"You must marry me!!!"
Itulah ucapan yang tiba tiba dikatakan oleh seorang wanita bernama Morning Dew Jensen pada seorang cassanova bernama Lucian Kingsford.
Pernah menjalani ONS, membuat Dew hamil anak dari Lucian Kingsford. Tapi Dew tak mengatakan hal tentang kehamilannya pada Lucian dan baru muncul setelah 8 tahun kemudian ketika anak mereka sudah beranjak besar.
Demi anak, akhirnya mereka pun terpaksa menikah meskipun tak ada rasa di antara mereka. Apakah akan tumbuh benih benih cinta pada mereka setelah menikah.
Yuk simak kisahnya...
FOLLOW instagram @ZARIN.VIOLETTA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Lucian Dew 35
Lucian menarik lingerie Dew dan melihat tubuh polos itu dengan tatapan penuh gairah.
"Bayangkan aku melewati hal ini selama tiga hari," ucap Lucian dan memagut bibir Dew.
Dew tertawa kecil dalam pagutan bibir mereka dan mereka mulai memulai pemanasan kegiatan erotiis ini.
Dew menyusuri tubuh Lucian dengan tangannya dan pria itu membuka seluruh pakaiannya dan menyatukan tubuh mereka berdua dengan kulit tubuh mereka yang kini bergesek lembut.
Lucian menyesap leher Dew dan beralih ke area dada penuhnya. Dew seakan tak pernah puas dengan sentuhan itu dan menginginkan lebih dan lebih lagi.
"Touch me," bisik Dew dengan melengkungkan tubuhnya ketika tangan Lucian mulai menyusuri area pangkal pahanya.
Lucian tersenyum mendengar itu dan kembali memagut bibir Dew.
"You're so hot," bisik Lucian.
"Like a fire?" sahut Dew tersenyum dan terpekik ketika Lucian menggerakkan tubuhnya di atas tubuh polos Dew.
*
*
Lucian dan Dew melewati malam itu hampir semalaman dan mereka baru tertidur pukul dua dini hari.
Tak hanya bercinta, mereka pun banyak mengobrol dan ternyata cukup efektif ketika mengobrol setelah bercinta karena obrolan itu jauh dari emosi dan lebih intens.
*
*
"Luc, ini sudah pukul 10 dan kau harus di bandara satu jam lagi," ucap Dew ketika pria itu sudah berada di balik selimutnya seolah tak ingin beranjak dari sana.
"Satu kali lagi," ucap Lucian dari balik selimut yang kini sudah menyusuri tubuh Dew kembali.
"Kau hanya memiliki waktu yang singkat. Nanti Kak Max akan marah padamu," sahut Dew.
"Dan aku bisa melakukannya dengan singkat," ucap Lucian yang kini sudah ada di area dada Dew.
Tak melalui waktu pemanasan yang lama, Lucian langsung menyatukan tubuh mereka dan bergerak liar di atas tubuh Dew.
Terdengar kembali lenguhan keduanya di kamar besar itu. Dan lenguhan itu terdengar bersahutan memenuhi ruangan itu.
Lalu Lucian membalik tubuh Dew dan menciumi punggung mulusnya lalu kembali menghujam tubuh Dew dengan posisi yang mereka sukai itu.
Lucian menautkan tangannya pada tangan Dew dan kembali bergerak liar. Dew sangat menikmati permainan ranjangnya dengan Lucian dan ia mengakui bahwa Lucian memang sangat ahli dalam hal ini.
Bukankah sekss adalah salah satu yang membuat hubungan selalu harmonis? Itu lah yang ada di pikiran Dew saat ini. Apa pun masalah yang mereka hadapi nanti mungkin hanya di atas ranjang lah mereka bisa menyelesaikannya sembari saling berbagi obrolan dan keinginan.
*
*
"Kau tak ingin ikut? Masih ada waktu untuk merubah keputusanmu," ucap Lucian.
"Aku harus menjaga Luca, Luc," sahut Dew sembari membenarkan coat hitam yang dipakai Lucian.
"Baiklah, sampaikan salamku pada Luca nanti," ucap Lucian dan mencium bibir Dew.
"Bye," sahut Dew.
"Bye ... I'll be right back ... soon," kata Lucian.
"Kami menunggumu," sahut Dew dan kemudian mengecup bibir Lucian untuk terakhir kalinya sebelum pria itu berangkat ke bandara.
Lalu Lucian pun pergi setelah mengecupi wajah dan bibir Dew bertubi - tubi.
"Be carefull, Baby," ucap Dew dan membuat Lucian berbalik lalu tersenyum karena baru kali ini Dew memanggilnya seperti itu.
Dew melihat Lucian sampai pria itu keluar dari pintu.
"Kurasa aku akan merindukannya," gumam Dew berbisik.
*
*
"Mommyyy!!" teriak Luca yang melihat sang ibu menjemputnya di depan gerbang sekolah elite nya menggunakan mobil ferari silver nya.
"Hello, Sayang. Mommy merindukanmu," ucap Dew memeluk putra tunggalnya itu.
"I miss you too, Mom. Di mana Daddy?" tanya Luca.
"Daddy ke Jerman bersama Uncle Max," jawab Dew dan membuka pintu mobilnya lalu Luca masuk ke dalamnya.
"Kau ingin makan di luar?" tanya Dew ketika dirinya sudah ada di di balik kemudi.
Luca mengangguk dan tersenyum.