NovelToon NovelToon
MY POSESIF BODYGUARD

MY POSESIF BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Tatatu

"KALIAN BERBUAT TIDAK PANTAS DI SINI?"

Kesalahpahaman membuat status keduanya berubah.
Gaby berusia 17 tahun sementara Madava berusia 25 tahun merupakan bodyguard Gaby sendiri.

Keduanya di nikahkan oleh para warga karena kesalahpahaman.

"Kalian harus di nikahkan."

"A-apa, di nikahan?"
......

"Sudah aku bilang kan om, di antara kita tidak ada ikatan apapun atau setatus yang tidak jelas itu. Kejadian satu Minggu lalu lebih baik kita lupakan, dan anggap saja tidak terjadi apapun." Tegas Gaby dengan mata merah menahan amarah dan air mata.
...
Bagaimana Madava dan Gaby menjalankan pernikahan itu? Pernikahan yang tidak mereka inginkan, bahkan ditutupi dari orang tua mereka.

Madava sudah bertunangan sementara Gaby memiliki kekasih yang ternyata sepupu Madava.
.....
AYOOO!! ikuti cerita MY POSESIF BODYGUARD
jangan lupa like komen dan ikuti akun author ☺️

terimakasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Madava tega?

Dua hari telah berlalu, kini keadaan Frederick sudah mulai membaik, hanya saja kaki pria itu tidak bisa di gerakan karena mengalami kelumpuhan.

Tentu saja Frederick terkejut dengan keadaan kakinya. Bahkan pria itu sampai merasa putus asa, namun sang Putri serta kedua adiknya Marvin dan Azka selalu menguatkan dan menyemangati.

Melihat Gaby yang selalu menyemangatinya, membuat Frederick tersadar. Bahwa dirinya tidak boleh terpuruk, Frederick memiliki tanggung jawab besar, yaitu perusahaan dan sang anak yang selalu membutuhkannya.

Frederick harus keluar dari kelumpuhan, syukurnya dokter mengatakan lumpuhnya bukan permanen. Jadi Frederick masih punya kesempatan untuk kembali berjalan.

"Daddy harus minum obat agar cepat sembuh dan bisa pulang...Ayo minum obatnya!!"

Setelah keadaan Frederick membaik, Gaby kembali ceria seperti semula.

Gadis itu memberikan beberapa butir obat kepada Daddy-nya dan satu gelas air. Dengan senang hati Frederick menerima lalu di minumnya.

"Terimakasih, putri Daddy!!" Ucap Frederick sambil tersenyum penuh kelembutan.

"Sama-sama Daddy!!"

Memberikan gelas itu kepada Gaby, dan gadis itu meletakkannya di atas meja.

"Kamu mau sekolah? Hati-hati ya." Frederick mengelus sayang kepala putrinya.

Gaby mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Siap boss!!." Ucapnya dengan semangat 45.

Di ruangan itu bukan hanya mereka saja namun ada Madava berdiri di depan pintu.

Sebelum berangkat sekolah, Gaby ingin bertemu dengan Daddy-nya Madava pun menuruti dan mengantarnya ke rumah sakit.

Melihat Gaby yang kembali ceria membuat Madava lega. Akhirnya Nona-nya tidak murung lagi, sungguh Madava tidak suka melihatnya bersedih.

Mata itu tidak boleh menangis, kecuali tangisan kebahagiaan.

"Oh iya, dua hari lagi aku mau ikut lomba melukis loh. Dad!!" Beritahu Gaby dengan wajah berseri.

Baru mengingat jika dua hari lagi dirinya akan ikut lomba melukis.

Frederick langsung tersenyum antusias. Selalu merasa bangga dengan sang anak walaupun Gaby tidak pernah mendapatkan juara di kelas. Jangan kan juara satu, sepuluh besar pun Gaby tidak masuk. Entahlah, Gaby hanya pintar di bidang lukis melukis. Ya, jika ikut lomba melukis putrinya ini selalu mendapatkan juara satu.

"Benar kah?"

Gaby mengangguk. "Iya dad, bukan hanya lomba melukis saja, tapi berbagai lomba. Lomba itu ada di luar kota antar provinsi---tapi Dad."

