[Kinara, kamu sudah tahu rumor Aldo dengan Asisten barunya? Apa kamu diam saja tak berbuat apa-apa?]
Pesan Sofie, seniornya di Light Tech Kuala membuat Kinara melamun. Ia tak tahu apa-apa soal Asisten baru karena Aldo tak pernah mengungkit soal perusahaan saat pulang bekerja.
Kinara tak menyangka di usia pernikahan yang hendak menginjak 6 tahun, harus mendapat rumor seperti ini. Padahal ia sudah merasakan kehidupan umah tangganya berjalan stabil selama di Kuala.
Akhirnya ia mulai merasakan kehampaan hubungan sejak Aldo di angkat sebagai kepala cabang di PT Glow Star Tech Jayra.
Aldo yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat Kinara merasa sendiri dalam kehidupan rumah tangga itu. Namun, demi anak kembarnya Armand dan Arnold Kinara berusaha bertahan.
Akan kah Aldo dan Kinara mampu mempertahankan pernikahan mereka ditengah kesibukan Aldo dan krisis kehilangan jati diri yang di alami Kinara?
Temukan kelanjutan cerita mereka di Sesi 2 dari "Terjerat cinta teman serumah" disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantah Fitnah
Kinara ke kamar bingung melihat Aldo yang tercengang dengan handphone masih di telinganya.
"Ba.. baik Pak saya coba konfirmasi ke istri saya. " Aldo mematikan telponnya.
"Ada apa Kak? " tanya Kinara sambil duduk disamping Aldo memegang piring.
"Kinara, apa kamu menyebarkan informasi pribadi Sonya? " tanya Aldo dengan wajah tegang.
Rahangnya mengeras seperti menahan amarah.
Kinara menggeleng cepat, "Aku tidak melakukan apa-apa dengan informasi itu, " jawab Kinara sedikit kesal.
"Apa maksudnya dengan tuduhan mu itu? " tanya Kinara tak terima.
Aldo menceritakan yang dia dengar dari Kenny barusan.
"Saat ini kondisi jantungnya sudah stabil, tapi Pak Kenny khawatir kondisi mentalnya akan semakin terpuruk karena berita itu menyebar luas. Kamu yakin tidak melakukannya? kamu mungkin pernah memberi perintah pada informan mu itu tapi kamu lupa."
Kinara tercengang menatap Aldo, "Kamu tidak percaya padaku? " tanyanya dengan nada marah. Sikap dingin dan skeptis Kinara mendadak lenyap. Harga diri nya di runtuhkan suaminya sendiri.
"Kamu selalu bertindak sendiri sejak banyak rumor soal ku, wajar kalau aku tidak yakin dengan jawabanmu, " sahut Aldo membenarkan ucapannya.
Ia ingat bagaimana Kinara menyelesaikan urusan dengan tiara dan cipto sendiri tanpa berunding. Meski Aldo merasa terbantu saat itu, tapi untuk masalah Sonya beda situasi.
"Aku memang berniat memperingatkannya dengan berita itu, tapi aku bahkan belum bertemu dengannya sampai sekarang, kamu lupa yang aku alami baru-baru ini? " tanya Kinara membela diri.
Aroma disinfektan rumah sakit saja masih terus terasa di indra penciumannya. Ia hanya tak bercerita pada Aldo karna tak mau dianggap berlebihan.
"Kita harus temui pak Kenny untuk meluruskan semua, " ajak Aldo.
"Kak, kamu masih sakit makan saja belum. Lalu anak-anak bagaimana? " bujuk Kinara supaya Aldo tak buru-buru pergi.
'Sekhawatir itu kah dia dengan Sonya? ' batin Kinara kesal.
Desir hati yang Kinara rasakan dulu kini terasa lagi, bahkan bertambah dengan rasa kecewa.
"Coba kita titip kembar dengan Sheila, " ujar Aldo sambil beranjak ke kamar mandi.
Kinara terduduk lunglai. Ia bahkan belum berbuat apa-apa dengan informasi itu tapi malah mendapat tuduhan yang menyakitkan, bahkan suaminya sendiri tidak mempercayainya.
Kinara berjalan ke ruang makan, meletakkan piring yang belum tersentuh lalu ke kamar kembar.
"Anak-anak bersiap kita ke rumah Rere. Kalian disana dulu ya. Papa sama Mama ada urusan penting, " bujuk Kinara.
