagi ayang-ayangan layaknya pasutri lain, masih dimaklumi perkembangan hubungan antar keduanya masih terbatas kurang sinyal—kurang peka dan tergolong pasangan yang susah untuk dekat.

Tapi bukan berarti mereka suka bertengkar juga, layaknya film drama full house yang dibintangi Rain dan Song hye kyoo.

Malam ini suasana begitu tenang setenang air dikolam ikan depan rumah, syahla duduk di balkon sembari menikmati malam sunyi itu. Sementara gala baru menyelesaikan makan malamnya yang telat, karena harus mengurus jena yang kini mungkin terlena dengan jebakan yang dibuatnya sendiri.

Lelaki itu menyusun piring dan gelasnya dinampan, lalu menyimpannya dimeja yang ada di kamar luas itu. Melihat syahla yang tampak sedih, membuatnya ingin menyusul dan melangkah ke teras luar kamar tersebut.

"Elo kenapa?" tanya Gala dengan tangan bersidekap dan menyandarkan bahunya pada dinding dengan gaya miring.

"Gak apa-apa, cuma kangen pekerjaan aja. Dulu setiap hari di rumah sakit, sekarang di rumah terus," jawab Syahla menundukkan kepalanya, ia sadar sudah jadi seorang istri jadi harus nurut pada suami.

Lagi pula semua kebutuhannya terpenuhi hingga ia tak perlu bekerja di rumah sakit lagi, rumah pun sudah tersedia dan ia hanya ongkang-ongkang saja sekarang—dengan keamanan 24 jam full.

Tak ada lagi yang menyuruhnya memasak, membereskan rumah atau bahkan melayani penghuni rumah, semua urusan segalanya sudah diatur oleh asisten dia hanya meminta dan langsung dilayani dengan baik.

Gala mendekatinya dan duduk disamping syahla, meliriknya lalu menghela nafas berat, rasanya bersalah juga mengekangnya seperti burung tapi bukan berarti dia tak diurus.

Baru sehari tinggal disini syahla sudah merasa bosan, lalu bagaimana kedepannya?

"Elo gak betah tinggal disini?" tanya Gala.

"Bukannya gak betah, hanya saja belum terbiasa. Mana sasa tahu mas gala orang kaya, mungkin ini timpal balik kehidupan aku, yang dulunya kudu mandiri sekarang kudu bergantung sama kamu," sahut Syahla yang membuat Gala tersenyum senang.

Inilah yang gala inginkan, istri yang bergantung padanya apapun itu, ia tak suka wanita yang berkeliaran diluar sana apalagi dengan pakaian yang super ketat, seakan dunia tekstil sudah gulung tikar dimana-mana.

Ia senang setiap hari dirinya dilayani, setiap hari dirinya disambut hangat oleh wanita yang terikat menjadi istrinya. Ya, rumah tangga seperti inilah yang gala impikan.

"Terus elo maunya gimana? Jalan-jalan, minggu ini gue free." Gala menghela nafasnya lagi.

"Tapi jika elo mau kerja, sorry gue gak ijinkan. Ini jakarta bukan garut yang bahayanya dimana-mana, apartemen saja bisa gak aman seperti hal nya kemarin. Jadi, gue harap elo paham," papar Gala.

Syahla terdiam, ia tahu apa yang diucapkan suaminya adalah yang terbaik untuknya, meski ia harus terkekang tanpa merasa bebas hati dan kesepian didalam sangkar emas.

Tidak, tidak sepenuhnya ia kesepian.

Ada suami yang memberinya sandaran, seorang pria yang menghapus lukanya dan membawanya lari dari kekejaman keluarganya, bukankah itu yang dia inginkan dahulu.

"Jangan bilang, elo ingin ketemu si ilham," tuduh Gala tiba-tiba membuat syahla terkejut.

Plak

Suara pukulan pada lengan gala mendarat dari tangan mungil istrinya, sementara lelaki itu hanya memasang wajah datar lalu menyandarkan kepalanya pada dinding.

"Enak aja, gak lah," jawab Syahla dengan sebalnya.

