Terjebak Gairah Sang Mantan

Naya termenung setelah mendengar apa yang Arsen ucapkan, Naya menarik nafas dalam dalam lalu melepaskan perlahan, dan menatap lekat ke arah Arsen dia ingin mencari kejujuran dimata Arsen.

“aku nggak tahu maksud kamu apa Arsen, jujur aku bingung saat ini nggak tahu apa yang mesti aku lakukan, ditambah lagi dengan masalah yang kamu hadapi dengan kekasih kamu itu, aku nggak mau anakku menjadi korban karena semua ini”

“Harusnya kamu sebelum bertindak memikirkan segala sesuatu dengan matang Arsen, jadi nggak sampai seperti ini, aku jadi ikut terseret Masalah kamu dengan wanita itu”

“padahal hidupku sudah tenang tanpa kehadiranmu, aku nggak meminta tanggung jawab kamu Arsen, tapi kamu malah kayak gini jadi membahayakan Nolan” tegas Naya

“Maafkan aku Naya” balas Arsen dengan wajah penuh penyesalan 

“kamu nggak ada kata kata lain, selain kata, maafkan aku, entah sudah berapa kali kamu mengucapkan hal itu” tukas Naya

“Terus kamu mau aku bilang apa?” tanya Arsen balik

“Ya nggak tahu, kenapa malah tanya sama aku, aneh banget…” ketus Naya saya ini perasaannya sudah campur aduk, antara marah kesal benci dan juga geregetan dengan sikap Arsen.

“mana tahu kamu punya pendapat lain” balas Arsen sambil menahan tawanya dia tahu saat ini Naya sangat jengkel sekali.

“Aku mau pergi sekarang Arsen, nanti Nolan menangis karena su**nya sudah mau habis” ucap Naya

“Aku temani kamu belanja” sahut Arsen

“Aku nggak mau Arsen, ribet kalau kamu juga ikut” balas Naya

“Naya, sekarang kamu bawa Nolan, ibu pindah ke tempat tinggal kalian yang baru, dan ayah nanti bisa ditelepon suruh menyusul kesana, mengenai su**nya Nolan sekalian kita beli, please Naya” ucap Arsen

“Arsen bisa nggak aku tetap tinggal disini” balas Naya

“Nggak bisa Naya, kamu dan Nolan harus pindah” sahut Arsen

“Kan kamu nggak ada hak untuk memaksa aku Arsen, kita nggak punya hubungan apa apa” tegas Naya

“Ya kita memang saat ini nggak punya hubungan apa apa Naya, tapi ada Nolan yang akan terus membuat kita berhubungan, kedepannya kita nggak tahu apa yang akan terjadi, yang pasti aku menyukai kamu Naya”

“terlepas dari kesalahanku dimasa lalu, aku ingin menikah denganmu Naya, kalau kamu masih nggak bisa menerima kehadiran ku, setidaknya pikirkan Nolan putra kita dia butuh kasih sayang dari kamu dan aku Naya” jelas Arsen

“Aku tahu Arsen, untuk membesarkan dan merawat Nolan kita nggak harus menikah Arsen, kamu dan keluarga kamu sangat jauh berbeda dengan keluargaku Arsen, dan itu nggak mungkin bersatu”

“Cukup kali ini aku direpotkan dengan masalah kamu arsen, dan setelah ini tolong selesaikan masalah kamu dengan wanita itu, agar dia nggak perlu mendatangi aku” tegas Naya

“Iya Naya, aku janji akan menyelesaikan masalahku dengan wanita itu, tapi aku nggak janji untuk pergi jauh dari kehidupan kamu dan Nolan, ingat itu Naya…” balas Arsen 

“percuma kamu mengancamku Arsen, kita lihat aja ke depannya, jujur aku nggak nyaman dengan caramu seperti ini, memaksakan keinginan mu pada aku dan Nolan, tapi aku juga khawatir dengan keselamatan Nolan” ungkap Naya

“Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan Nolan, makanya aku akan memaksa kamu untuk tinggal di tempat yang lebih aman dari jangkauan orang orang yang berniat jahat sama kalian berdua, dan bisa saja ayah akan jadi target mereka juga” balas Arsen

“Aku nggak ada pilihan lain, aku terpaksa mengikuti semua ini” seaaat naya menarik nafas panjang,” aku mimpi apa semalam sampai harus pindah seperti ini, aku tahu kamu sanggup memberikan kenyamanan dan kemewahan  untuk Nolan, tapi aku tetap akan mencari nafkah untuk diriku sendiri”

“Kalau soal Nolan kamu boleh memberikan semua fasilitas terbaik padanya karena dia putra kamu Arsen, aku mau jemput Nolan dan ibu ke atas” jelas Naya.

