Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34
"Papi, besok aku mau berangkat ke Australia saja," ucap Amel saat berdua di dalam mobil bersama papinya.
"Kenapa tiba-tiba kamu mendadak mau balik ke Australia lagi? apa karena Antonio?" tanya pak Bara pada Amel dengan mata menatap Amel lekat-lekat.
"Ya Pi, aku ingin melupakan semua yang telah terjadi di sini dan aku ingin menata hidupku lagi."
"Ya. Memang sebaiknya kamu lupakan si Antonio brengsek itu, gak ada gunanya kamu mengingat dia terus. Dan mulai besok papi akan keluarkan Laras dari perusahaan papi karena gara-gara dia juga yang menyebabkan Antonio jadi berpaling dari kamu," ucap pak Bara dengan mimik muka kesal.
...----------------...
"Laras, maafkan saya dengan terpaksa saya harus mengeluarkan kamu dari perusahaan ini," ucap pak Bara pada Laras.
Laras sangat terkejut dengan apa yang di ucapkan pak Bara barusan, Laras menatap pak Bara sambil bergumam dalam hatinya.
"Kenapa tiba-tiba pak Bara memecat aku? Apa salahku? atau jangan-jangan karena aku kemaren tidak menuruti permintaan dari Roy ?" Laras bertanya-tanya dalam hatinya.
"T_ tapi pak, salah saya apa?" tanya Laras pada pak Bara sambil mengerutkan keningnya.
Pak Bara menatap Laras lalu dia berkata padanya," sebenarnya kamu tidak punya salah apa-apa Laras, semuanya berjalan baik-baik saja dan pekerjaan kamu juga bagus tidak ada yang salah tapi ada satu hal yang membuat saya harus mengambil tindakan ini," pak Bara tidak melanjutkan kata-katanya dan Laras pun kemudian bertanya pada pak Bara.
"Apa itu pak?" tanya Laras pada pak Bara.
"Karena kamu adalah mantan istri dari Antonio dan karena kamu yang sudah membuat Antonio mengurungkan niatnya untuk melamar anak saya Amel," pak Bara menatap Laras lekat-lekat.
"Iya pak, saya mengerti maafkan saya. Terimakasih bapak sudah baik terhadap saya selama saya bekerja di sini," ucap Laras pada pak Bara tanpa protes sedikit pun karena dia tahu hal ini pasti akan terjadi padanya dan dia juga tidak bisa menyalahkan pak Bara yang memecat dirinya.
"Ya. Saya juga berterima kasih pada kamu karena kamu juga telah bekerja di sini dengan baik," ucap pak Bara pada Laras.
"Kalau begitu saya pamit pak," Laras kemudian keluar dari ruangan pak Bara dan berjalan menuju ke ruang kerja nya.
Laras membereskan semua barang-barang miliknya dan di masukkan ke dalam sebuah kotak berbentuk persegi panjang yang berbahan plastik.
Setelah selesai memasukkan semua barang-barang miliknya itu, Laras kemudian keluar dari pintu ruangannya dan sejenak dia memandang ke dalam ruang kerjanya yang akan dia tinggalkan.
Dengan langkah gontai Laras berjalan menyusuri trotoar sambil membawa kotak yang berisi barang-barang miliknya itu.
"Ya Tuhan...ternyata mas Antonio sudah mengatakan semuanya pada Amel dan hal itulah yang membuat pak Bara mengeluarkan aku dari perusahaan," gumam Laras dalam hatinya sambil terus berjalan menyusuri trotoar itu.
Dari jauh terlihat mobil Antonio yang melintas di jalanan yang di lalui Laras.
"Itu seperti Laras," ucap Antonio ketika melihat Laras yang sedang berjalan di trotoar itu.
Perlahan Antonio menepikan mobilnya di samping Laras sambil membuka kaca mobilnya dan memanggil Laras.
"Laras," panggil Antonio yang kemudian keluar dari mobil dan menghampiri Laras yang berdiri di samping mobilnya itu.