"Dulu mas bilang cuma pekerja kantoran jadi sasa pikir kita hidupnya sederhana aja, tapi setelah banyak kejadian ternyata duit kamu banyak. kamu juga bilang tumbuh di panti asuhan, aku pikir kamu yatim piatu dan orang tua kamu itu orang tua angkat ternyata orang tua kandung. Kamu banyak bohongnya, mas imam," ungkap Syahla menjelaskan kekesalan hatinya dengan bibir cemberut.

Gala menciut, dulu mikirnya mau hidup sederhana saja di apartemen agar syahla tak tahu dirinya seorang penerus perusahaan dan mafia yang suka banting cewe, tapi setelah banyak kejadian membuatnya harus terbuka secara perlahan.

Kepala lelaki itu pening, ia termakan kebohongannya sendiri, makanya sekarang ia hanya menelan ludahnya sendiri yang terasa pahit ditenggorokannya.

Gala memijat keningnya hanya untuk meredakan kecerobohannya, lalu ia mulai ingat sesuatu tentang rumah yang mereka huni—banyak barang haram yang disimpan rapi di ruangan khusus dan tersembunyi.

"Jangan sampai ia tahu, disini ada gudang senjata ilegal," gumam Gala dalam hati.

Gala kembali menatap syahla dan memberinya penjelasan atau lebih ke membela diri.

"Maaf, kalo itu. Tapi gue gak bohong seluruhnya juga, sejak lahir emang tumbuh di panti sebelum mamah sama papah rujuk," ungkap Gala.

Lelaki itu mencubit hidung syahla dengan sengaja, "Awas kalo elo minta cerai, gak akan gue lepasin sampai lari ke antartika juga gue kejar," ancamnya.

Syahla segera melepaskan tangan gala dari hidungnya lalu mengusapnya pelan.

"Dih, siapa juga yang mau cerai dari mas gala? Suami aku ini udah ganteng, sholeh, kaya pula. Rugi lah kalo aku cerai dari kamu, iyakan!" mata Syahla berkedip-kedip lalu mencium tanpa sentuhan atau disebut ciuman singkat yang melayang di udara.

Gala menjauhkan wajahnya kala kedipan dan ciuman itu menuju padanya, meski tak bersentuhan tapi nyangkutnya sampe ke hati. Lelaki itu tak menyangka syahla akan bersikap secentil itu, untuk kali pertama tentu ia merasa kaget.

"Aa imam gala itu udah paket komplit buat sasa, wkwkwkwk," ujar Syahla yang beranjak meninggalkan gala sendirian dan masuk kedalam kamarnya dengan suara cekikikan yang terdengar sampai keluar.

"Paket komplit, dia pikir gue KFC," gerutu Gala namun setelahnya ia tersenyum setelah mendapatkan ciuman yang tak bersentuh itu.

"Dia ganjen juga, ternyata," gumamnya sambil memejamkan mata lalu kembali tersenyum, terbawa perasaan atau bahasa gaulnya baper.

Ya ... Si abang udah mood bucin sekarang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lain halnya ditempat lain, ruangan dengan cahaya temaram dan wangi yang masih semerbak bunga mawar, yang baru saja lecet karena pergerakan dua manusia tanpa ikatan. Diatas ranjang mereka masih menikmati sesi bergulat dengan lincahnya tanpa ada rasa malu lagi, seolah sudah terbiasa melakukan malam indah menggelora tersebut.

Suara lenguhan wanita bersahutan dengan suara desahan dari seorang pria yang menjamahnya, sudah dua kali pria itu memuntahkan lavanya, seakan tak ingin berhenti disitu dan hanya ingin terpuaskan dan memuaskan.

Kapan lagi ia bisa menikmati tubuh wanita yang ia taksir sejak pertama bertemu, bawaannya memang tenang tapi pikirannya bergejolak antara rasa bersalah dan juga ingin menaklukan kesombongan wanita yang ada dalam kungkungannya.

