Menikahi Sopir Kaya

Argha yang mencurigai sesuatu yang buruk sedang terjadi, bergegas keluar dari mobil dan memasuki restoran tempat Reno dan Mentari menghabiskan makan malam bersama. Pandangannya mengelilingi sekitar restoran, mencari meja yang ia tuju. Akan tetapi, Argha sudah tidak mendapati mereka berdua berada disana. Argha berjalan menuju resepsionis tempat pemesanan kamar untuk memastikan keberadaan mereka.

"Permisi, Tuan Reno ada di kamar berapa?" Tanya Argha.

"Mohon maaf Tuan, kami tidak bisa memberitahukan, itu privasi pelanggan kami". Jawab seorang perempuan di meja resepsionis.

"Oh tentu saja, aku hanya ingin mengantar ini, Tuan Reno yang menyuruhku, akan tetapi dia lupa memberitahukan nomor kamar nya." Argha berbohong.

"Baiklah, silahkan di nomor 101 A, ada di lantai 17 Tuan." Resepsionis itu akhirnya memberikan alamat yang Argha minta.

Kemudian, Argha bergegas menaiki lift lalu menekan tombol angka 17, menuju kamar Yang telah di pesan Reno.

****

Di kamar 101 A, Mentari terlihat semakin ketakutan, ia tak berhenti menangis memohon belas kasih Reno agar tidak menyentuh nya. Rok gaun nya yang sobek sudah menampakkan paha sampai bagian atas nya, membuat Reno semakin menelan ludah, karena tidak sabar menikmati tubuh mulus itu.

Reno berjalan menghampiri Mentari yang terus melangkah mundur sampai bersender di dinding kamar, mendekatkan tubuh nya dengan tubuh Mentari, kepala nya mulai mengincar leher jenjang Mentari, bermaksud menciuminya dan merasakan wangi tubuh wanita pujaannya itu. Mentari hanya bisa meronta melepaskan tangan nya yang sudah terkunci menggantung di dinding di genggam erat oleh tangan Reno.Ia terus menangis dan seketika itu bayangan Argha muncul di kepalanya.

"Argha..., tolong aku...Aku mohon, tolong..!" Lirih Mentari dalam hati nya yang sudah penuh dengan keputus asaan.

Brakkkk...

Tiba-tiba terdengar suara keras dobrakan pintu, membuat Reno menjauhkan bibir nya yang nyaris mencium leher jenjang Mentari. Reno yang terkejut melihat siapa yang menerobos masuk dan menganggu aktifitas nya, seketika tersulut emosi.

"Kau, berani sekali kau ...!!!" Reno menghampiri Argha dengan satu pukulan yang akan ia daratkan di wajah Argha, namun Argha berhasil menepis nya, dan menggenggam erat pergelangan tangan Reno yang masih dalam keadaan terkepal.

"Dasar laki-laki ********...!!!" Plakkk....Argha berhasil menampar wajah Reno.

Mentari merasa lega dengan apa yang ia lihat, tubuhnya jatuh tersungkur di lantai, karena kakinya yang dari tadi gemetar, tak kuasa lagi menopang tubuh nya.

"Diam di tempat mu, atau aku akan menelpon Polisi dan melaporkan perbuatan jahat mu!" Argha melumpuhkan Reno dengan ancaman akan melaporkan perbuatan nya.

Reno, yang sudah sangat geram dengan apa yang terjadi, hanya bisa mendudukan tubuh nya di atas tempat tidur, ia berteriak meluapkan amarah nya, seraya mengusap kasar wajah nya yang terlihat frustasi.

Argha menghampiri Mentari yang penampilannya sudah sangat berantakan, ia membantu Mentari yang terlihat masih syok untuk berdiri. Tetapi Argha dikagetkan oleh Mentari yang baru saja berhasil berdiri tiba-tiba memeluknya dengan erat. Mentari menangis sejadi-jadinya dipelukan Argha, melepaskan amarahnya karena merasa kehormatan nya nyaris di renggut oleh Sekretaris nya sendiri. Argha memandang Mentari Iba, ia membalas pelukan Mentari , untuk menenangkan istrinya itu.

***

Argha mengemudikan mobil menuju ke rumah nya sambil sesekali memperhatikan Mentari yang duduk di kursi penumpang di sebelah nya. Mentari terlihat sangat kelelahan dan tertidur di dalam mobil. Ada perasaan sakit di hatinya, melihat wanita yang berstatus istrinya itu berusaha di lecehkan laki-laki lain. Tetapi terlebih lagi, Argha mengingat janji nya kepada Melinda untuk selalu menjaga Mentari seperti ia menjaga Mama nya itu. Tanpa di sadari, air mata keluar dari ujung mata Argha, ia langsung mengusapnya ,dan memutuskan melajukan mobil lebih cepat, agar segera sampai ke rumah.

*** Bersambung...