Mereka nampak enggan, tapi akhirnya patuh dengan terpaksa. Mereka tak berkomentar tapi gerakan mereka yang terlihat kesal dan malas terlihat jelas.
Kinara menyiapkan baju ganti untuk mereka bawa dan memasukkan nya ke dalam tas.
"Kami akan lama disana Ma? " tanya Armand dengan wajah lesu.
"Mama belum tahu, memangnya kenapa? " tanya Kinara heran. Biasanya dia cukup bersemangat bertemu Rere.
Armand hanya menggeleng.
Kinara membawa tas mereka ke ruang tengah lalu ke kamar untuk bersiap. Armand dan Arnold duduk malas di sofa. Aldo menikmati makan siangnya di meja makan. Ia menatap kembar yang tampak kesal.
"Kenapa? Kok cemberut? Biasanya senang ke rumah Rere, " ujar Aldo sedikit menggoda.
"Hari ini mau dirumah aja main sama Papa, tapi Papa sudah mau sibuk lagi, " sungut Armand dengan wajah makin bertekuk.
"Kenapa ga ikut Papa aja sih, kenapa harus ke rumah Rere? " tanya Arnold ikut protes.
"Urusan orang dewasa sayang, nanti kalian bosan. Papa usahakan ga lama ya, " bujuk Aldo.
Kinara berlalu, "Ayo anak-anak, " ajaknya.
"Kamu ga makan dulu? " tanya Aldo.
"Sudah kenyang karena fitnah, " gumam Kinara. Aldo tertegun mendengarnya, lalu ikut beranjak.
Sepanjang perjalanan suasa di dalam mobil terasa dingin dan canggung. Anak-anak juga terbawa suasana itu, mereka akhirnya hanya diam.
"Ada apa tiba-tiba serius? " tanya Sheila setengah berbisik saat Kinara baru sampai di apartemennya.
Kembar masuk dengan gontai, "Kakak Kembar kita main Yuk!! " ajak Rere bersemangat sambil menarik tangan keduanya ke ruang khusus bermain.
Kinara menatap Sheila lekat, ingin rasanya dia menangis di pelukan Sheila. Tapi akhirnya urung dan hanya menarik nafas panjang.
"Nanti aku ceritakan setelah urusannya selesai ya. Aldo sudah menunggu ku di mobil, " sahutnya lesu.
"Kembar, Mama pergi ya. " Kembar hanya mengangguk lesu.
Sheila melihat punggung Kinara yang menjauh, langkahnya berat menuju lift.
"Aldo bikin masalah apa lagi? " gumam Sheila lalu menutup pintu.
***
15 menit Kemudian mereka sampai di Rumah Sakit Harapan tempat Sonya dirawat.
Aldo melangkah cepat, sedang Kinara tertinggal di belakang karena hatinya kacau saat ini.
Tak ada genggaman penyemangat dari Aldo atau tatapan hangat perlindungan. Hanya ada kemarahan dari raut wajahnya.
Aldo sesekali berhenti menengok ke belakang seolah berseru, 'Cepat' dengan tatapannya.
Sampai di dalam lift, Aldo menghela nafas berat. Seolah ingin mengatakan, ' Kinara kenapa kamu membuat masalah. '
Kinara menatap Aldo makin kesal mendengar helaan nafas itu.
Pintu lift terbuka.
Saat didepan kamar inal Sonya, Aldo menarik nafas panjang kemudian mengetuk.
TOKTOKTOK
"Loh bukannya kamu sakit Aldo? " tanya Kenny heran sambil membuka lebar pintu.
"Kinara, " sapa Kenny ramah. Kinara hanya mengangguk.
Kinara melepas maskernya kemudian bersalaman dengan Elia yang duduk di samping brankar Sonya yang terbaring tak sadar dengan alat bantu pernafasan.
Kinara menatap Sonya, tak ada rasa sedih atau kesal. Datar, tak ada perasaan apapun. Ia berdiri di samping Aldo.
"Bagaimana kondisinya Pak? " tanya Aldo pelan. Terdengar cukup nyaring karena ruangan itu sangat sepi hanya suara dari EKG yang terdengar.
"Masih belum sadar. Salah saya membiarkan Didi membicarakan hal itu didepannya. Tadinya dia di toilet bersama mamanya. Karena terlalu serius berbicara kami tidak sadar dia sudah berdiri cukup dekat dengan kami, " jelas Kenny tertunduk sedih mengingat kejadian pagi tadi.