Jena yang sudah merasakan lelah, tak sanggup lagi membuka matanya namun tubuhnya masih bereaksi menerima sentuhan hangat lelaki yang ia kira gala. Ia hanya ingin semuanya berhasil, benih yang tertanam itu akan berbuah manis nantinya, jadi ia masih pasrah dengan apa yang sedang berjalan.

"Gala, ssss su-sudah," ucap Jena merasakan sesuatu yang membuatnya ingin meledak luar biasa.

Wanita itu mengejang lalu melenguh, tangannya mencakar punggung pria yang menjamahnya, setelahnya tubuhnya lemas dengan dada yang mengembang lalu mengempis pelan dan deru nafas yang terengah karena lemas.

"Belum sayang, sebentar lagi, ya," sahut pria itu sembari kembali menghentakkan pinggulnya, menerobos pintu yang sudah ia pecahkan kacanya.

Jena merasa telinganya salah dengar, ia hapal suara gala namun ... Kenapa suaranya berbeda? Apa alasannya karena penyatuan mereka, bisa mengubah suara dan ucapan yang biasa kasar jadi lembut.

Tidak, ia yakin pria yang menyentuhnya adalah gala, pikir jena.

Pria itu mempercepat gerakannya lalu mengerang lagi, merasakan lavanya kembali muntah kedalam rahim wanita yang bernama jena. Ia mendiamkannya sejenak, mungkin sengaja agar semakin dalam tumbuh dan berbuah sesuai perintah bosnya.

Lelaki itu menggulirkan tubuhnya disamping wanitanya kemudian menarik badan jena kedalam dekapan hangatnya, ia mabuk tapi tak sepenuhnya—ia masih sadar dengan apa yang dilakukannya—semata-mata hanya ingin memilikinya.

Jena terlelap dalam dada yang kulitnya ia rasakan hangat dan bercampur dengan peluh, aroma maskulin yang biasa dipakai gala begitu menenangkan dan melelapkannya. Sedangkan lelaki itu matanya belum terpejam ia masih memikirkan, apa yang terjadi setelah jena tahu ia bukan gala?

Pikirannya melayang pada sore hari dimana ia dihubungi oleh arhan secara mendadak.

Flash back on ...

Dia berjalan cepat kala atasannya menunggunya di depan rumah gala, setelah melihat mobil yang dimaksud ia masuk kedalam mobil tersebut tanpa banyak bertanya.

Ditengah perjalanan barulah percakapan dimulai, saat pria itu masih bersemangat untuk bekerja.

"Ada tugas buat elo, van," ujar Arhan yang berada di kursi belakang bersama pria yang akan berpura-pura menjadi gala dalam semalam.

"Tugasnya enak bayarannya gede," timpal Ari yang berada dikursi depan samping kemudi sembari tersenyum penuh makna yang mendalam.

"Tugasnya apa bang? Kalo mudah saya mau, tapi kalo sulit saya mundur saja sekarang," tanya lelaki itu dengan kaku dan polosnya.

"Tugasnya enak, elo tinggal makan dodol rasanya legit dan masih terbungkus rapi dibalik kertas bertuliskan piknik," Ari yang menjawabnya dengan nada yang penuh dengan candaan.

Supir yang sama-sama orang garut itu terkekeh begitu juga dengan arhan, apalagi ari yang memperkenalkan dodol terenak di kota intan tersebut selalu membawa oleh-oleh dodol jika pulang kampung.

Plak

"Diem lo, ari!" geplak Arhan pada kepala adik se-pantinya, menyudahi candaan mereka.

Ari meringis memegang kepalanya tapi selanjutnya ia tertawa, "Gue jadi inget dodol piknik, euy!" ujarnya ditengah gelak tawa.

Arhan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang super bangor, tapi jika tak ada ari, arhan pun merasa kesepian karena tak ada yang bisa ia andalkan selain lelaki itu.

Lalu pria itu hanya diam, tak paham dengan apa yang dimaksud atasannya. Makan dodol bukanlah hal yang sulit, bukan. Tentu ia mau apalagi dengan bayaran yang besar.

