NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 16

 “Max memang seperti itu, kami bahkan melakukan lebih dari sekedar berciuman.” Cassandra menjeda ucapannya. Ia menunggu reaksi Ara. Dan sesuai dengan apa yang ia harapkan, wajah Ara menjadi terlihat marah.

“Dia adalah seorang player, tetapi Max hanya setia padaku saja. Ia melakukan skintouch hanya untuk happy – happy. Nah Sudah selesai!” ia mengakhiri ucapannya dengan kalimat yang membuat Ara muak pada Max.

***

“Bagaimana kau bisa tahu jika Max hanya setia padamu?” Tiba – tiba Ara mengetes dokter Cassandra.

“Karena Max selalu bercerita padaku. Termasuk yang barusan kalian lakukan. Ini bukti panggilan dari Max” hal yang diucapkan Cassandra membuat Ara semakin yakin jika Max hanya mempermainkannya.

Entah kenapa dada Ara terasa sakit setelah mendengar apa yang di ucapkan Dokter Cassandra. Padahal Ara tidak ada status apa pun dengan Max.

"Dokter, sudah selesai kan! Aku kebelet mau ke kamar mandi." Ara mencari alasan karena ia muak pembahasan tentang Max.

"Iya, ini sudah selesai. Kalau begitu, sampai jumpa besok lagi." Cassandra tersenyum bahagia melihat ekspresi Ara yang percaya dengan apa yang ia katakan.

"Apa harus dokter yang mengganti perban ku?" Tanya Ara sebelum masuk ke kamar mandi. Jujur saja ia malas bertemu dengan dokter Cassandra. Karena setiap melihat wajah dokter Cassandra, imajinasi Ara menjadi liar. Ia menjadi terbayang - bayang Max dan dokter Cassandra berhubungan badan. Dan hal itu sangat membuatnya marah entah mengapa.

"Jika di markas ini ada perempuan, bisa saja ia menggantikan perban mu. Tetapi karena tidak ada makanya Max mempercayakan pada ku!" Kali ini ucapan yang dokter Cassandra katakan memang benar adanya. Tetapi Ara tidak bisa membedakan hal tersebut.

"Baiklah dokter, terimakasih..." Karena Ara adalah tipe orang yang tidak mau berhutang budi, jadi setidaknya ia akan mengucapkan terimakasih meskipun hatinya jengkel dan marah.

"Sama - sama... Oh iya, pasti Max tidak memberitahu mu! Kau tidak perlu menunggunya karena Max saat ini sedang ada di Rusia. Dan entah kapan ia akan kembali aku juga tidak tahu. Dia hanya berpesan jika aku rindu maka ia akan menjemput ku!" Ucap Cassandra sambil mengemasi peralatannya.

"Itu urusan dokter dan Max. Dokter tidak perlu menjelaskan pada ku. Dan kejadian tadi mungkin itu hanya ketidaksengajaan saja" Tanpa menunggu dokter Cassandra berkomentar lagi, Ara langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Emosinya benar - benar memuncak, ingin rasanya ia menghancurkan kamar mandi Max. "Kenapa semua laki - laki menyebalkan! Tidak ayah, tidak Richard, sekarang Max." Ara mengomel di depan cermin wastafel.

"Aku harus cepat sembuh dan keluar dari sini. Aku sudah muak!"

Cukup lama Ara di dalam kamar mandi. Sampai ia mendengar suara pintu tertutup, barulah ia keluar.

"Hah gara - gara bad mood aku jadi lapar!" Ara kemudian memutuskan untuk keluar dan mencari dapur. Begitu Ara membuka pintu ia sedikit terkejut karena ia dipandangi oleh beberapa laki - laki. Namun Ara hanya cuek saja dan melanjutkan jalannya.

"kau mau kemana?" Tanya Dylan yang tiba - tiba muncul di belakang Ara.

"Ke dapur, lapar!" Jawab Ara singkat.

"Memang kau tahu di mana letak dapur?" Dylan penasaran karena Ara tidak bertanya di mana letak dapur.

"Tidak!" Ucap Ara enteng.

"Lalu kenapa kau tidak tanya?" Dylan semakin di buat heran dengan sikap Ara.

"Ini baru mau tanya! Dimana letak dapur?" Dylan langsung mengusap kasar wajahnya. Memang gadis di depannya ini sungguh menguji kesabarannya.

“Ikuti aku!” Dylan langsung berjalan di depan Ara.

