NovelToon NovelToon
Pelangi Di Hati Ku

Pelangi Di Hati Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: qsk sri

Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.

Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Selepas sholat ashar tak biasanya Arvan rewel. Dia terus menatap ke arah jalan dan mengajak ku pergi.

"Ya sudah Mila,bawa saja Arvan jalan-jalan kemana gitu. Atau ke taman bermain yang di depan itu. Jam segini pasti sudah ramai orang,banyak yang jualan juga" Ucap ibu

"Ya sudah kalau begitu,kita jalan kaki saja ya !" Ajak ku dan Arvan pun tersenyum.

"Hati-hati "Ucap ayah menimpali

"Iya,yah. Sebentar ya sayang,mama ambil tas dulu" Tak berselang lama aku kembali membawa tas dan topi buat Arvan. Walau bagaimanapun matahari masih terik dan panas nya cukup menyengat di tubuh.

Sepanjang jalan Arvan nampak antusias. Syukurlah Arvan ku sudah mulai ceria lagi. Sesampai di taman,aku membiarkan Arvan bermain , berlari kesana kemari mengeksplor setiap sudut dan memainkan beberapa wahana seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan,dan yang lain nya. Di sana juga banyak anak-anak lain yang bermain. Aku duduk bersama para ibu-ibu lain yang menunggui anak-anak mereka.

"Anak nya lucu ya mbak,umur berapa ?"Tanya seorang ibu paruh baya yang duduk di samping ku

"Dua tahun Bu " Jawab ku.

"Wah,sama dong sama cucu saya. Cucu saya juga dua tahun, tanggal berapa lahirnya ? Kalau cucu ibu,tanggal 12 Maret" Tanya nya lagi

Ya Allah....aku tak tahu kapan tanggal lahir Arvan sebenarnya,aku hanya menetapkan tanggal 5 Mei sebagai ulang tahun nya. Dulu aku menemukan Arvan di tanggal 12 Mei ,dan menurut perkiraan para bidan yang menangani Arvan setelah kutemukan dulu ,Arvan berusia satu Minggu setelah dilahirkan.

"Tanggal 5 Mei, Bu " Jawab ku

"Oalah cuman beda dua bulan saja rupanya . Pasti nanti kalau mereka sudah sekolah bakal satu angkatan. Seru ya... kapan-kapan kita bisa nungguin bareng " seru ibu itu nampak antusias.

"Insyaallah Bu, semoga Allah memberi kesehatan dan umur biar kita bisa barengan nungguin anak-anak " Ucap ku

"Aminn..."

Percakapan kami akhirnya mengalir begitu saja. Ibu itu juga ternyata asik orang nya aku jadi bisa mengimbangi obrolannya. Hingga tiba-tiba Bu Risma datang menyapa ku.

"Mila..."

Aku menoleh," Eh,ibu " Ucap ku sedikit terkejut.

"Tenyata benar,ibu kira tadi salah lihat. Tadi ibu habis ketemu sama anak ibu. Kalau saja ibu lihat kamu dari tadi pasti sudah ibu kenalin sama anak ibu. Kamu sedang apa di sini ?" Tanya nya ikut duduk di sisi kiri ku.

"Neng, ibu duluan ya. Sepertinya cucu ibu sudah capek " Ucap ibu tadi setelah cucu nya menghampiri sambil mengusap peluh di keningnya.

"Iya Bu, hati-hati di jalan ya cantik " Ucap ku sambil mengusap kepala anak itu.

"Manis sekali" Batin ku

Ibu itu pun pergi." Eh iya,bu.maaf ya jadi kepotong tadi " Ucap ku tak enak hati

"Gak apa-apa. Biasa saja kok. Jadi kamu sedang apa di sini ?" Tanya Bu Risma lagi karena tadi belum sempat ku jawab.

"Nganterin anak aku main Bu. Sepertinya dia bosan di rumah terus. Maklum saya jarang bawa keluar seperti ini " Jawab ku sambil menatap Arvan yang bermain ayunan.

"Anak ? Kamu sudah punya anak ?" Tanya Bu Risma seperti terkejut dari nada bicaranya saja terlihat sekali jika beliau begitu terkejut.

Aku tersenyum,"Iya Bu " Saat itu Arvan menghampiri ku. Wajahnya merah dan sudah basah dengan keringat.

"Kenapa sayang? Main nya udahan ?" tanya ku seraya mengusap keringat di wajah mungil nya.

