Lin Zheng seorang pemuda dari bumi secara misterius jatuh ke sebuah retakan ruang yang muncul secara tiba-tiba.
Saat sadar dirinya sudah berada di suatu tempat asing.
Namun saat dirinya putus asa, system fusi datang sebagai Cheat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lonely Tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
peta kulit binatang
Sepanjang malam, Lin Zheng tidak tidur.
Di dalam kamar penginapan yang sunyi, dia duduk dalam posisi lotus di atas [Platform Kultivasi Keseimbangan] miliknya. Di depannya, melayang cincin berkarat milik Long Xian. Pikiran Lin Zheng, bagaimanapun, tidak berada di Dantian-nya; itu tenggelam dalam lautan kesadarannya, mengelilingi misteri cincin itu.
Satu malam penuh pikirannya bekerja keras. Jiwa yang tertidur di dalamnya adalah sebuah 'variabel' yang melampaui pemahamannya. Itu adalah eksistensi kuno (ancient existence) yang tertidur, tersembunyi di balik segel yang tak terbaca. Bagaimana cara membangunkan makhluk itu tanpa dilenyapkan oleh auranya yang murni?
Semua hipotesis fusi yang dia tulis terasa kasar, seperti mencoba mengukir batu giok abadi dengan kapak tumpul.
"Jika aku memfusikannya dengan boneka," pikirnya, "aku hanya menciptakan penjara yang lebih kuat untuk kehendak yang lebih agung. Itu adalah pemborosan."
"Jika aku mencoba menyerapnya..." Hati Dao (Dao Heart) Lin Zheng bergetar. "Itu sama saja dengan mengundang iblis surgawi untuk merebut lautan kesadaranku. Itu adalah kebodohan."
Dia merenung sepanjang malam. Jiwa kuno ini bukanlah alat; itu adalah simpul yang rumit dalam benang Dao itu sendiri. Dia bisa merasakannya. Dia bisa menyentuhnya dengan kesadaran spiritualnya, tetapi dia tidak dapat menemukan ujung benang untuk mulai mengurainya.
Hingga akhirnya, fajar tiba.
Sinar matahari pagi pertama (Yang murni) menembus kegelapan ruangan (Yin murni), menerangi cincin itu. Lin Zheng menghela napas panjang, melepaskan kabut mentalnya.
Dia masih belum menemukan jawaban.
Dia menyadari masalahnya. Dia telah berkultivasi dalam kesunyian yang absolut selama setahun penuh. Pikirannya telah menjadi terlalu tajam, terlalu fokus pada yang transenden, pada yang tidak diketahui. Dia telah melupakan fondasinya.
"Hati Dao-ku telah meninggalkan dunia," gumamnya. "Aku perlu kembali."
Dia bangkit, menyegel kembali cincin itu, dan merapikan jubahnya. Dia memutuskan untuk berkeliling kota. Untuk menjernihkan pikirannya, dia harus sekali lagi membenamkan dirinya ke dalam Hongchen—Dunia Debu Fana.
Lin Zheng berjalan tanpa tujuan di jalanan Kota Awan Langit.
Dia mematikan indra kultivatornya yang tajam dan hanya mengamati dengan mata fananya. Dia melihat seorang pandai besi yang berkeringat memukul-mukul logam (siklus penempaan dan penciptaan). Dia melihat seorang ibu menawar harga sayuran (perjuangan fana untuk bertahan hidup). Dia mendengar obrolan kosong dan rumor yang beredar di kedai teh—kisah-kisah tentang kompetisi Keluarga Chen, bisikan tentang sekte-sekte yang jauh, keluhan tentang pajak.
Semua kekacauan, kebisingan, dan ketidakteraturan dunia fana ini, alih-alih mengganggunya, justru menenangkan pikirannya yang terlalu tegang. Itu adalah penyeimbang.
Hingga akhirnya, Lin Zheng berjalan ke sebuah gang sempit yang ramai, sebuah pasar kaki lima yang dikenal penduduk setempat sebagai 'Gang Harta Karun Tersembunyi'.
Ini adalah tempat di mana kultivator nakal, pedagang kecil, dan penipu berkumpul. Tempat di mana 'ikan dan naga bercampur menjadi satu'. Tempat di mana sampah fana dan harta karun surgawi seringkali tergeletak bersebelahan.
Ini adalah tempat yang sempurna.
Lin Zheng mengaktifkan [Mata Analisis Dao (Grade Suci)] miliknya.
Dunia di depannya berubah. Benda-benda biasa memudar menjadi abu-abu, sementara benda-benda yang mengandung qi atau hukum Dao bersinar dengan cahaya redup.
Dia berjalan perlahan, memindai tumpukan barang.