Gaby mengucurkan bibir, wajahnya berubah murung.

Kening Frederick mengerut heran melihat perubahan wajah sang anak. Dari yang ceria seketika berubah murung, ada apa kira-kira?

"Ada apa, kamu kenapa?" Tanya Frederick penasaran.

Gaby menghembuskan nafas berat.

"Aku tidak yakin bisa memenangkan lombanya. Daddy, mereka sangat hebat-hebat dan ini lomba antar provinsi, jadi dari provinsi mana saja" Keluh Gaby seketika tidak yakin dengan kemampuannya sendiri, mengingat lomba ini antar provinsi, pasti banyak yang lebih hebat darinya.

Frederick menaikan sebelah alis. Pria itu tersenyum lembut.

"Tidak, princess Daddy yang paling hebat, mau kalah atau menang itu resiko dalam perlombaan, yang penting kamu sudah berusaha. Jangan bersedih, Daddy akan mendoakan!!" Ujar Frederick berusaha menenangkan dan memberinya semangat.

Menang atau kalah Frederick tidak masalah, yang terpenting gadis kecilnya ini sudah berusaha.

Gaby tersenyum, wajahnya yang murung kembali ceria lagi.

Daddy-nya memang yang paling terbaik, selalu mendukungnya di segala hal. Seketika bersyukur memiliki Daddy sepertinya.

Gaby berharap Daddy-nya selalu sehat.

"Terimakasih Daddy ku yang paling tampan!!" Serius Gaby sambil memeluk Frederick.

Sementara Madava hanya diam.

Pria itu berfikir. Baru kali ini melihat Nona-nya tidak percaya diri. Biasanya jika ikut lomba, Gaby akan pamer kepadanya dan bicara akan memenangkan lomba itu. Lalu jika terbukti menang, Gaby akan meminta traktiran kepadanya.

Dan tidak jarang juga, Frederick mengadakan pesta makan-makan untuk merayakan kemenangan putrinya. Ya, memang seantusias itu Frederick jika tentang putrinya.

****

"Ingat ya om penjaga. Jangan tinggalkan ruangan Daddy, kalau saja sesuatu terjadi kepada Daddy---"

Gaby berkacak pinggang di hadapan dua penjaga yang ada di depan pintu ruangan Frederick.

"Kalian berurusan sama saya!!" Lanjutnya dengan wajah sok garang padahal terlihat imut.

Madava yang melihat itu mengepalkan tangannya, berusaha menahan senyum melihat tingkah Gaby yang sedang memperingati dua penjaga. Tingkahnya petantang petenteng sekali.

Madava sengaja mengadakan penjaga di depan pintu ruangan Tuannya, agar kejadian suster penyamar itu tidak terulang lagi.

Dua penjaga itu mengangguk kaku.

"B-baik nona, kami tidak akan meninggalkan ruangan Tuan Frederick!!"

Gaby mangut-mangut. "Oke bagus!!"

......

Gaby dan Madava berjalan di koridor rumah sakit. Setelah ini Madava akan mengantar Gaby ke sekolah.

Kaki Gaby masih dalam proses penyembuhan, cara jalannya pun masih tertatih.

Tentu saja Frederick khawatir dan langsung mempertanyakan ada apa dengan kaki anaknya. Gaby pun menjelaskan kenapa kakinya bisa terluka.

Setelah mendengar penjelasan dari sang anak, Frederick marah dan ingin menuntut Laras karena sudah membuat putri kesayangannya terluka.

Ingat, Frederick tidak akan tinggal diam jika menyangkut putrinya.

Pria itu tidak akan pandang bulu. Siapapun yang berani menyakiti putrinya, maka harus berhadapan dengan Frederick.

Tapi Gaby melarang Daddy-nya untuk menuntut Laras.

Menjelaskan bahwa wanita itu memiliki seorang adik yang di rawat, Gaby kasian dengan adik Laras, bagaimana jika Laras di penjara siapa yang akan membiayai rumah sakit adiknya?

Dengan terpaksa Frederick menuruti apa kata Gaby, tidak menuntut Laras.

Sementara David meminta maaf kepada Frederick karena sudah ceroboh memilih pekerja.

"Bagaimana?"