"Dia sudah hampir seminggu tidak bekeeja, jadi asisten nya menyampaikan berita penting saja ke sini beberapa kali. Tapi jangan khawatir saya sudah suruh orang meredam berita itu. Tinggal bagaimana mengatasi psikis Sonya, " tambah Kenny.
Aldo mengangguk, "Saya sudah menanyakan Kinara soal informasi yang dia tahu. Kinara sebaiknya kamu sendiri yang sampaikan pada pak Kenny, " minta Aldo.
"Maaf Pak Kenny kalau saya lancang mencari informasi tentang putri Anda. Sebagai istri saya pasti ingin memastikan suami saya tidak terkena masalah. Dan intensitas pertemuan mereka yang cukup sering membuat saya berinisiatif mencari cara untuk menghentikan Sonya." Kinara menghela nafas.
"Saya tidak berniat menyebarkan informasi itu, hanya memberitahu Aldo untuk antisipasi kalau-kalau Aldo belum tahu. Saya ingin mengingatkan Aldo supaya menjaga batasan interaksi di antara mereka. Jadi saya ingin membantah tuduhan Anda, bukan saya pelaku penyebar informasi pribadi Sonya. Saya bersumpah dengan nyawa saya sendiri." Kinara mengangkat dia jari tangan kanannya.
Kenny terkejut mendengar sumpah Kinara tadi. "Saya tidak bermaksud menuduhmu Kinara. Saya hanya merasa perlu klarifikasi karena Aldo cerita pada saya bahwa kamu tahu hal itu. Kami sudah berusaha menutup rapat cerita itu bertahun-tahun, tapi justru tersebar setelah kamu tahu, jadi wajar kalau saya mencurigai mu kan? " tanya Kenny dengan tatapan kecewa.
Aldo tertunduk, ia juga menahan kecewa.
"Saya memang marah dengan Sonya karena terus menggoda suami saya. Saya kesal dia terus mengganggu kami dan jujur saya marah dengan anda karena terus meminta Aldo menenangkan Sonya. Istri mana yang rela suaminya diperlakukan seperti itu sampai menelantarkan istri sahnya sendiri demi perempuan lain."
Kinara tak tahan lagi ia menangis sesenggukan. Elia ikut menduduk sedih, ia merasa bersalah atas perlakuan putrinya pada Kinara.
"Saya minta maaf soal itu. Kami kehabisan cara, karena cuma Aldo yang memang bisa menenangkan nya. Dia terus berteriak pada saya dan mamanya. Hanya nama Aldo yang dia panggil, " jelas Kenny membela diri.
"Saya tidak ingin ada sikap saling menyalahkan disini. Saya hanya perlu solusi ke depan. Terutama soal psikis Sonya nantinya. Saya memberikan pilihan, jika ini dirasa tidak profesional saya minta maaf tapi hanya ini solusi yang bisa saya tawarkan, " terang Kenny.
Aldo menatap Kenny penasaran. Begitu juga Kinara.
"Saya ingin Aldo menikahi Sonya dan saya akan tambah dana investasi ke perusahaan Aldo, serta menjamin beasiswa pendidikan untuk anak-anak kalian hingga S2. Saya tidak akan meneruskan upaya pencarian pelaku penyebaran lagi saya anggap kasus itu sudah selesai. Jika tawaran ini tidak kalian setujui, saya akan menarik dana investasi saya dan melaporkan kinara pada pihak berwajib, " ujar Kenny tegas.
Aldo dan Kinara terhenyak. "Pak itu bukan tawaran tapi ancaman, " sahut Kinara marah.
"Atas dasar apa Anda melaporkan saya? saya sudah jelaskan saya tidak melakukannya. Saya tidak takut dilaporkan. Laporkan saja, untuk apa saya menyerahkan suami saya dan menghancurkan rumah tangga saya sendiri? " tambah Kinara balik menantang.
"Kinara, jangan emosi pikirkan baik-baik." Aldo menarik tangan Kinara yang hendak mendekat pada Kenny.
"Aku tidak emosi Kak, aku berkata masuk akal atau kamu yang mulai goyah karena kasihan pada Sonya? Oh aku tahu ambisimu bisa terwujud kalau kamu setuju, ya kan? "
PLAKK!!
pusing weh jadi kinara banyak bener cewek sekitar aldo 😭