Seorang selir baru sebuah kerajaan Qing (Xia Fei) yang hidup dalam bayang-bayang kebencian dari permaisuri Ren yang bersekongkol dengan para selir senior (Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin) karena cemburu dengan perlakuan spesial kaisar Qing Feng pada Xia Fei.
Hari itu permaisuri Ren,Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin dengan sengaja menjebak Xia Fei yang sudah di pengaruhi obat. mendorongnya masuk kedalam kamar pangeran kedua (pangeran Li).
Xia Fei yang sudah lemas dan tak berdaya berusaha melarikan diri sekuat tenaga.hingga membuatnya tersudut dipinggir tebing.
Para selir sengaja mendorong Xia Fei hingga membuatnya jatuh kedalam jurang dan tenggelam kedalam air.
Gelang giok pemberian kaisar tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang menyilaukan.membuat Xia Fei menutup mata.
Ketika tersadar dirinya berada di sebuah tempat yang asing.dengan orang-orang yang terlihat asing serta memakai baju yang aneh.
Dimana sebenarnya Xia Fei berada??
Seperti apa kehidupan Xia Fei selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tutie arsyek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Jam empat pagi. Kai pulang ke paviliunnya.
Membangunkan semua orang dengan teriakan dan melampiaskan amarahnya tanpa alasan.
"SIAPKAN SARAPAN"
"tapi ini baru jam empat, tuan"
"KENAPA? KALAU AKU BILANG SIAPKAN YA SIAPKAN. MENGERTI??"
" baik tuan, akan aku siapkan sekarang" Jerry bergegas menuju dapur dengan mata yang masih mengantuk.
Begitupun yang lainnya. Mereka berdiri di samping meja makan, menahan kantuk.
"tuan besar, apa perlu aku bangunkan nona?"
" gak usah, aku gak mau nafsu makanku hilang dengan melihatnya"
Merry dan Leo saling pandang.
"tuan, sarapan sudah siap"
Setelah sarapan tersaji, ternyata Kai hanya memakannya beberapa suap saja. Lalu pergi ke ruang kerja dan mengurung diri sana.
"mood tuan sangat buruk hari ini"
"ada apa lagi dengannya? Apa ada yang menyinggungnya?"
"dua hari ini tuan juga tidak mau bertemu nona.apa mereka sedang bertengkar?"
Dengan lesu mereka bertiga menyandarkan kepala diatas meja makan.
"hooaamm....aku benar-benar ngantuk"
Merekapun akhirnya tertidur di meja makan.hingga jam pun menunjukkan pukul tujuh pagi.
"ada apa ini? Kenapa kalian tidur di meja makan?"
Xia Fei mencoba membangunkan mereka satu persatu.
"Merry, Jerry, Leo. Bangunlah....kenapa kalian tidur disini?"
"non-nona"
Merekapun bergegas bangun ketika melihat Xia Fei.
"kenapa kalian tidur disini?"
"pagi sekali tuan pulang dan membangunkan kami.dia meminta sarapan dan akhirnya kami tertidur disini karena sangat mengantuk" Merry mencoba menjelaskan.
"jam berapa tuan besar pulang?"
"jam empat, nona" Leo menggosok-gosok matanya yang masih lengket.
"aku akan buatkan sarapan untuk nona"
"tidak usah Jerry.aku sarapan roti saja hari ini. Kalian boleh lanjut tidur di kamar"
" tapi nona" ketiga orang itu terkejut.
"sudah sana pergi"
"apa benar tidak apa-apa,nona?"
" iya,sana pergilah tidur dan beristirahat"
" terimakasih nona"
Dengan gontai mereka pun masuk ke kamar masing-masing. Melanjutkan tidur di kamar dengan nyaman.
Sementara Xia Fei yang tadinya berniat untuk sarapan roti malah pergi ke dapur dan dengan berbekalkan apa yang dia lihat ketika Jerry memasak.
Xia Fei pun mencoba mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas lalu dengan hati-hati dia menyalakan kompor.
"yeah...aku bisa.hahaha....." betapa bahagianya Xia Fei ketika dia berhasil menyalakan kompor.
Ini adalah pertama kalinya ia memasak dengan menggunakan peralatan modern.
Di zamannya dulu Xia Fei juga pernah memasak tapi dengan menggunakan kompor tungku jadi wajar saja jika Xia Fei merasa bahagia seperti memenangkan lotre ketika kompor menyala.
"kenapa mereka betah kerja disini? Padahal tuan besar memperlakukan mereka tidak baik. harusnya mereka pergi tinggalkan tuan besar biar pria jahat itu tau rasa" Xia Fei yang saat itu serius memasak tidak menyadari jika ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya.
"apa mengumpat orang bisa membuat masakanmu enak?"
Hampir spatula yang ada di tangannya terlempar ketika ia mendengar suara pria yang membuat bulu kuduknya berdiri.
"sejak kapan memasak memakai bumbu mengumpat dan menyumpahi orang?" bisik Kai.tangan nakalnya mulai memeluk pinggang ramping Xia Fei dari belakang.
" aku...."
"aku apa?masih mau mengelak?" Kai mencium rambut Xia Fei lembut.
"aku tidak bermaksud begi...." Xia Fei merinding geli.
Kai membalikkan tubuh Xia Fei lalu meraih dagunya dan langsung mencium bibir wanita itu sebelum dia selesai bicara.
"lumayan manis juga bibir wanita pengumpat ini"
"tuan kam...." mata Xia Fei membulat lebar.
Kai kembali mencium bibir Xia Fei, dan tidak memberikan kesempatan sedikitpun pada wanita itu untuk berbicara.