"Haah?" Sahut Gaby sambil menatap Madava.

Tapi pria itu hanya meliriknya sekilas dan kembali menatap ke depan.

Mata Gaby mengedip-ngedip menggaruk kepalanya yang tidak gatal, gadis itu terlihat malu.

Bagaimana Gaby tidak malu. Ternyata Madava bukan bicara kepadanya namun sedang bertelepon, entah dengan siapa.

"Ishh!!" Gerutunya kesal sendiri.

Madava tersenyum tipis melihat Gaby yang nampak malu.

"Jadi kamu sudah menangkapnya?" Kembali Madava berbicara kepada seseorang di seberang sana.

[Ya, saya berhasil menemukan suster penyamar itu, dan sekarang ada di apartemen saya.]

Satu alis Madava terangkat. Untuk apa David membawa perempuan itu ke apartemennya.

"Kau bawa dia ke apartemen?"

Gaby menatap Madava dengan wajah penasaran, kira-kira siapa yang menelpon, kelihatannya serius sekali, dan siapa yang mereka tangkap? Membuat Gaby semakin penasaran saja.

[Yah, karena saya tidak tau harus membawanya kemana.]

Madava menghela nafas pelan.

"Baik lah saya akan ke sana, pastikan dia tidak kabur."

[Tenang saja, di sini ada beberapa penjaga.]

Madava tidak menjawab, pria itu mematikan sambungan telponnya begitu saja.

Selama dua hari ini, David dan Madava berusaha mencari identitas suster penyamar, mereka tidak akan membiarkannya begitu saja setelah apa yang dia lakukan kepada Frederick. Hampir saja nyawa Frederick tak tertolong karena ulah suster penyamar itu.

"Om, siapa yang di tangkap?" Tanya Gaby penasaran.

"Suster penyamar." Jawab Madava.

Kening Gaby mengerut. Tidak paham apa maksud Madava.

"Suster penyamar?"

Madava menatapnya, kelihatan sekali Nona-nya tidak mengerti apa maksud suster penyamar.

"Suster yang melepaskan selang oksigen tuan Frederick." Akhirnya Madava memberitahu.

Mata Gaby langsung membulat terkejut langkahnya pun terhenti, begitupun dengan Madava menghentikan langkah. Jadi semua itu ulah seseorang?

"Apaa, jadi itu semua di sengaja?"

Madava hanya mengangguk.

Tangan Gaby terkepal kuat giginya menggertak tatapannya berubah tajam, kelihatan sekali gadis itu marah.

"Keterlaluan, aku mau ketemu dia om, terus mau aku cakar-cakar mukanya." Gram Gaby kesal sambil menjulurkan kedua tangannya ke depan seperti ingin mencakar seseorang.

Madava menghela nafas.

"Nona fokus belajar saja, saya yang akan mengurusnya."

Gaby menghela nafas kasar. Padahal ingin memberi pelajaran kepada suster penyamar itu.

*****

"Thank you om!!" Ucap Gaby, membuka sabuk pengaman.

Madava menatapnya dari kaca spion depan sambil membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

Membuka pintu mobil untuk Gaby yang ada di belakang. Gadis itu pun keluar dari mobil.

"Nona harus memperhatikan jika melangkah, karena kaki Nona belum sembuh." Ujar Madava memperingati.

Gaby tersenyum sinis melipat tangan di depan dada, memang Gaby ini siapa? Anak kecil kah? sampai harus di peringati seperti itu.

"Gausah di kasih tau juga aku bakal hati-hati om. Emang aku ini anak kecil?"

Madava hanya diam. Bukan apa-apa, Madava tidak ingin Frederick marah lagi kepadanya.

Ya, Frederick sempat marah kepadanya karena sudah lalai menjaga Gaby.

Oleh karena itu Madava memperingati agar melangkah dengan hati-hati jangan sampai terluka lagi, yang ada dirinya habis di tangan mertuanya.

Madava menaikan sebelah alis.

Kenapa dirinya berfikir sejauh itu? Menganggap Frederick sebagai mertuanya. Tapi memang kenyataannya seperti itu, dirinya dan Gaby sudah menikah beberapa Minggu yang lalu. Jadi wajar saja Madava berfikir Frederick mertuanya.

