Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekonyolan Jessica
"Nyonya, anda baik-baik saja ?" Nyonya Dakota nampak mengernyit saat melihat Jessica berlari menuju wastafel saat merasa mual.
"Aku baik-baik saja, mungkin asam lambungku sedang naik." sahut Jessica setelah membilas mulutnya.
"Apa anda yakin hanya asam lambung, nyonya ?" Sepertinya kepala pelayannya itu kurang begitu mempercayai perkataannya.
"Tentu saja, kamu tahu sendiri Jason begitu menyiksa batinku akhir-akhir ini." terang Jessica.
"Semoga saja anda tidak sedang hamil." celetuk nyonya Dakota dan sontak membuat Jessica menatapnya.
"Tentu saja tidak bahkan aku sekarang sedang kedatangan tamu bulanan dan segera siapkan pembalut di kamarku !!" dusta Jessica yang nampak membuat pelayannya itu terlihat lega.
"Baik nyonya." nyonya Dakota langsung pamit undur diri.
"Tunggu dulu !!" cegah Jessica hingga membuat wanita itu langsung menghentikan langkahnya lantas kembali berbalik badan.
"Iya nyonya, apa ada lagi ?" sahutnya kemudian.
Jessica nampak mengedarkan pandangannya lantas mendekati wanita itu karena ia melihat kedua bodyguardnya sedang berjaga di depan pintu mansionnya yang terbuka.
"Kamu bilang waktu itu sedang tertekan bukan, apa Jason melakukan sesuatu padamu ?" tanyanya ingin tahu dan sontak membuat pelayannya itu menelan ludahnya.
"Maaf nyonya baiknya tidak usah bahas hal itu di sini." tukas Nyonya Dakota seraya melirik ke arah bodyguard tersebut.
"Apa karena mereka, baiklah ayo ke kamarku kita bicara di sana." ajak Jessica kemudian, semoga saja wanita itu bisa ia ajak bekerja sama.
"Maaf nyonya saya tidak bisa." tolak Nyonya Dakota kemudian.
"Maksud kamu? bukankah kita bisa saling membantu agar bisa kabur dari sini? aku tahu kamu sebenarnya juga ingin meninggalkan tempat ini bukan ?" bujuk Jessica karena ia tahu pelayannya itu juga merasa tertekan.
"Saya bebas keluar dari sini kapan pun, nyonya." sahut Nyonya Dakota yang membuat Jessica langsung menatapnya tak mengerti.
"Kenapa? bukankah waktu itu kamu bilang sedang tertekan? apakah Jason mengancammu seperti apa yang di lakukannya padaku ?" Tanyanya ingin tahu.
"Tuan Jason mengancam anda ?" nyonya Dakota nampak sedikit terkejut mendengar itu.
"Hm, dia mengatakan jika aku kabur dari sini dia akan menghancurkan perusahaan ayahku." terang Jessica dan itu membuat nyonya Dakota langsung melebarkan matanya.
"Tidak mungkin." gumamnya.
"Kamu mengatakan sesuatu ?" tanya Jessica saat melihat wanita itu bergumam tak jelas.
"Tidak nyonya." tegas Nyonya Dakota meyakinkan.
"Jadi kamu tak bisa membantuku ?" Jessica nampak memelas di hadapan pelayannya tersebut.
"Maafkan saya nyonya, saya hanya tidak ingin mencari masalah dengan tuan Jason." terang wanita itu.
"Baiklah." Jessica nampak tak bersemangat, pada siapa lagi ia akan minta tolong.
"Ngomong-ngomong apa aku boleh bertanya sesuatu ?" ucapnya kemudian.
"Silakan nyonya !!"
"Di mana mantan istri Jason? kamu bilang mereka mempunyai seorang putra bukan? apa mereka masih hidup ?" ucap Jessica karena hingga kini suaminya pun enggan membahas mereka.
Nyonya Dakota nampak terdiam sesaat. "Katakan, nyonya Dakota. Kamu sudah bertahun-tahun kerja di sini pasti tahukan? apa mereka masih hidup? atau sudah tiada ?" desak Jessica saat pelayannya tak kunjung menjawabnya.
"Maafkan saya nyonya, itu bukan ranah saya untuk mengatakannya jadi lebih baik anda bertanya langsung pada tuan Jason. Baiklah saya akan mengambil pembalut untuk anda." ucap Nyonya Dakota lantas segera berlalu pergi dari sana.
"Benar-benar tak bisa di andalkan." gerutu Jessica dengan kesal.
Kemudian ia menatap pintu Mansion yang terbuka lalu melangkah ke sana. "Tunggu nyonya, anda mau kemana ?" tanya salah satu bodyguard yang langsung menghadangnya.
