Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #35
"Elea, bolehkan aku bertanya? " tanya William sedikit ragu. Eleanora menelengkan kepalanya kesamping melihat wajah William.
"Tentu saja boleh, katakan apa yang kau ingin tanyakan?" William terdiam sebentar, dengan Eleanora menunggunya untuk membuka suara lagi.
"Um, sejauh mana hubunganmu dengan pria yang mengantarmu pulang waktu itu. "
Akhirnya, ia bisa mengutarakan pertanyaan yang berputar putar di benaknya, kerap mengganggunya. Rasa penasaran tentang kedekatan Eleanora dengan Zafer itu membuat ia merasa khawatir. Di tambah lagi penuturan dua sahabatnya yang tidak berfilter itu seolah memanasi dengan dalih memotivasi. Ck, kedua sahabatnya benar-benar. ia membutuhkan dukungan, bukan ejekan. Sekarang kembali ke perasaannya yang sedang galau menunggu jawaban Eleanora.
Eleanora pun mencoba menelaah kalimat William barusan. Sebentar, apa yang dimaksudnya adalah Zafer? jadi waktu itu William melihat kepulangannya bersama Zafer. Batinnya, pun ia mengerjap, lalu berdeham pelan. "Haruskah aku menjawab pertanyaanmu, Will? "
Astaga, William semakin kalut, setelah mendapatkan pertanyaan Eleanora, bukan jawaban. Pertanyaan yang keluar dari bibir seksi gadis itu yang tidak di inginkan William, dan membuat ia berpikir jika ia sudah melangkah terlalu jauh, dengan pertanyaannya yang terdengar privasi. Tapi biarlah...
"Tentu saja, kau harus menjawab pertanyaanku. " William buru- buru membalas jawaban Eleanora sebelum gadis itu mengalihkan pembicaraan.
Eleanora melipat bibirnya ke dalam, mencoba, menahan tawanya. inilah yang di inginkannya "Jika, aku tidak mau, bagaimana? " gadis itu melayangkan pertanyaan lagi, menantang seorang William Dixon.
Dengan suka cita William menerima tantangan itu.
"Aku akan tetap memaksa! " tegasnya. "Sekarang jawab pertanyaan ku, Eleanora. Kau jangan membuatku mati penasaran. " Tuntut pria itu lagi, yang terkesan memaksa. Tapi ya seperti itulah kenyataannya.
"Maka dari itu tahan rasa penasaran mu agar kau tidak mati, Will."
Selalu saja gadis ini bisa membalas ucapannya. Tapi hal itu tidak membuat William menyerah, tidak sama sekali sebelum rasa penasarannya terjawab dan rasa kekhawatirannya menghilang jika jawaban gadis itu sesuai harapan. Tapi apabila sebaliknya, ia akan tetap berusaha mendekatinya.
Tiba-tiba William melingkar satu tangannya di pinggang Eleanora. Terpaksa, ia memakai jurus rayuan ala sahabatnya. Sky pernah berkata kepadanya, selain memberikan perhatian, kebanyakan wanita paling lemah jika diberikan sentuhan.
"Please jawab, Eleanora." Suara William kali ini terdengar memelas, serak, lembut, dan hembusan napasnya berderu menyapu sisi wajah Eleanora membuat Eleanora hilang konsentrasinya.
Eleanora menghela napasnya. Dengan jantungnya berdetak dengan sangat cepat. "Ba- baik tapi ti- tidak seperti ini, Will." Balas Eleanora dengan nada suara yang terbata-bata, disebabkan rasa gugupnya yang berlebihan.
Akhirnya gadis ini menyerah juga. Kali ini William bersyukur mempunyai sahabat yang Don Juan, setidaknya ilmu Sky bisa ia praktekan.
William menarik ke atas kedua sudut bibirnya. Lantas, apa ia akan menuruti permintaan Eleanora. Jawaban ya tidak, ia seolah menemukan kelemahan gadis yang berada di depannya. Pria itu pun menggigit bahu Eleanora membuat gadis itu tersentak dengan debaran jantungnya tidak sehat.
"Sekarang jawab pertanyaan ku, katakan sejauh mana hubungan mu dengan--- " William dengan sengaja menggantung pertanyaan, masih bersikeras menuntut jawaban.
"Za- Zafer, namanya Zafer Savas. " Eleanora menjawab, sembari merasai jemari William mengusap perut ratanya dari luar membuat aliran darahnya berdesir. Ya Tuhan. Batinnya memekik histeris. Manik hazelnya melirik ke bawah melihat tangan William yang masih bergerak di sana.