Mengingat pernikahannya dengan Gaby tiba-tiba hati Madava bergetar.

Sudah lama mereka tidak membahas pernikahan. Entah sampai kapan seperti ini terus, menutupi pernikahannya dari semua orang. Tidak, hanya Marvin yang mengetahui status mereka.

Brumm.

Mata Gaby membulat dengan senyum merekah lebar. Tatapannya tertuju ke arah gerbang, di mana ada motor sport hitam masuk kedalam gerbang sekolah.

"Dion!!" Pekik Gaby sambil melangkah terburu-buru tanpa memperdulikan Madava.

"Nona hati-hati"

Bruk.

"Aduuh!!"

Madava menghela nafas pelan, wajahnya sangat datar melihat Gaby yang terjatuh karena melangkah terlalu terburu-buru. Padahal beberapa menit yang lalu Madava sudah memperingati agar berhati-hati saat melangkah tapi gadis itu ceroboh.

Ingin berjalan mendekatinya namun.

"Diooon!!" Teriak Gaby.

Bangkit berdiri dan berlari menghampiri sang kekasih dengan kaki terpincang-pincang.

Madava langsung menghentikan langkah menahan nafas saat melihat Gaby berlari.

Menghela nafas pelan. Bahkan gadis itu tidak memedulikan rasa sakitnya demi sang kekasih.

Mengingat Dion merupakan sepupunya dan kekasih dari istrinya membuat hati madava menclos.

Tatapannya berubah nanar, melihat Gaby dan Dion yang saling berhadapan tersenyum satu sama lain dengan tatapan penuh cinta.

"Om bagaimana, apa pacar saya pulang dengan selamat?"

"Om, apa Gaby sudah makan?"

"Kenapa kau bertanya kepadaku, tanyakan kepada pacarmu itu."

"Ponselnya tidak aktif om."

"Om, apa Gaby sudah tidur? Ponselnya tidak aktif."

"Om, jangan larang aku untuk pergi dengan Gaby malam ini."

"Om, antarkan Gaby dengan selamat!!"

Ucapan-ucapan Dion kala itu seketika berputar di kepalanya.

Madava menghela nafas berat, mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

Apa Madava tega menyakiti perasaan adik sepupunya? Madava tau bagaimana Dion mencintai Gaby.

1
Rohmadi Daglek
tambah ii up nya lgi Thor
IG:tatuuu_my: okee kak
total 1 replies
❀⃝ PᷮuͥtᷮrͧI PᷤeͣmᷜaͧlͬUͣ§𝆺𝅥⃝©
wkwkwkw salah paham /Facepalm/
Anrezta Zahra
oh....org terdekat agaknya
IG:tatuuu_my
makasih yg udh mau membaca dan like😌
Tiwik
Ayahnya si gaby muda bingit diumur 35 udah punya anak umur 17 tahun nikahe pas masih sma itu ya thor
IG:tatuuu_my: iya, nikah muda
total 1 replies
ChaManda
Walinya Gaby gak ada, gimana mau sah nikahnya?👀🤔
IG:tatuuu_my: udah di perbarui ya😁
total 1 replies
ChaManda
berasa digrebek /Sob/
ChaManda
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ChaManda
ikan cucut .... lanjuttt
ChaManda
/Sob//Sob//Sob//Sob/
ChaManda
cembulu, yaaa/Tongue/
ChaManda
masih mudaaahhhh/Sob//Sob/
ChaManda
🤣🤣🤣🤣
ChaManda
Via ...
Viaa ....
ChaManda
boleh juga hhh
ChaManda
/Sob//Sob//Sob/
ChaManda
Hi, Kak, sedikit masukan dari aku tentang penulisan kata "Di"

Kalau setelah Di adalah kata kerja, maka disambung, ya, contohnya: dipanggil, dinikahkan, dan didengar.

Sedangkan kalau setelah Di adalah kata benda atau tempat, maka dipisah, contohnya: di meja, di sekolah dan di dapur.

Semangat! Semoga membantu🤗
IG:tatuuu_my: oh oke, makasih🙏
total 1 replies
IG:tatuuu_my
Batu like, komen ya guys☺️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!