Laras menatap Antonio ada sebuah pertanyaan yang akan dia lontarkan padanya tapi keburu Antonio yang bertanya padanya lebih dahulu.
"Laras, kamu mau kemana? dan kenapa kamu membawa kotak yang sepertinya berat banget ini," tanya Antonio pada Laras.
Laras tersenyum tipis pada Antonio sambil berkata padanya ," aku di pecat sama pak Bara," ucap Laras.
"Di pecat? tapi kenapa?" Antonio terlihat cemas menatap Laras.
"Semua ini karena kamu mas," kata Laras pada Antonio.
"Aku? tapi kenapa dengan aku?" Antonio bingung dia tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Laras padanya.
"Kamu sudah cerita pada Amel kan tentang siapa aku dan hubungan kita yang dulu," Laras menatap Antonio lekat-lekat.
Antonio menghela nafas panjang menatap Laras sambil berkata padanya ," maafkan aku, aku memang sudah mengatakan hal itu pada Amel karena dia butuh alasan aku yang tidak mau melamar dirinya waktu itu dan akupun berkata dengan sejujurnya pada Amel kalau aku masih mencintai kamu dan aku akan perjuangkan lagi untuk mendapatkan kamu dan Lala, "
"Mas.mas...kenapa harus cerita seperti itu. Akhirnya aku yang merasa bersalah di sini karena aku sudah membuat Amel sakit hati dan juga pak Bara dia sangat kecewa sama aku sampai dia mengeluarkan aku dari perusahaan nya," Laras menarik nafas panjang.
"Maafkan aku Laras, karena hanya itulah satu-satunya cara agar aku terlepas dari Amel dan agar Amel juga tidak terus berharap pada aku. Jujur aku tidak mencintai Amel sedikitpun tapi Amel yang terlalu berharap pada aku dan aku juga tidak mau ini berlarut-larut aku kasihan melihat Amel kalau hubungan aku sama dia di teruskan karena tidak ada rasa cinta sama sekali di hati aku untuknya."
"Mas, aku kan sudah berkali-kali bilang sama kamu kalau hubungan kita sudah selesai mas."
"Ya aku tahu hubungan kita sudah selesai, tapi bagaimana dengan Lala? Apa kamu tidak kasihan melihat Lala yang masih butuh kasih sayang seorang ayah dan tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk menebus semua kesalahan aku yang dulu. Aku janji aku akan membahagiakan kalian berdua," ucap Antonio dengan wajah memelas pada Laras.
"Tapi mas, kamu tahu kan imbas dari semua ini ke aku, aku sekarang di pecat. Aku tidak punya pekerjaan lagi dan aku harus membiayai Lala dan ibu mas, kalau aku tidak bekerja bagaimana aku bisa membiayai mereka," Laras berkata pada Antonio dengan kesal.
"Laras, kamu tenang saja soal itu. Aku yang akan membiayai Lala dan ibu dan kamu juga," ucap Antonio.
"Enggak mas, aku gak bisa terima. Aku harus cari pekerjaan sendiri dan aku tidak mau bergantung pada kamu," Laras menolak bantuan Antonio untuknya.
"Tapi Lala anakku Laras, aku berkewajiban untuk menafkahi dia," Antonio mengerutkan keningnya menatap Laras.
"Enggak mas aku gak mau, aku akan membiayai sendiri hidup aku, Lala dan juga ibu," Laras beranjak dari tempatnya berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Antonio.
"Laras tunggu," Antonio mengejar Laras.
Laras terus saja mempercepat jalannya dan dia tidak melihat ada sebuah sepeda yang melaju dengan kecepatan kencang dari arah yang berlawanan.
"Laras!! awas...!!" dengan sigap Antonio mendorong tubuh Laras agar tidak tertabrak sepeda itu.
"Brughh...," terdengar suara tabrakan, tubuh Antonio tersungkur setelah di tabrak oleh sepeda motor itu.
"Mas...!" serta merta Laras berlari ke arah Antonio.