Klik!
Kai mematikan kompor lalu menggendong tubuh Xia Fei pergi dari sana.
"KAMU MAU APA? LEPASKAN...." teriak Xia Fei memukul-mukul punggung Kai. Tapi pukulan itu sama sekali tidak berpengaruh apapun.
Langkahnya semakin cepat menaiki tangga menuju kamar.
Bruk!
Kai melempar tubuh Xia Fei ke atas ranjang.
"tuan besar mau apa?"
"olahraga pagi" Kai melepaskan kancing piyamanya satu persatu.
"aku tidak mau" Xia Fei berusaha menghindar tapi Kai menarik kakinya hingga membuat piyama satin yang licin itu tersingkap ke atas.menampilkan tubuh bagian bawahnya.
"masih bilang tidak?tapi malah menggoda" Kai tersenyum licik melihat ke arah bawah dengan nakal.
"aku tidak menggodamu" Xia Fei berusaha menurunkan kembali piyamanya.tapi tangan Kai bergerak lebih cepat dan menahan kedua tangannya ke atas kepala.
"kamu harus tanggung jawab karena sudah menggodaku dan mengumpatku di belakang"
"aku tidak menggodamu apalagi mengumpatmu, aku hanya....." Xia Fei terdiam ketika wajah Kai semakin dekat dengan wajahnya.
" hanya apa?"
Xia Fei menggeleng kepala cepat. Tidak berani mengeluarkan suaranya kembali.
"bukankah aku sudah pernah bilang jangan pernah pakai baju seksi ketika keluar rumah?"
"bukankah aku tidak keluar rumah?"
" masih membangkang, hah?" Kai mencium leher Xia Fei dan meninggalkan tanda merah disana.
"tuan besar....tolong lepaskan aku" Xia Fei mencoba memberontak.
"lepaskan? Bukankah kamu juga menginginkannya? Apa perlu aku ingatkan lagi berapa kali aku sudah membuatmu puas?"
"aku..." Xia Fei bisa merasakan wajahnya memerah.
"tapi aku juga puas saat melihat kamu memuaskan diri dengan jarimu di kamar mandi" bisik Kai nakal.
"apa? Kamu...." wajah Xia Fei semakin merona. Dia benar-benar tidak tau jika Kai melihatnya juga.
"kenapa? Apa jarimu lebih enak daripada punyaku?" bisik Kai sambil tersenyum nakal.
"aku tidak seperti itu,jangan sembarang bicara" Xia Fei mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman.
"sembarang bicara? apa aku terlalu lembut memperlakukan kamu kemarin?"
"lembut? Aku bahkan tidak bisa duduk karena perbuatanmu"
"oh ya? Lalu kenapa kamu memuaskan diri lagi dengan jarimu?"
"jangan bicara lagi" Xia Fei memalingkan wajahnya yang memerah.
"kalau aku gak boleh bicara berarti aku sudah boleh berolahraga?"
Xia Fei langsung menoleh dengan mata terbelalak.
"tidak bol...." Xia Fei kembali terdiam ketika Kai mencium bibirnya.
"sstt, diamlah.jangan berontak lagi Xia Fei.aku tau tubuhmu menginginkan semua yang aku lakukan" bisik Kai yang lalu mencium leher Xia Fei dengan lembut.
"uummm....." Kai menekan pinggulnya kencang dan dalam.pinggulnya bergerak dengan irama naik-turun yang pelan.
"tu-tuan besar...." suara Xia Fei mulai terdengar berat.
"jangan panggil aku tuan besar, panggil aku Kai" Kai mencium bibir Xia Fei dengan lembut.
"uummm..."
Kali ini Xia Fei tidak berani menolak lagi, semua yang Kai katakan memang benar jika tubuhnya menginginkannya.seperti halnya hari ini Xia Fei jelas terlihat sangat menikmatinya.
Tubuhnya meregang, menikmati setiap sentuhan pria itu yang membuatnya terbuai.
"tuan besar... Aku....."
"sstt, aku sudah bilang jangan panggil aku tuan besar lagi. panggil aku Kai"
Kai yang sudah mempelajari titik kelemahan Xia Fei pun mulai memainkan jari jemarinya di setiap titik tubuh wanita itu.
"tuan be....,aahh....." suara Xia Fei tertahan ketika Kai memainkan kelingkingnya di bawah sana.
"Kai, panggil aku Kai" jemari Kai semakin bermain lincah.
"aahh....i-iya, baik. Ka-i....." Xia Fei mencengkram kuat rambut Kai yang sedang bermain di area bawahnya.
"uumm....." Xia Fei mengigit bibirnya.pinggulnya bergerak mengikuti irama yang diberikan oleh jemari Kai. Nafasnya memburu.
"aahh....Ka-i, aku...." Tubuh Xia Fei menegang, cengkramannya semakin kuat dan tidak lama kemudian Xia Fei pun membuncah nikmat.
Kai mencium bibir Xia setelah puas bermain-main.
"bagaimana?apa jariku lebih enak dari jarimu, Xia Fei?"
"aku...." nafas Xia Fei terengah-engah. Keringatnya peluh bercucuran di keningnya.
Kai kembali mencium bibir Xia Fei. Lalu berbisik.
"ini baru pemanasan. Aku akan melanjutkan olahraganya nanti malam.jadi bersiap-siaplah" Kai mengangkat kedua alisnya nakal.
Ia pun bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Xia Fei yang masih terbaring lemas.
Xia Fei menatap Kai yang masuk ke kamar mandi dengan bingung.
"pemanasan? dia pikir aku apa?"