"Jadi van, begini. Elo naksir jena kan? Si bos ingin elo gantiin dia berhubungan sama jena, tenang bayarannya gede elo bisa buka usaha di kampung dan sekolah-in adek lo juga sampai tamat," tutur Arhan dengan jelas, singkat tapi gak padat.

"Saya masih belum paham, Bang," ujar Lelaki itu.

Ari dan supir terkekeh saja sedangkan arhan hanya bisa tepuk jidatnya sendiri, sulit memang menjelaskan hal yang intim dengan orang yang masih polos kayak anak TK.

"Elo ditugas-in hamil-in mba jena oleh bang gala," seloroh Ari memperjelas.

Tentu saja lelaki itu terkejut mendengarnya, ia memang suka sama jena tapi ia tahu diri, ia berasal dari kampung dan penghasilannya ia pakai untuk ibu dan adiknya sisanya ia simpan.

"Gimana, van?" tanya Arhan, "Kesempatan ini gak datang dua kali, dan bayarannya 300 juta.

Laki-laki polos itu mulai berpikir dalam, resikonya tentu ada yakni dari jena tapi ia juga butuh uang itu.

"Iya, saya mau bang," jawab Evan akhirnya dengan yakin.

"ok!" seru Arhan.

Mereka bertemu di hotel, saat jena mengganti pakaiannya di kamar mandi saat itulah mereka bertukar peran—Jas dan dasi mereka bertukar— Selanjutnya semua terjadi dengan mudah setelah gala memberikan intruksi.

Tak ada kesulitan yang dia dapat, semuanya berjalan dengan alurnya walau ia sempat menolak untuk melakukannya dan akan menyadarkan wanita itu, tapi sentuhan dan godaan jena berhasil merobohkan imannya.

Dan ia akhirnya melaksanakan tugas negara, dengan dan niat akan menikahinya.

Flash back off ...

Evan menyelimuti tubuh jena dan juga dirinya setelah apa yang terjadi malam ini, ia tidur sembari memeluk tubuh jena yang polos hingga pagi akan menjelang. Tak ada raut penyesalan lagi yang terpancar diwajahnya, semua sudah diatur dan ia bisa apa.

Ketimbang menolaknya, ia harus resign dari pekerjaan yang bergaji lebih tinggi dibanding tempat lain—lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur apalagi ia yang hanya lulusan SMP.

Matahari mulai muncul secara perlahan, tiap menit sang pemberi cahaya itu naik ke atas yang akan ia tuju sebagai pemberi cahaya. Pelan panas itu menjalar menembus gorden kamar yang disewa jena, sedangkan wanita itu baru membuka matanya dan menguceknya, ia tersenyum kala malam tadi benar-benar terjadi sesuatu.

Ia mengusap perutnya yang rata didalam balutan selimut, berharap benihnya langsung tumbuh agar gala mau tak mau menikahinya juga. Bahkan ia mengkhayal pernikahannya dengan gala secara meriah sekarang, tak peduli apa yang orang katakan ia tetap akan memaksa gala untuk bertanggung jawab.

Ia memeluk tubuh yang membelakanginya, seorang pria jantan yang sudah memberinya kenikmatan semalam, ia cukup puas walaupun sekarang ia merasakan tubuhnya yang remuk dan bagian intinya yang terasa sakit bercampur perih.

"Baiklah, sekarang aku akan mulai menangis. Agar ia iba dan segera menikahiku," gumam Jena berseringai penuh makna, melihat punggung kokoh nan putih yang membelakanginya.

Ia peluk tubuh lelaki itu dari belakang, ia pancing agar pria itu bangun hingga kejantanannya bangkit kembali dan menginginkannya lagi. Tentu saja lelaki itu terbangun, ia pegang tangan lembut nan putih yang lihai itu kala memainkan asetnya.

Jena kaget lelaki itu ternyata sudah bangun.

"Ga, elo udah bangun. Hiks hiks kita harus bagaimana? Semua sudah terjadi, kalo aku hamil gimana?" ujar Jena memulai drama play victimnya.