Arvan menggeleng namun tangan nya menunjuk pada mulut nya.

"Kamu haus ? pengen minum ?" Tanya ku yang dijawab anggukan dari Arvan.

"Baik, sebentar mama buka dulu" Beruntung tadi sebelum pergi aku membawa air minum untuk Arvan. Aku pun membuka tutup tumbler nya lalu memberikannya pada Arvan.

"Hati-hati minum nya, pelan-pelan saja " lirih ku

"I...ini anak kamu ?" Tanya Bu Risma sambil menatap Arvan dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Iya Bu. Namanya Arvan. Sayang,salim dulu sama ibu" Ucap ku namun Bu Risma dengan cepat menyela.

"Nenek ! Kok ibu sih !"

"Oh,..iya. Maaf Bu. Sayang salim dulu sama nenek ya " Ucap ku mengulang kata-kata ku.

"Masya Allah...pintar sekali. Ganteng pula " Puji Bu Risma sambil terus menatap Arvan. Arvan juga menatap bu Risma tanpa kedip.

"Nyenye..." ucap Arvan dengan nada lucu

"Apa katanya ?" Tanya Bu Risma menoleh padaku.

"Nenek. Katanya " Sahut ku.

"Iya sayang,ini nenek "Ucap Bu Risma menatap nya,namun aku bingung mengapa Bu Risma seperti hendak menangis.

Arvan berlari kembali ke arah perosotan namun sesekali melirik ke arah kami.

"Hati-hati nak,jangan lari!" Teriak ku

Aku melirik ke arah Bu Risma,bertanya dengan nada lembut sambil menyentuh tangan nya.

"Bu,...ibu baik-baik saja ?" Tanya ku

"Eh,...maaf. Ibu tadi kebawa suasana saja" Lirih nya sambil mengusap mata nya yang sudah basah.

"Memang nya kenapa Bu ,maaf jika saya terlalu ingin tahu masalah ibu " Ucap ku lirih

"Gak pa-pa. Ibu tadi mendadak inget anak ibu pas lihat Arvan " ucap nya

Kening ku berkerut ," Ibu punya anak seusia Arvan ?" Tanya ku ragu

"Enggak , bukan gitu. Anak ibu sekarang sudah dewasa cuman lihat Arvan ibu jadi keinget anak ibu ketika masih seusia Arvan. Wajah nya mirip "Terang Bu Risma membuat ku terdiam seketika.

Entah kenapa aku jadi sedikit khawatir. Aku menghela nafas untuk menenangkan hatiku yang mulai tak menantu.

"Iya kah, sebegitu mirip nya ?" tanya ku lagi

"Iya,coba deh. Ibu masih ada foto anak ibu waktu kecil tapi di foto ini sudah empat tahunan " Bu Risma mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompet nya lalu memberikan nya padaku.

Ku lihat Arvan yang masih terlihat aman bermain bersama yang lain lalu ku alihkan pandanganku pada foto yang kini ada di tangan ku. Ku perhatikan secara seksama,memang benar wajah Arvan dengan anak nya Bu Risma begitu mirip. Matanya ,hidung nya dan garis wajah nya pun sangat mirip. Namun sekilas aku seperti melihat wajah... Mas Bayu. Aku membulatkan mata. Aku pun mulai mengingat Arvan dan Mas Bayu juga terlihat mirip.

Aku terkesiap," Gak,ini pasti hanya kebetulan. Gak mungkin kan anak nya Bu Risma di foto ini adalah Mas Bayu. Lagipula apa hubungan nya dengan Arvan. Sedangkan yang kutahu Mas Bayu belum menikah " Batin ku

"Memang nya sekarang usia anak ibu berapa tahun ?" Tanya ku dengan jantung yang berdebar-debar.

"35 tahun "

Jawab Bu Risma dengan wajah sendu. Sepertinya ada sesuatu yang membuat nya sedih. Ingin bertanya tetapi tak enak dan rasanya gak sopan saja menanyakan hal yang mungkin sangat sensitif buat Bu Risma.

Aku terdiam, bingung sebenarnya mau ngomong apa. Takut salah ucap. Tetapi tiba-tiba Bu Risma berbicara dan menceritakan masalah nya.

