Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi
Sudah tiga hari Selena menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan orang-orang di sekitarnya yang terluka. Namun semua itu juga karena misi dari sistem yang meminta Selena untuk mengobati beberapa penjaga atau pelayan yang terluka, karena pekerjaan mereka.
Selain bisa memanfaatkan kekuatannya untuk membantu orang lain, anak perempuan itu juga bisa menyelesaikan misi dari sistem.
Meskipun masih kekuatan dasar, Selena sudah sangat senang. Apalagi kata Eric nanti Selena bisa menyembuhkan luka yang sangat parah atau menyelamatkan seseorang yang nyaris mati, karena kekuatan Selena sangat langka dan hanya keturunan bangsa Elf kasta tertinggi yang bisa memiliki kekuatan tersebut.
“Selena?” Panggilan itu membuat Selena yang baru selesai menyembuhkan luka gores di tangan Koki, langsung menoleh.
“Ayah!” Seru Selena yang begitu senang melihat Duke Alaric berada di dapur.
Tatapan tajam Duke Alaric membuat semua koki dan orang-orang yang ada di dapur, langsung menunduk dengan takut. Berbeda dengan Selena yang masih sibuk meraih Kale yang tidak ingin digendong olehnya.
“Kenapa kau berada di tempat ini?” Pertanyaan itu membuat Selena kembali menatap ayahnya yang masih melayangkan tatapan mengerikan.
“Aku sedang mengobati tangan paman Koki yang terluka oleh pisau,” jawab Selena sambil mengangkat tangannya.
Duke Alaric mengerti dan langsun meraih sang putri ke dalam gendongannya, sedangkan Kale masih tidak mau digendong dan lebih suka berjalan sendiri.
“Kau tidak perlu melakukan hal seperti ini, masih ada dokter yang bisa mengobati mereka. Simpan kekuatanmu, karena semakin banyak kau menggunakan kekuatan, maka semakin banyak tenagamu yang akan terkuras. Ayah tidak mau kau jatuh sakit!” Bisik Duke Alaric yang kini membawa sang putri keluar dari dapur dan Kale mengikuti mereka dengan sedikit berlari.
“Aku baik-baik saja, dan aku senang bisa membantu orang lain. Ayah tidak perlu khawatir, paman Eric mengatakan aku akan semakin cepat menguasai kekuatanku sendiri kalau aku sering menggunakannya,” jawab Selena dengan senyuman manisnya.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh putrinya benar, Selena bisa cepat menguasi kekuatannya kalau sering dilatih. Namun Duke Alaric tidak ingin sang putri kelelahan dan tidak sadarkan diri seperti waktu itu.
“Tetap saja harus dibatasi!” Kata Duke Alaric sambil mencium pipi berisi sang putri.
Sang duke sudah tidak ragu lagi untuk mencium pipi atau kening putrinya yang memang sangat menggemaskan, seperti saat ini.
“Baik Ayah,” jawab Selena yang tidak ingin membantah sang ayah.
Duke Alaric kembali mencium pipi sang putri, sebelum Louis datang menghampirinya dengan napas tak beraturan.
“Ada apa?” Tanya Duke Alaric yang merasa pekerjaan sudah selesai semua, juga tidak ada surat lagi dari Kerajaan Drakestone.
“Tuan Ezekiel…” kata Louis yang masih mencoba menormalkan napasnya.
Ggrrhh!
Suara Kale membuat Duke Alaric menatapnya dengan tajam, tetapi Selena merasa kalau Kale sedang merasakan sesuatu.
“Tuan Ezekiel tidak kembali sejak tadi pagi setelah memasuki Hutan Kegelapan,” ujar Louis yang membuat Duke Alaric menurunkan sang putri.
“Siapkan pasukan!” Titah Duke Alaric yang membuat Louis kembali berlari untuk mengumpulkan pasukan.
[MISI TERKAHIR UNTUK HARI INI SUDAH TERBUKA]
Di saat seperti ini sistem malah muncul, padahal Selena sedang tidak bisa mengejarkan misi di saat kakak ketiganya berada di dalam bahaya.
[MISI: IKUT DAPAT MISI PENYELAMATAN EZEKIEL]
[HADIAH: 500 POIN]
[HUKUMAN: SAKIT KEPALA SELAMA SATU BULAN]
Selena membaca semuanya dan hukumannya sangat keterlaluan, karena hadiahnya juga sangat banyak. Juga, apakah Duke Alaric mengizinkannya untuk ikut ke tempat yang sangat berbahaya itu?