Saat sudah sampai di dapur, Ara langsung membuka kulkas. Alis Ara tampak mengerut dan hampir menyatu.

“Kenapa?” tanya Dylan yang melihat ekpresi Ara.

“Ini minuman apaan? Kenapa tidak ada minuman yang manusiawi?” Dylan spontan menganga mendengar apa yang diucapkan Ara.

Karena penasaran, akhirnya Dylan pun ikut melihat isi di dalam kulkas tersebut.

“Apanya yang tidak manusiawi? Ini hanya minuman beralkohol biasa!” Dylan jadi berfikir dimana sebenarnya Max menemukan gadis aneh ini.

“iya biasa buat kalian! Tapi tidak buat ku! Carikan aku air mineral!” Ara menyuruh Dylan seperti menyuruh pembantunya sendiri.

“Kau kira aku pembantu mu?” Dylan sungguh geram. Baru kali ini ia diperintah oleh orang lain selain Max.

“Aku tidak ada bilang kalau kau pembantu ku! Aku hanya teringat, tadi kau bilang bahwa Ace menyuruh mu untuk mengawasi ku kan! Bayangkan bagaimana jika Ace tahu bahwa aku yang sedang sakit ini meminum minuman beralkohol atau dehidrasi gara – gara tidak diberi air mineral!”

“Hah!” Dylan mengacak rambutnya karena geram. Ini baru beberapa menit Max meninggalkan Ara padanya. Dylan tidak bisa membayangkan jika sampai berbulan – bulan harus mengawasi Ara. Bisa – bisa dirinya beneran gila.

“Hey kau! Ambil sekarang air mineral!” Dylan menyusuh salah satu anak buah yang kebetulan sedang lewat di sekitar dapur.

“Baik tuan!” setelah mendengar jawaban dari anak buahnya, Dylan pun langsung mendudukkan pantatnya di kursi pantry. Ia memejamkan Matanya dan berulang – ulang bernafas panjang.

“Kau kenapa? sakit kepala?” tanya Ara sambil mendudukkan dirinya di kursi yang ada di meja makan.

“Diamlaaaah!” ucap Dylan pelan.

“Aku kasihan dengan Dylan, bukan Dylan yang memperbudak tetapi malah ia yang diperbudak.” Ucap Alexi pada Leonid yang tanpa sengaja melihat perseteruan yang terjadi antara Ara dan Dylan.

“Kalau aku bukan kasihan, tetapi aku justru penasaran dimana Ace bisa menemukan gadis ini.”

Sahut Leonid.

“Kalau itu, bukan hanya dirimu Leonid yang penasaran! Aku dan yang lain pun juga sama.” Setelah itu, Alexi dan Leonid lantas mendekati Dylan yang berada di pantry.

“Kau mau apa lagi?” tanpa melihat siapa yang duduk di sebelahnya Dylan sudah memprotes duluan.

“Hey, buka dulu mata mu! Jangan asal tuduh!” Ara langsung menatap tajam Dylan.

Mendengar bentakan dari Ara, Dylan pun lantas membuka Matanya. Ia sedikit malu karena asal tuduh. Sedangkan Alexi dan Leonid mereka tersenyum melihat kebodohan sahabatnya itu.

“Diamlah kalian!” Dylan meneriaki Alexi dan Leonid.

“Aku dari tadi juga diam Lan! Kau saja yang sensi!” balas Alexi.

“Ini tuan air mineralnya!” ucap anak buah yang tadi Dylan suruh untuk mencarikan air mineral.

“Berikan padanya!” Dylan menyuruhnya untuk memberikan air itu pada Ara.

“Ini nona!” anak buah itu memberikan dengan sopan.

“Terimakasih! Siapa nama mu?” karena orang itu memperlakukan Ara sopan maka Ara ingin berterimakasih dengan cara lain.

“Saya sering di panggil X nona.” Belum sampai Ara berucap kembali, Dylan sudah mengeluarkan suara.

“Dasar wanita murahan!” Ara langsung menatap nyalang kepada Dylan. Dia bukan tipe wanita akan diam saja jika direndahkan.

Tanpa berucap Ara langsung berdiri dan memukul kepala Dylan botol air mineral yang tadi diambilkan oleh X. Namun karena Dylan termasuk anak buah Max yang memiliki reflek baik, ia lantas langsung menangkap botol air tersebut dan berdiri tepat di menghadap ke arah Ara.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!