"Aku mau jalan-jalan, apa tidak boleh? aku bisa mati bunuh diri karena terlalu bosan terkurung di dalam rumah. Lagipula kalian bisa mengikuti jika tak percaya." sungut Jessica dan membuat kedua bodyguardnya nampak saling bertatapan.
"Baik nyonya muda, silakan !!" ucap mereka kemudian.
Jessica langsung tersenyum lebar, akhirnya ia bisa keluar dari mansion tersebut meskipun hanya sebatas di pekarangan saja. Kemudian wanita itu segera melangkah menuju halaman sembari mengedarkan pandangannya menatap tembok tinggi yang mengelilingi kediaman suaminya tersebut.
Barangkali ada celah tersembunyi yang bisa ia manfaatkan untuk kabur dari sana tentunya setelah mendapatkan dokumen perusahaan sang ayah yang kini ada di tangan pria itu.
Jessica melirik ke belakang di mana kedua bodyguardnya nampak mengikutinya dan itu membuatnya langsung tersenyum miring, kemudian ia segera mempercepat langkahnya menuju belakang mansion tersebut yang pernah ia datangi sebelumnya.
"Syukurlah tidak di kunci." gumamnya.
"Nyonya tunggu, itu tempat terlarang dan anda di larang masuk ke sana !!" teriak sang bodyguard saat Jessica membuka pagar untuk masuk ke dalam area belakang mansionnya.
"Terlambat." ucap Jessica dengan wajah mengejek, kemudian ia semakin melangkah masuk dan mau tak mau kedua bodyguardnya langsung mengikutinya.
Baru saja masuk Jessica langsung di sambut oleh erangan Leon saat melihat kehadirannya hingga membuatnya langsung menelan ludahnya.
Entah kenapa harimau itu selalu emosi ketika melihatnya dan bisa tenang hanya saat bersama sang tuan. Beruntung binatang buas itu berada di dalam di kandangnya jika tidak mungkin ia akan di jadikan santapan makan siangnya.
"Nyonya jangan mendekat !!" teriak sang bodyguard saat Jessica melangkah mendekati kandang tersebut, ia mau lihat seberapa galaknya binatang itu padanya.
Leon langsung mengaung keras seakan ingin menyerang wanita itu namun tak membuat Jessica takut seperti sebelumnya, rupanya perlakuan buruk suaminya mampu membangkitkan keberanian yang ada dalam dirinya.
Lagipula wajahnya sangat mirip dengan mantan istri suaminya dan ia ingin melihat reaksi harimau itu saat melihatnya dari dekat. "Kau membenciku ?" teriak Jessica dengan wajah menantang.
"Lihatlah apa aku seperti nyonyamu itu, hah ?" imbuhnya lagi tepat di depan pagar besi yang menjadi penyekat keduanya dan sontak membuat Leon langsung mengamuk lalu menendang pintunya berkali-kali.
Melihat itu Jessica langsung mengernyit, apa Leon benar-benar membenci Jenifer? karena emosinya begitu tak terkendali saat ia menantangnya atau hanya reaksinya sesaat karena sedang terganggu?
"Nyonya menjauhlah !!" teriak sang bodyguard.
"Dia di dalam sana tidak mungkin bisa keluar." keukeh Jessica yang enggan pergi, wanita itu justru semakin mengejek Leon seakan membuatnya marah adalah kepuasan baginya.
Tentu saja ia akan melampiaskan amarahnya terhadap sang suami pada binatang kesayangan pria itu dan bisa membuatnya stres mungkin akan sedikit menghibur hatinya.
"Ayo keluarlah jika mampu, aku yakin nasibmu nanti akan sama mengenaskan seperti tuanmu yang tak berperasaan itu." teriak Jessica saat harimau itu menyeruduk pintu besi dengan kepalanya sekuat tenaga bahkan juga menggigitnya.
Biar saja binatang itu mati kelelahan ia tak peduli, sungguh ia sangat membencinya maupun sang pemiliknya.
"Nyonya awas !!" teriak sang bodyguard yang langsung membuat Jessica melebarkan matanya karena pintu kandang tersebut tiba-tiba terbuka lebar.
"Mati aku, ba-bagaimana bisa ?" gumamnya panik, padahal ia berharap harimau itu terluka karena menghajar tubuhnya sendiri pada pintu besi yang terkunci rapat tapi kenapa tiba-tiba bisa terbuka?
Jessica langsung melangkah mundur saat harimau itu dengan gagahnya keluar dari kandangnya dan siap menerkamnya.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