Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Lapangan di depan mereka benar benar luas bahkan ujungnya saja mungkin berjarak sejauh perjalanan mereka dari ruang makan kesini tadi. Benar benar luas.
Di lapangan itu banyak prajurit yang berlatih dengan baju yang berbeda beda. Semakin cerah warna bajunya maka semakin tinggi tingkatan prajurit tersebut.
Para tuan Putri dan Lora berhenti di tepi lapangan, mereka takut maju karena disana benar benar penuh dengan laki laki.
"Aku tidak menyangka akan seluas dan seramai ini." Ucap Lora dengan mulut terbuka.
Dari ujung sana terdengar pekikan kuda dan suara pedang yang beradu. Ini bahkan sudah seperti barak militer.
Sebenarnya mereka datang bersamaan dengan waktu latihan para prajurit, sehingga lapangan itu terlihat ramai.
Kelima gadis itu hanya berdiri mematung melihat kearah lapangan itu. Mereka semakin enggan melakukan pembelajaran hari ini.
Lalu seorang pria berbadan tegap datang dari arah tengah lapangan menuju kearah mereka. Pria itu memakai baju biasa bukan baju latihan dan tampaknya dia terlihat sepantaran dengan para Pangeran.
"Itu siapa?" Tanya Lor pada Putri Hawa yang berdiri di sampingnya.
"Aku tidak tau." Jawab Putri Hawa dengan suara lirih dengan mata yang masih memerhatikan pria itu.
Badan dan wajah pria itu benar benar idaman. Dia memiliki badan yang kekar dan wajah rupawan serta ditambah dengan tinggi badan yang bahkan lebih tinggi dari Pangeran Kiran.
"Selamat pagi Tuan Putri sekalian. Saya Jendral Wanji, yang akan mengajarkan Tuan Putri bela diri untuk hari ini." Setelah mengatakan itu Jendral Wanji tidak lupa untuk membungkuk hormat pada tuan Putri.
Para Tuan Putri pun ikut sedikit menunduk.
Lalu mata Jendral Wanji bertatapan dengan Lora yang berada paling ujung disamping Putri yang memakai baju biru. Mata Jendral Wanji sedikit menyipit sebelum akhirnya sebuah senyuman tipis terbit di bibirnya.
"Kenapa Jendral?" Tanya Lora karena ditatap lama oleh Jendral Wanji. Tuan Putri yang lain juga memiliki pertanyaan yang sama.
"Hahahaha, tidak apa apa. Keponakanku benar benar memiliki selera yang unik." Keponakannya benar benar tidak tau gadis seperti apa yang ia sukai. Gadis ini bukan gadis biasa bahkan Jendral Wanji sudah pernah bertarung dengan dia sebelumnya.
Jendral Wanji tidak bisa menangkap Lora tanpa adanya bukti terkait karena itu akan mencoreng nama kekaisaran. Lora bukan gadis biasa dan Jendral Wanji hanya bisa memperhatikan gerak gerik gadis itu mulai sekarang.
"Mari ikut saya." Ucap Jendral Wanji yang memutar badannya, kembali ke lapangan.
.
.
"Aku tidak kuat lagi." Lora menyentuh pundak Putri Hawa yang tadinya berlari pelan hingga akhirnya keduanya berhenti di sudut lapangan, seharunya ada setengah lingkaran lagi yang harus mereka tempuh.
Para Putri disuruh untuk mengelilingi lapangan tiga kali sebelum melakukan latihan beladiri, agar otot ototnya tidak kamu. Itu kata Jendral Wanji tadi, tapi ternyata lari tiga kali itu malah menghabiskan lebih dari lima belas menit.
"Kita harus tetap berlari Lora, yang lain sudah sampai di dekat Jendela Wanji." Ucap Putri Hawa yang kembali berlari meninggalkan Lora.
Lora memegang lututnya dan bernafas tersengal sengal, matanya menatap ke ujung sana tempat Jendral Wanji berdiri dengan tangan terlipat di dada.
Ia tidak menyangka akan bertemu musuh lama disini.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
Salam hangat dari author