"Zafer? lalu apa hubunganmu dengannya-- " tunggu William, ia masih memanfaatkan jemarinya sebagai senjata untuk melemahkan lawan jenisnya. Jemarinya masih bermain-main diatas perut rata Eleanora.
"Kami hanya berteman." Jawaban jujur Eleanora belum bisa menghilangkan ke khawatiran seorang William. Bisa saja dari teman menimbulkan benih-benih cinta. Itu biasa terjadi pada siapa saja. Bahkan di dunia halu sekalipun.
William bergumam pelan. "Apakah kau menyukainya? " tanya pria itu lagi semakin menunjukkan kecemburuannya. Tapi ketahuilah, cemburu seorang William terlihat menggemaskan kata author, dan Eleanora. Entah kata netizen.
"Ya, tentu! " jawaban Eleanora plong, seolah menghempas William dari ketinggian, dan terjatuh ke paling dasar. William membeliak, namun sebisa mungkin ia bersikap santuy.
"Apa yang membuatmu menyukainya?" telisik William masih menjalankan kuda yang ditungganginya.
"Dia, um sangat baik, tampan, ramah, bersahaja. " Jawab Eleanora dengan jujur, lurus seperti jalan tol. "Ah dan dia juga manis. Omong-omong kenapa kau bertanya seperti itu? kau seperti pria yang sedang cemburu. "
Astaga Eleanora kenapa kau berujar demikian. semoga dia tidak menjawab pertanyaanku. Eleanora mengigit ibu jarinya, mengretuki mulutnya yang asal bicara.
Helaan napas William terdengar. "Jika iya, bagaimana? " pasrah pria itu disela usahanya.
"A- Apa? " pekik Eleanora mengerjap, setelahnya ia tertawa terbata-bata, karena salah tingkah.
"Apa kalimatku terdengar lucu? " Eleanora menggeleng pelan, dan pria yang berada di belakangnya mendadak menjadi serius.
"Tidak ada." Eleanora menjawab, canggung. Tapi, ia menyukai moment seperti ini.
"Lantas, kenapa kau tertawa? " bisik pria itu, semakin membuat konsentrasi Eleanora pecah, dan ambyar.
"Sebaiknya kita membahas yang lain Will." Usaha Eleanora untuk mengalihkan pembicaraan serius mereka yang membuat jantungnya berdebar tidak normal.
"Aku tidak mau! " elak William bersikeras.
Kini kuda yang William kendalikan berhenti. Eleanora, dan obrolan mereka berhenti begitu saja.
William menengadahkan wajah, melihat panorama indah yang ada di depannya. Keduanya pun menyaksikan bagaimana matahari bergerak dan merubah langit yang tadi cerah menjadi jingga.
William mendorong tubuh Eleanora kebelakang, hingga punggung Eleanora menempel pada tubuhnya sehingga tidak ada jarak diantara keduanya.
Tubuh Eleanora terkunci, dengan tangan William masih melingkar, memeluk pinggang rampingnya, dan mensejajarkan wajah mereka.
"Will, please jangan seperti ini, " panggil Eleanora. Gadis itu berulangkali membuang napasnya, meremaas jemarinya yang disebabkan rasa gugupnya.
"Sebentar saja, dan biarkan seperti ini Elea. " permintaan William yang sederhana di akhiri dengan kecupan di bahu Eleanora.
William maupun Eleanora sama-sama terdiam, sama-sama merasakan debaran jantung mereka tidak menentu. Pria itu pun menoleh, memandang sisi wajah Eleanora, dan fokusnya pada bibir Eleanora yang merekah kini.
Dengan detak jantung yang bertalu-talu, William menyentuh dagu Eleanora, dan menarik wajah gadis itu untuk mengarahkan ke arahnya.
Jarak diantara wajah mereka sangat dekat membuat Eleanora mengerjapkan matanya, membalas tatapan sayu William yang mendamba.
"Quiero besarte, Elea." Disingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Eleanora. Lantas William memiringkan kepalanya, dan bibirnya menyentuh kelembutan dari bibir Eleanora. Melumaat mesra seraya membelai wajah Eleanora membuat gadis itu memejamkan matanya, menikmati bahkan membalas ciumaan William. Ciumaan yang sangat manis.
Lalu.. Apakah setelah ini kisah mereka akan semanis ciuuman mereka?? entahlah..
Tekan like, dan tinggalkan jejak kalian ya.. Terimakasih dan saranghae ❤
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah