NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Intimidasi Silvia

Ruangan bernuansa putih abu itu terasa panas, padahal AC sedang dalam keadaan menyala. Alfindra merangkul bahu Almira agar ikut masuk dan memintanya duduk di sofa, berseberangan dengan Silvia duduk. Wanita paruh baya itu masih menatapnya tajam, seolah sedang menguliti Almira hidup-hidup.

Beruntung, ruang kerja Alfindra sangat luas sehingga pasokan udara disana cukup banyak, setidaknya hal itu tak akan membuat da da Almira sesak.

Setelah tak mendapat sapaan balik, Almira memilih diam mengunci bibirnya dibanding bicara dan berujung salah. Beda dengan Alfindra, suaminya itu tampak muram seperti kertas yang sudah diremas, lecek!

"Sejak kapan kalian menjadi sepasang kekasih? Kerja apa kamu mau jadi kekasih Alfindra? atau jangan-jangan kamu mau pacaran dengan putraku karena harta?" tanya Silvia mengintimidasi dengan tangan terlipat di dada.

"Satu bulan," jawab Almira diangguki oleh Alfindra.

"Ck! Baru satu bulan, apa bagusnya sih Fin? Memang profesinya apa? Dilihat dari wajah sudah jelas sepertinya dia jauh di bawah Salma," cibir Silvia nyinyir.

Lagi, Almira hanya bisa diam sebab memang itu kenyataannya. Informasi yang tanpa sengaja ia dengar di depan pintu tadi mantan Alfindra namanya Salma, dan dia seorang Dokter yang kata mama mertua ini Dokter hebat.

"Terus? Mama pikir Salma wanita terbaik? Itu versi mama bukan versiku, aku mau wanita penurut!" Tegas Alfindra dengan rahang mengeras, berusaha agar tak meledakkan amarahnya.

"Menurut? Hehehe, bisa jadi kan definisi menurut itu karena dia mendapatkan sesuatu dari kamu, atau mengincar sesuatu? mengingat kalian baru menjalin hubungan satu bulan, harta misalnya?" Silvia menaik turunkan alisnya. Sebagai wanita sosialita tentu ia harus memikirkan bagaimana cara agar putra-putranya mendapat pasangan yang seimbang. Baik fisik, harta maupun profesi.

"Cukup, Ma!" Alfindra meninggikan suaranya. Namun, usapan pelan di tangan kekar itu membuat amarah dalam diri seketika tertahan kembali.

"Tante, saya memang tak cukup untuk mengimbangi profesi Mas Alfindra maupun wanita bernama Salma. Tapi Tante juga harus tahu satu hal, di dunia ini sangat jarang wanita tulus. Dan profesi bukanlah tolak ukur untuk melihat itu, saya mungkin masih terlalu kecil untuk menyaingi Salma, tapi saya bangga karena Mas Alfin memilih saya yang artinya saya pun juga berkomitmen tidak akan mengecewakannya apalagi menyakitinya." Almira berusaha tenang, meski setelahnya dalam hati merutuki bibirnya yang bicara panjang lebar.

"Tau apa kamu soal ketulusan? Salma jelas lebih tulus karena dia dokter, seorang dokter tidak akan memanfaatkan putra saya karena jelas dia sendiri punya bibit bebet dan bobot," geram Silvia.

Kesal meladeni mamanya, Alfindra menarik tangan Almira untuk bangkit.

"Dari pada berdebat, lebih baik mama pulang! Aku mau makan siang sama Almira," seru Alfindra membuat Silvia langsung berdiri dan menampar putranya.

Plakkkk...

Alfindra yang ditampar entah kenapa justru Almira yang meringis membayangkan perih.

Menatap tak percaya wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Alfindra memilih menarik paksa Almira dan segera pergi dari sana. Sementara Silvia yang ditinggal pun kesal, keluar untuk mencari Madel.

"Nyonya!" sapa Madel membungkuk.

Silvia berdiri di hadapan asisten anaknya itu, "siapa gadis itu?" tanya Silvia datar.

Madel mengernyit, ia berfikir apa gadia yang dimaksud mamanya Alfindra adalah Almira?

"Maksud anda, Nona Almira?" tanya Madel untuk memastikan langsung pada wanita paruh baya di hadapannya saat ini.

"Hm, siapa lagi?" sinisnya.

Kembali Madel hanya bisa menelan saliva susah, apakah ia harus jujur pada Nyonya besar kalau wanita yang bersama Tuannya adalah Nona muda istri King Alfindra?

