Sarah adalah perempuan ABG yang belum mengenal cinta, dia siswi SMP yang beranjak remaja. Di dalam kelasnya Sarah termasuk siswi yang berwajah hitam manis diantara teman temannya namun mempunyai sifat cuek dan jaim
Diantara beberapa siswa bahkan menyukainya, dan berharap mendapat tempat yang spesial di hati Sarah
Bagaimana kisah selanjutnya dan siapakah yang berhasil mendekati Sarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnia nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Dini menepi dari kerumunan orang, dia mengingat ingat dimana tempat semula ia berada.
Sedangkan di tempat lain, Zia, Beni dan istrinya gelisah menunggu kehadiran dini yang belum kembali dari toilet
"Duh gimana nih mas, dini belum balik juga jangan jangan dia nyasar" ujar Zia
"coba kamu telpon Zia" saran Dewi sambil celingukan ke kanan kiri
"Dini ga punya hp mba"
"Yasudah mas cari dulu ke toilet, tadi dia pakai baju pink kan? Tanya Beni
"Iya mas, baju pink kerudung hijau tosca" jawab Zia
"Kalian tunggu disini ya jangan kemana mana, nanti mas hubungi kalian"
Beni melangkah cepat ke arah toilet dimana dini ijin untuk kesana, sampai disana dia tidak menemukan Dini. Beni sudah berkeliling tapi ia tak dapat menemukannya
Beni menghubungi Zia, agar mereka melaksanakan sholat Zuhur terlebih dahulu, selanjutkan menginfokan kepada pusat informasi tentang anak hilang.
Beni yang sudah sampai terlebih dahulu di mushola, kemudian zia dan Dewi menyusul.
Mereka melaksanakan sholat terlebih dahulu setelah itu baru melanjutkan mencari Dini.
Dewi berada di saf depan, sedangkan Zia dapat di saf belakang. Ketika selesai melaksanakan sholat dan melipat mukena, Zia terkejut ternyata di samping ia sholat tadi adalah Dini
"Dini" ujar Zia
Dewi yang berada di depan segera menyudahi doanya ketika mendengar suara Zia, ia menoleh ke belakang
"Mba Zia, mba Dewi" dini memeluk Zia
""syukurlah kita bertemu disini, kamu sudah panik cari kamu" ujar Dewi
Dewi menghubungi suaminya, lalu mengajak Zia dan Dini untuk menunggu di halaman mushola, Beni datang dan mengusap kepala Dini
"Sekarang kita cari warung makan yuk, pasti kamu juga dah lapar kan Din?" ajak Beni
Dini mengusap usap perutnya seraya tersenyum dan mengangguk
Atas kesepakatan bersama mereka bergegas menuju warung makan yang menjual bakso.
"mba baksonya 4 porsi ya, minumnya 2 teh hangat tawar, 2 es teh manis" ujar beni pada pelayan
Pelayan itu mencatat " mohon di tunggu ya pak"
Sepuluh menit menunggu pelayan datang mengantarkan pesanan mereka
masing masing dari mereka meracik dengan saos, kecap dan sambal
Dini membuka bekal yang tadi sempat diberikan oleh ibunya
"wah ada pilus nya nih mba" Dini menaburkan pilus kedalam mangkoknya
Zia dan Dewi pun tak mau kalah
"Mau tambah Din? Tanya Dewi
"Ga mba ini ja belum habis"
"Mas beni, mba Dewi terimakasih ya sudah ajak dini jalan jalan" ujar dini
"Sama-sama Din, doain mas Beni sama mba Dewi biar dikasih sehat" ujar Beni
Mereka pun meng Aamiin kan bersama.
lalu melanjutkan makannya.
Setelah menghabiskan baksonya, Beni memanggil pelayan untuk membayar.
Mereka beranjak dari tempat duduknya dan kembali berkeliling melihat hewan hewan lainnya.
Dewi yang merasa kakinya pegal mengajak suaminya agar beristirahat terlebih dahulu di pinggiran, dibawah pohon rindang, Zia berinisiatif menyewa tikar. Mereka lalu menggelar tikar dan duduk bersama sambil menikmati cemilan yang tadi bi Yati berikan.
Waktu menunjukan pukul 2.30 sore, Beni mengajak mereka untuk pulang.
......................
POV Sarah
"Eh Sarah, pulang jualan ya? Kasian amat. Memang uang orang tuamu masih kurang ya?" ujar Bu Mamat yang selalu sinis terhadap keluargaku
"Bu Mamat, Alhamdulillah Bu keluarga kami selalu berkecukupan. Biarin jualan asal ga utang kemana mana" jawabku
Bu Mamat melengos
"Saya permisi dulu ya Bu" ujar ku dengan suara keras agar Bu Mamat minggir.
Aku sangat kesal dibuatnya, sejak Bu Mamat ingin menjodohkan ku dengan Bandi, dan aku mengabaikannya ia selalu bersikap sinis terhadap keluargaku.
*
*
"Sar kok kamu baru pulang?" tanya ibu ketika aku sampai di teras rumah
"iya Bu, Ayah masih dirumah nek Rahma sama pak sofyan, katanya sih pak Sofyan mau anter bantuan dari kelurahan buat nek Rahma,jadi ayah nyuruh aku pulang duluan"
"kebetulan tadi aku ketemu sama mas Andika, jadi di bonceng sama dia, aku turun sampai depan rumahnya aja"
Flash back:
Pov Sarah
"Permisi, mba saya mau beli kue" suara dari seorang pria
Aku mendongak, di hadapanku seorang pria berambut cepak yang kemarin datang membeli datang dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya
aku terperangah, aku terpaku bukan karena melihat pria itu tapi dia datang dengan seseorang yang pernah kukenal dan tanpa sengaja kami beradu pandang. Aku cepat menunduk dan pura pura sibuk mengambil kantong plastik.
"Biar aku bantu mba" ujar Andi
Untung saja Andi datang tepat waktu, jadi aku alihkan pelayanan nya pada Andi
Lelaki itu adalah Iwan, orang yang dulu pernah memberi harapan padaku.
Selesai membeli, pria itu berjalan ke arah motornya. Iwan masih berdiri di hadapan kami.
"Apa kabar Sarah?" tanya Iwan dengan suara pelan
"Baik" jawabku singkat
"Masih seperti yang dulu, cuek tapi manis. Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat" ujarnya
"Terimakasih" jawabku
"Mungkin Tuhan ingin kita bertemu lagi" ujar Iwan sambil tersenyum
senyum yang dulu pernah ku rindukan.
Aku menatap Iwan dan mengalihkan pandanganku kepada pria yang datang bersamanya
"Mas ayo pulang" ajak pria itu dari sebrang jalan
"Sampai ketemu lagi sar, assalamualaikum "
"Waalaikum salam " jawabku lirih
Iwan menoleh dan bergegas berjalan menuju pria itu meletakkan motornya.
flash on
Aku bergegas masuk ke dalam rumah, lalu meletakkan barang barang daganganku di meja dapur, wajah itu masih terbayang di mataku. Aku masuk ke kamarku untuk merebahkan tubuhku sejenak
Pintu kamar di ketuk dan suara ibuku memanggil
"Kamu udah sholat Zuhur sar?"
"Sudah bu, numpang dirumah nek Rahma tadi sekalian antar sembako dari ibu"
"Yasudah kamu istirahatlah dulu" ujar ibuku
......................
Beni dan yang lainnya sudah sampai dirumah Herman
"Assalamualaikum" suara salam dari mereka ber empat
"Waalaikum salam" jawab Herman dari dalam rumah
Herman membukakan pintu, dan menyuruh mereka masuk.
Bi Yati pun ikut keluar
"kalian sudah pulang, gimana jalan jalannya seru ga?" ujar bi Yati
""Seru sekali bi, sangat seru" sahut Zia sambil terkekeh dan menoleh pada Dini
Dini melotot menatap Zia
Herman menyuruh mereka masuk
"Bini buatkan minum dulu ya"
"Ga usah bi, kami mau langsung pulang" jawab Beni
"Kok buru buru amat?" tanya bi yati
"Iya bi, besok kan masuk kerja biar ada persiapan" ujar Beni
Beni dan Dewi langsung berpamitan dan ingin segera istirahat dirumahnya.
motornya perlahan menjauh.
Zia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia membasuh wajahnya dengan air yang terasa dingin hari itu. Mereka berempat duduk di ruang tamu.
Dini bercerita pada ayah dan ibunya kalau dia sempat terpisah dengan saudaranya di kebun binatang, ada rasa kasihan dan juga lucu saat dini bercerita.