"Dua tahun yang lalu terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan beberapa kendaraan. Anak,menantu,dan cucu ibu yang masih bayi turut jadi korban. Menantu ibu meninggal di tempat setelah terlempar keluar,sementara anak ibu koma hingga berminggu-minggu. Dan cucu ibu.... hilang. Entah ikut terbakar dan menjadi abu atau hilang ditemukan orang lain. Yang jelas polisi tidak bisa menemukan nya dan polisi mengungkap jika cucu ibu kemungkinan ikut terbakar bersama kendaraan nya dan menjadi abu "Tutur Bu Risma yang seketika aku menutup mulutku.

"Innalilahi...." Gumam ku lirih

"Maaf Bu,apa kecelakaan itu yang terjadi di depan pasar ?" Tanya ku. Kebetulan saat kejadian aku juga tengah berada di pasar. Saat itu aku juga ikut melihat betapa mengerikannya kecelakaan yang melibatkan beberapa mobil itu. Begitu banyak korban nyawa,namun aku tak menyangka jika anak dan menantu Bu Risma juga menjadi korban nya.

"Iya " Jawab Bu Risma lirih. Air matanya menetes dan langsung diusap nya.

"Saya turut berduka Bu. Ibu yang sabar " Ucap ku sambil mengusap punggung nya

"Iya. Makasih ,selama ini ibu juga selalu berusaha sabar dan kuat. Apalagi setelah anak ibu siuman dan sampai sekarang seperti kehilangan arah dan tujuan. Kerjanya luntang-lantung dan gak pernah pulang ke rumah. Alasan nya mencari anaknya yang hilang. Padahal polisi sudah mengatakan jika anak nya tak selamat tapi dia tetap bersikeras mengatakan anak nya masih hidup. Ibu gak tahu dia sekarang tinggal dimana dia gak pernah mau ngasih tahu tempat tinggal nya. Tapi ibu masih bersyukur karena dia masih bisa diajak ketemu kalau ibu minta " Tutur Bu Risma

Aku menghela nafas panjang, perasaan yang tadi mulai takut dan tegang kini sedikit melemas. Semua kemungkinan yang berputar dipikiran ku perlahan sirna. Mungkin ini hanya sebuah kebetulan,wajah yang mirip ,dan usia Arvan dengan kejadian kecelakaan yang sama. Tetapi aku menemukan Arvan di tempat sampah belakang tempat kerja ku, sementara cucu nya Bu Risma hilang ketika kecelakaan.

Waktu pun berlalu...

Hari ini aku tengah bersiap ke tempat pernikahannya Mas Danu. Pak Indra menelpon akan menjemput tetapi aku beralasan jika sudah berada di jalan ,padahal aku masih berada di rumah. Tentu nya aku tak berangkat sendiri,ada ayah bersama ku.

Seperti biasa Arvan ku titipkan pada Mas Bayu. Mas Bayu begitu senang ketika ku titipkan Arvan padanya. Katanya dengan menjaga Arvan dia jadi gak bisa ikut dengan mamanya. Katanya lagi untuk menghindari perjodohan yang dilakukan mama nya.

Singkat cerita,aku ,ayah dan Pak Indra sudah berada di tempat acara.Kami berdiri di luar saat kalimat akad terdengar dari pengeras suara.

Ya Allah...kuat kan hati ku. Ayah menggenggam tangan ku erat, sedangkan Pak Indra dari ujung mataku ku lihat dia melirik ku seolah ingin tahu bagaimana reaksi ku. Hati ini memang sakit,rasa sesak di dada membuat ku susah bernafas. Namun kubulatkan tekad untuk tetap maju memberi pelajaran pada mereka yang telah berkhianat.

Namun segimana nya aku berusaha kuat tetap saja diri ini merasa lemas saat kata 'sah terdengar menggema.

"SAH.....!"

Bersambung.....

1
Sekti Ibue'BilFa
gak sabar liat kekacauan pernikahan si cecunguk
Sekti Ibue'BilFa
lanjut, kalo perlu kacaukan acara pernikahan nya danu
Asri: Hahahah....bakal ada kejutan buat danu nanti 😁
total 1 replies
Sekti Ibue'BilFa
siapakah itu?
Sekti Ibue'BilFa
semoga segera ketahuan itu ulat bulu
Asri: Amiin....makasih doa nya kak 🤭
total 1 replies
Sekti Ibue'BilFa
sabar ya mila
Asri
yang ini gak ada horor nya kak,🙏🏼 tapi mungkin nanti ada lah dikit ,itupun gak diawal cerita 🙏🏼
Sekti Ibue'BilFa
netas baru thorrrr,ada cerita horornya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!