[Belati Berkarat (Grade Roh - Rusak)]
[Cermin Kabut (Grade Fana - Dibuat dengan Baik)]
[Pil Penguat Tulang (Grade Roh - Palsu)]
Kebanyakan adalah sampah. Dia terus berjalan, mencari satu 'mutiara' yang tersembunyi di antara tumpukan debu.
Akhirnya, tatapannya terkunci.
Itu bukan pada cahaya yang cemerlang, tetapi pada kegelapan yang aneh. Di lapak seorang pria tua yang tampak mengantuk, di antara tumpukan kulit monster yang bau dan tanduk yang patah, tergeletak sepotong kulit binatang berwarna hitam pekat. Kulit itu tampak berminyak dan tidak menarik.
Tetapi bagi [Mata Analisis Dao], kulit itu seperti lubang hitam. Itu secara aktif menyembunyikan dirinya dari persepsi Dao.
[Item: ??? (Fragmen Peta Kuno)]
[Status: Segel Rahasia Surgawi (Dormant)]
[Peringatan: Upaya analisis paksa akan menghancurkan item.]
Hati Dao Lin Zheng berdetak kencang. Ini adalah takdir. Ini adalah kesempatan karma yang dia cari.
Dia menekan kegembiraannya di balik topeng ketenangan fana. Dia mendekati pria tua itu.
"Orang tua," kata Lin Zheng dengan nada santai seorang murid muda yang kaya. "Kulit binatang ini... kelihatannya cukup kuat. Aku butuh sesuatu untuk menambal sol sepatuku. Berapa harganya?"
Pria tua itu, yang tadinya setengah tertidur, membuka satu matanya yang keruh. Matanya yang keruh tiba-tiba bersinar dengan kelicikan.
"Sol sepatu?" dia mencibir. "Anak muda, penglihatanmu benar-benar buta! Kau tidak mengenali harta karun di depanmu? Ini! Ini adalah peta harta karun kuno! Ditinggalkan oleh seorang Saint yang gugur! Ini menunjukkan lokasi makamnya!"
Lin Zheng hampir tertawa. Cerita yang klise.
"Jika ini peta makam Saint," jawab Lin Zheng datar, "mengapa kau, Senior, masih menjualnya di gang bau ini?"
Wajah lelaki tua itu memerah. "Aku... aku terlalu tua! Aku menyerahkan kesempatan ini kepada generasi muda yang ditakdirkan! Untukmu... harga takdir adalah seratus Batu Roh Grade Tinggi!"
Seratus. Itu adalah perampokan terang-terangan.
Lin Zheng mulai menawar sengit. "Seratus? Kau pikir aku terbuat dari batu roh? Benda ini bahkan tidak memiliki fluktuasi qi sedikit pun. Itu hanya sepotong kulit monster tua yang tidak berguna. Aku memberimu satu Batu Roh Grade Tinggi, untuk menghormati usiamu."
Pertarungan pun dimulai. Itu adalah tarian yang rumit. Lin Zheng mengeluh tentang baunya. Pria tua itu bersumpah demi leluhurnya. Lin Zheng mengancam akan pergi. Pria tua itu pura-pura menangis bahwa dia dirampok.
Setelah tawar-menawar sengit selama sepuluh menit, yang menarik kerumunan kecil, Lin Zheng akhirnya membanting kantong uang kecil ke meja.
"Lima belas Batu Roh Grade Tinggi! Ambil atau aku pergi! Ini adalah tawaran terakhirku untuk sol sepatuku!"
Pria tua itu menatap kantong itu, lalu ke Lin Zheng. Dia menghela napas panjang, seolah-olah hatinya hancur. "Aih! Anak-anak muda zaman sekarang tidak menghargai sejarah! Ambil! Ambil! Kau telah merampokku! Pergi!"
Lin Zheng mengambil peta kulit binatang itu dengan ekspresi 'kalah', membungkusnya dengan kain, dan berbalik pergi.
Saat Lin Zheng menghilang di tikungan, penjual kulit binatang itu menyambar kantong berisi lima belas batu roh itu. Wajah sedihnya langsung berubah menjadi tawa kecil yang licik.
"Hehehe... bodoh! Murid sekte kaya yang bodoh! Lima belas batu roh tingkat tinggi... untuk sepotong kulit Swamp Wyrm yang aku temukan di rawa kemarin! Hahahaha!" Dia merasa telah membodohi surga.
Jauh di ujung jalan, Lin Zheng juga berhenti. Dia membuka bungkusan kain itu, jari-jarinya merasakan tekstur peta yang aneh.
Senyum lebar dan tulus menyebar di wajahnya yang tenang.
"Hanya lima belas batu roh," pikirnya dalam hati, merasakan segel kuno yang berdenyut di bawah kulit itu. "Orang tua itu... dia benar-benar orang yang murah hati."