“Kembalilah ke kamarmu, Selena!” Titah Duke Alaric yang tidak bisa dibantah.
“Ayah, apa aku boleh ikut?” Tanya Selena sambil menahan lengan baju yang dipakai ayahnya.
“Tidak!” Kata Duke Alaric dengan nada membentak.
Selena terkejut mendengarnya, karena akhir-akhir ini sang ayah selalu berkata dengan nada datar walau hubungan mereka sudah membaik.
“Aku berjanji tidak akan menyusahkan Ayah, aku hanya mengkhawatirkan Kak El,” ucap anak perempuan itu yang begitu berani menatap tatapan mengerikan Duke Alaric.
“Ayah bilang tidak, itu artinya kau tidak boleh ikut! Pengawal!” Duke Alaric langsung memanggil pengawal yang berdiri tidak jauh.
“Kami menghadap Tuan Duke,” ucap kedua pengawal tersebut dengan kompak.
“Bawa Selena ke kamarnya dan jangan biarkan dia keluar!” Titah Duke Alaric sebelum berlalu pergi untuk bersiap-siap.
“Nona, kami akan mengantar Anda ke kamar,” ucap salah satu pengawal yang sebenarnya tidak tega melihat mata hijau Selena yang sudah basah oleh air mata.
“Aku tidak mau! Aku mau ikut Ayah!” Tolak Selena yang berusaha melepaskan cekalan di tangannya.
Kedua pengawal tersebut, tetap menyeret Selena menuju ke kamar. Mau bagaimanapun, perintah Duke Alaric sangat mutlak dan mereka berdua tidak bisa membantahnya.
“Paman jahat! Lepaskan aku!” Seru Selena yang semakin menangis, karena ia tahu kalau kedua pengawal tersebut akan luluh dengan air matanya.
Namun kedua pengawal tersebut masih tetap menyeretnya dan memasukkannya ke dalam kamar yang dikunci dari luar. Mereka memang tidak tega dengan Selena yang menangis, tetapi mereka juga tidak ingin mati mengenaskan di tangan Duke Alaric.
Saint Eric sedang tidak berada di sini, karena ia harus mengecek keadaan Kuil Suci milik keluarganya. Saint Eric akan kembali besok pagi, jadi Selena tidak bisa meminta bantuan Saint Eric untuk bisa kabur dari dalam kamarnya.
“Kale, bagaimana caraku untuk bisa ke Hutan Kegelapan tanpa ketahuan sama dua pengawal di depan?” Tanya Selena kepada Kale yang juga tadi digendong oleh pengawal.
Ggrhhh
Selena mendesah pelan, karena ia tidak mengerti bahasa hewan. Anak perempuan itu kini mulai mondar-mandir di dalam kamarnya, ia belum menguasai sihir teleportasi seperti Saint Eric.
Kale hanya menatapnya dengan kepala yang ikut begerak sesuai pergerakan Selena.
“Apa aku bisa menggunakannya lewat pikiran seperti saat aku menyembuhkan orang-orang dengan kekuatanku?” Gumam Selena yang kini sudah berhenti.
“Tidak salahnya mencoba!” Anak perempuan itu kini duduk di atas lantai.
Selena mencoba berkonsentrasi untuk bisa mengumpulkan Mana yang lebih banyak, karena sihir teleportasi adalah sihir tingkat paling tinggi dan tentunya membutuhkan Mana yang sangat banyak.
“Kale tunggu sebentar!” Kata Selena yang tekejut saat Kale melompat ke pangkuannya.
Anak perempuan itu mencoba menurunkan Kale yang tidak mau turun dari pangkuannya. Selena yang merasa gemas, menarik telinga panjang Kale dan membuat anak serigala itu menggeram marah, tetapi tidak sampai menggigitnya sampai terluka.
Tiba-tiba saja sebuah cahaya merah mengelilingi tubuh Selena yang masih memangku Kale, anak perempuan itu langsung memejamkan matanya saat cahaya semakin membuat matanya sakit.
Setelah beberapa saat cahaya merah itu menghilang, Selena mulai membuka matanya dan betapa terkejutnya anak perempuan itu saat melihat kamarnya sudah berubah menjadi pohon-pohon besar yag disertai oleh suara-suara aneh dari hewan buas.
“I-ini di mana?”
Bersambung.
delapan belas tahun, iyesss dong
dan bisa jadi Kale juga berasal dari dunia modern.