"Elo harus nikahi gue, Ga. Secepatnya kalau bisa," tambahnya.

Lelaki itu membalikkan badannya, ia lihat jena menangis deras seolah menyesali kejadian semalam, padahal ia ingat betul bagaimana jena menggodanya, dan menyerahkan dirinya untuk disetubuhi. Jangan lupa, semalam wanita itupun menikmati permainan semalam.

Saat mata mereka bertemu jena membelalakkan matanya, bukan gala yang berada disampingnya sekarang yang berada dalam selimut yang sama, melainkan ...

"Evan, bagaimana bisa elo ada disini?" ucap Jena dengan wajah yang amat terkejut.

"Semalam bos menyuruhku menemani kamu, katanya aku harus menjagamu tapi kamu menggodaku yang setengah mabuk. Anehnya sekarang kau berkata seolah kau adalah korban, bukankah kau menikmatinya semalam," papar Evan.

Jena menelan salivanya yang pahit dan kering.

"Dan sekarang kau menggodaku lagi, kau harus bertanggung jawab, Bu. Karena sudah membangkitkan hasratku," ujar Evan yang mulai kembali memposisikan badannya pada tubuh polos yang siap diterkamnya.

"Ti-tidak, jangan! Evan, jangan lakukan itu," tolak Jena mencoba mendorong kuat tubuh yang menindihnya.

Tapi sayang, apa yang terjadi semalam kembali terulang.

"Evan! Tidak!" teriakan Jena menggema diudara seakan suara penolakan itu adalah nyanyian yang menyambut pagi yang cerah.

Bahkan kini, suara jeritan itu berubah menjadi lenguhan dan rintihan yang menggoda iman para lelaki. Sungguh meresahkan seperti kata evan, munafik.

1
vj'z tri
berenti dulu ada iklan gala lewat 🤣🤣🤣🤣🤣
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: hahaha.... kakak!!!🥰🥰
total 1 replies
merry
berati gala bertahun-tahun donk gala mnm obt dr Ratih yg kty buat gala sembuh tau buat gala hncur secara perlahan gt
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: iya kak... obat tersebut memang obat penenang tapi jika dikonsumsi berlebihan akan mengakibatkan suasaa hati yang cepat berubah dan berhalusinasi. itulah kenapa gala mudah menyerang lawan jenis ketika djodohkan ... apalagi para wanitanya agresif hal itu membuatnya ingat angel.
total 1 replies
SariBuah
cerita yang menarik
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: makasih kakak udah mampir🥰
total 1 replies
Dwie Anna
lanjut kak
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: ok lanjut kakak
total 1 replies
Rian Moontero
Aa gala ketagihan🤩🤸
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: hahaha... mantul itu kakak😅
total 1 replies
Tina Martina
lanjut thor
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: siap kakak
total 1 replies
vj'z tri
masalah ketampanan gak usah di ragukan secara gitu bibit unggul papi Jen berkolaborasi dengan mama Naura 🤣🤣🤣
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: hahaha udah turunan dri papa jen🤣
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gala kalau Momi dengar habis kupinge di jewer 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣pas di ajak serius mode oon nya malah on si gandi 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
iklan lagi oiii 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
auto langsung pungut lagi baju nya mas gala 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 tar nyesel loh gak di pungut 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
kaya manggil Avatar neng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kurang api nya🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
cakeppp 🎉🎉🎉
vj'z tri
iya iya lah mami Nau gak bisa di tipu tipu...suhu secara gitu loh 😅🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
ada minta di pecat oiiii 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ibu ratu tenang tenang tarik nafas hembuskan ulangi secara pelan pelan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gala siap siap kauuuu 🤣🤣🤣
vj'z tri
menantuuuuu ibu ratuuu datanggg 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣🤣 rraassaiin luhh jenaaa....
Erina Munir
kaya kriditan aja...🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
film ini mah Thor beuhhhh forever pokoke nya babang Yong jae 🤣🤣🤣🤣
🌀Jïñğğä Ñõõř💞: hahaha nonton juga /Facepalm/ternyata
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!