Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Susunan Acara Akad Nikah.
Diam adalah cara terbaik untuk menikmati kecantikan seseorang. Seperti yang dilakukan Edward saat ini. Mencuri-curi pandang kepada Khalisa yang duduk di sampingnya.
Mobil melaju menuju rumah Edward. Khalisa tak bertanya apapun tentang tujuan mobil melaju. Dia hanya fokus dengan pikirannya yang cepat atau lambat akan menjadi istri Edward.
Setelah melakukan perjalanan yang penuh dengan keheningan itu, mobil Edward telah sampai di depan rumahnya. Dua orang satpam penjaga rumah pun memberi hormat kepada Edward. Mobil terparkir tepat di depan pintu utama rumahnya.
"Turunlah. Kita sudah sampai." suara Edward memecah lamunan Khalisa.
"Oh ... oh iya." jawab Khalisa seadanya.
Wanita itu tak bertanya tentang tempat tujuan calon suaminya itu. Yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah bertingkah sopan, dan memantapkan hati untuk menikah dengan Edward. Pak Yahya berdiri di depan rumah dan selalu sigap pun menyambut kedatangan Edward. Pak Yahya juga memberi salam kehormatan untuk Khalisa.
"Dimana Mama?" tanya Edward dengan wajah datarnya.
"Nyonya sedang di taman belakang, Tuan." jawab Pak Yahya dengan sopan.
Edward pun berjalan menuju taman belakang, sementara Khalisa, tiada hentinya ia memandang kagum rumah besar calon suaminya itu.
Menyadari Khalisa tak mengikutinya, Edward berdecak kesal. "Ish, kampungan." ucapnya lirih.
"Hei, kenapa kau tidak berjalan di belakangku?" tanya Edward kesal.
"Apa kau memintaku? Ku rasa aku tidak dengar ucapanmu." jawab Khalisa yang tak kalah menjawab dengan kesal.
"Sudahlah, ikuti aku. Ku kenalkan dengan seseorang." Jawab Edward.
Khalisa tak mempertanyakan siapa yang akan dikenalkan kepadanya, karena sebenarnya ia sudah tau bahwa dirinya akan dikenalkan kepada calon mertuanya.
Sepatu heels dengan tinggi 3 cm membawa Khalisa kepada Mama Vony, mama mertuanya. Ia berjalan dengan santai karena tinggi heelsnya hanya 3 cm saja.
Sesampainya di taman belakang, Mama Vony berdiri dengan memberi makan ikan hias.
"Ma," panggil Edward.
Spontan Mama Vony menoleh. Pandangannya otomatis tertuju pada Khalisa yang berdiri persis di samping Edward.
"Dia Khalisa, wanita yang akan menjadi istriku." Ujar Edward yang memperkenalkan Khalisa.
Raut wajah Mama Vony datar. Tidak ada ekspresi yang seperti mama mertua spek bidadari.
"Apa aku akan dapat mama mertua galak?" batin Khalisa dalam hatinya.
"Hai Tante, saya Khalisa Maheswari." ucap Khalisa dengan menyodorkan satu tangannya mencoba mengajak Mama Vony bersalaman.
"Ya." Jawab singkat Mama Vony tanpa membalas uluran tangan Khalisa.
Edward terdiam melihat perilaku Mama Vony. Khalisa sudah bisa menebaknya bahwa calon suaminya ini pasti seorang pria redflag.
"Ma, setidaknya balas uluran tangannya. Dia calon istriku, Ma." ucap Edward dengan sedikit kesal.
"Astaga, pria ini." batin Khalisa yang menoleh ke arah Edward.
Tak lama, Mama Vony pun mengulurkan tangannya. Dengan sigap, Khalisa membalas uluran tangan calon mertuanya itu.
Setelah selesai, Edward tiba tiba menggandeng tangan Khalisa. Hal itu membuat Khalisa sedikit kaget. Namun ia akui, genggaman tangan Edward memberinya sedikit kenyamanan.
Edward berjalan menuju ruangan yang bertuliskan 'Ruang Kerja'.
"Duduk." pinta Edward yang membuat Khalisa duduk.
Edward kemudian berjalan menuju meja kerjanya. Ia mengambil sebuah dokumen dan memberikannya kepada Khalisa.
"Apa lagi ini?" tanya Khalisa yang kembali bingung.
"Baca dan pahami." jawab Edward singkat.
"Rencana akad?" ucap lirih Khalisa.
"Ya, ini adalah susunan acara akad besok. Aku harap kamu mempelajarinya. Kamu harus patuh dengan peraturan yang berada di dokumen itu." tutur Edward.
Khalisa kemudian membuka file itu dan mulai membacanya.
"Bukannya jika melangsungkan akad tidak perlu beginian? Setauku dulu Santi menikah tidak pakai beginian." ucap lirih Khalisa yang membolak balik dokumen yang diberikan Edward.
Saat membuka di halaman selanjutnya, Khalisa membelalakkan matanya.
"Hei apa kau gila? Menghafalkan daftar tamu akad?" ujar Khalisa yang sedikit marah.
"Iya, itu sangat penting. Tenang saja, mereka akan merahasiakan pernikahan ini." jawab Edward dengan santai.
"Belum apa-apa aku sudah merasa gila!" gerutu Khalisa dalam hati.
Khalisa mulai membaca halaman selanjutnya.
"Apa? mencium jika diperlukan? Hei sepertinya dokumen ini terlalu berpihak kepadamu. Ini tidak adil." ujar Khalisa.
"Lalu apa? bukankah pengantin baru layak mendapatkan ciuman pertamanya. Apa jangan-jangan kau pernah berciuman dengan pria lain?" balas Edward yang membuat Khalisa kesal.
"Kenapa sih mulutmu itu nggak sopan jika berbicara? kau saja belum mengenalku. sudah menilaiku yang bukan-bukan. Sudahlah, aku batalkan saja pernikahan ini." ujar Khalisa yang kemudian berdiri dan berjalan pergi meninggalkan ruangan kerja Edward.
"Hei! Berhenti! Oke baiklah, tuliskan keinginanmu juga." jawab Edward yang bernegosiasi dengan Khalisa.
Khalisa kemudian berhenti dan tersenyum menyeringai.
"Oke baiklah." jawab Khalisa dengan menoleh ke arah Edward.
"Dasar perempuan aneh!" gerutu Edward.
Khalisa yang mendengarnya pun hanya tertawa kecil. Dia pun nampak meninggalkan Edward.
"Iish!!" gerutunya.
anggota mau lapor ketua
si edwar lagi salting ketua
khalisa mau di bawa ke mertua🤣🤣