"Itu Nyonya..." Madel terbata.

"Itu apa? Antar aku ke rumah Alfindra sekarang!" tegas Silvia membuat Madel seketika berkeringat dingin.

***

Jika biasanya, Almira akan membawa bekal untuk suaminya. Hal itu tidak berlaku untuk hari ini mengingat pagi tadi ia mengunjungi mansion Anton.

"Mas?" Panggil Almira mengingat sedari keluar kantor suaminya itu terus terdiam.

"Hm."

"Memang sejauh apa hubungan kamu sama Salma?" tanya Almira. Kemudian ia terdiam karena respon suaminya seolah tak berminat menjelaskan.

Ckittt...

Bunyi rem mendadak membuat kening Almira membentur depan kemudi, wanita itu meringis mengusap dahinya pelan.

Alfindra mendekat dan menatapnya, kemudian mencengkram dagu mungil, tangan satunya terangkat untuk mengusap pipi cubby selembut marsmellow itu.

"Kenapa harus membahas orang yang sama sekali tidak penting! Kamu harus tahu banyak tentangku, kalau aku tidak suka membahas orang lain!" tekannya. Bahkan hembusan napas Alfindra sampai terasa di wajah Almira.

"Maaf, Mas!" cicitnya pelan. "Tapi mamamu...?" sambungnya lagi membuat Alfindra secepat kilat meraup bibir mungil itu agar terdiam, Alfin ********** kasar hingga membuat Almira meringis kewalahan.

Melepas pagu tannya, kembali Alfindra melajukan mobil membelah jalanan.

Bukan caffe atau restoran, Alfindra mengajak Almira menuju ke mall terdekat lalu membawa istrinya ke stand food court.

"Aku mau es krim, hari ini kamu harus mentraktirku es krim sebagai hukuman!"

Almira melongo dibuatnya, "kenapa Mas?"

"Kenapa? Ya, karena aku ingin makan es krim," jawabnya dingin.

Almira mengangguk setuju, ia beranjak untuk memesan dua cup es krim roll rasa taro dan coklat, entah suaminya suka yang mana. Almira hanya memesan sesuai selera dirinya.

"Mas nanti kamu yang bayar dulu, ya?" gumam Almira setelah sama-sama duduk makan es krim. Diam-diam Alfindra juga memesan makanan dan minuman lain sebagai teman kencan mereka. Wait, apakah ini bisa disebut berkencan? Mereka hanya makan!

"Aku kan udah kasih kamu uang!" jawab Alfindra enteng.

"Uang cash aku habis," gumamnya pelan. Tak mungkin ia jujur kalau uangnya untuk Anton tapi malah dirampas kakak perempuannya.

"Oh, oke." singkat Alfindra. Saat pelayan mengantar makan, mata Almira kembali membola demi mendapati beberapa menu menggiurkan di meja.

"Mas pesenin aku juga kan?" Almira sudah senyum antusias.

"Hm." jawaban singkat itu kembali membuat Almira murung dan menunduk. Memilih menikmati es krimnya dengan diam tanpa mau memulai topik obrolan dengan suaminya lagi.

Almira rasa, ia harus cukup tau diri dari sekarang. Bagaimanapun juga, ia hanya seorang pengganti. Jika Salma saja bisa Alfindra tinggalkan apalagi dirinya?

Namun, sejujurnya Almira masih penasaran apa yang membuat suaminya itu tertarik dengan kakaknya selain dari pada alasan fisik?

Mengingat sikap Hana sangat menyebalkan dan sudah pasti Alfindra tak menyukai sikap wanita yang seperti itu.

"Kenapa diam? Gak enak?"

Almira menggeleng, "enak kok mas, aku lagi mikir aja! Mas punya kekasih Salma tapi menyukai kak Hana."

Alfindra menandaskan es krim miliknya, ia sudah jauh lebih baik sekarang. Dadanya tak lagi panas karena emosi berkat makan es krim.

"Wanita punya sisi menarik masing-masing kalau kamu ingin tahu. Salma dengan segala kelembutan dan manjanya. Sementara Hana, semua orang juga tahu kalau dia itu cantik sempurna," jelas Alfindra.

Mendengar suaminya memuji sang kakak membuat hati Almira mencelos sakit, "kak Hana emang cantik, jangankan suamiku! Sedari dulu juga orang lebih suka dengannya," batin Almira sesak.

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!