“Aku ikut ke atas jemput Nolan, setidaknya aku bisa menggendong putraku saat ini juga, dan mengenai barang barang kamu biarkan anak buahku yang akan mengantarkan ke rumah yang akan kamu tempati bersama Nolan dan juga kedua orang tua kamu” jelas Arsen

Naya hanya bisa pasrah mengikuti semua apa yang Arsen rencanakan, melawan juga percuma, karena Arsen sudah tahu Nolan putranya dan dia pasti nggak mau Nolan di usik oleh Rania.

Naya mengerti dengan keinginan Arsen tapi dia Naya juga nggak enak hati menerima pertolongan Arsen seperti ini.

[Anggap saja semua demi Nolan, ah pusing….dijalani aja dulu, nanti juga ketemu jalannya, semoga semua berjalan baik dan nggak menimbulkan masalah yang akan menambah pusing kepalaku] gumam Naya dalam hati.

“Arsen kamu tunggu disini aja dulu, aku mau bicara sama ibu mengenai hal ini” ucap Naya

“bicaranya nanti aja Naya setelah kamu sampai dirumah yang baru sama Nolan, ayo Naya jangan kebanyakan alasan aku sudah nggak sabar” sahut Arsen

“bukan banyak alasan Arsen, aku harus bicara dengan ibuku, aku nggak mau salah langkah lagi” balas Naya

“Ayo kita naik biar aku yang bicara dengan ibu, aku yakin ibu pasti setuju dan mengerti dengan niat baik saya ini” sahut Arsen

“Niat baik dari mana Arsen, rencana kamu yang membuat aku bermasalah” tukas Naya

“Sudahlah Naya, ayo kita membawa Nolan segera dari apartemen ini, apa kamu sudah lupa apa yang akan dilakukan oleh wanita itu terhadap kalian berdua, kita sudah kelamaan bicara Naya, aku sudah nggak sabar” jelas Arsen sambil menatap tajam ke arah Naya.

Arsen tahu Naya dari tadi sengaja mengulur ulur waktu dan sengaja mencari berbagai alasan agar dia nggak pindah hari ini.

“Aku akan pindah kerumah tersebut tapi aku nggak mau kamu datang terlalu sering, kalau kamu mau janji cukup datang satu kali dalam satu minggu” ucap Naya, mendengar apa yang Naya katakan Arsen mengernyit kan dahinya lalu menatap ke arah Naya dengan wajah kesel.

“Naya kamu nggak bisa begitu dong” protes Arsen

“Ya sudah kalau kamu nggak mau, aku nggak mau pindah kesana, biar aku hadapi wanita kamu itu aku nggak takut, aku sudah terbiasa hidup keras Arsen, hal hal kayak gitu bisa kau atasi” sahut Naya

“Rania bukan orang yang bisa kamu lawan Naya, mungkin dengan kamu Rania bisa kalah, tapi kalau dia menyasar ayah atau ibu kamu, apa kamu masih bisa keras kepala seperti ini” imbuh Arsen.

Naya langsung terdiam mendengar apa yang Arsen ucapkan barusan, Naya paling nggak bisa kalau sudah menyangkut kedua orang tuanya.

“satu kali dalam satu minggu, deal….” ucap Naya 

Arsen mengatupkan rahangnya menahan kesal karena permintaan Naya yang sangat membuatnya jengkel, tapi Arsen juga tahu kalau dia masih ngeyel dengan Naya, bisa jadi sampai besok nggak akan kelar kelar perdebatan mereka berdua.

“Terlalu lama Naya, terlalu sedikit waktu yang kamu berikan padaku dan Nolan untuk bertemu, tiga kali seminggu” sahut Arsen membuat mata indah Naya melotot mendengar permintaan Arsen itu.