[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menemukan
Begitu sampai di hadapan Yue, Yuwen justru mematung dan menarik pedang naga miliknya. Yue yang melihat Yuwen menatap bengis padanya merasa heran, dia berpikir Yuwen kerasukan hantu penunggu hutan.
"Hey apa yang kau lakukan?!." Pekik Yue.
"Dimana istriku." Ujar Yuwen dingin.
"Hah? istrimu kan aku, memangnya ada yang lain lagi?." Hewan Yue.
"Berhenti banyak bicara, katakan dimana istriku atau kau mati." Yuwen mengancam dengan sungguh-sungguh.
"Hah? apa maksudnya sih?." Batin Yue kebingungan.
"Fisikmu berubah, kau semakin cantik tentu saja dia tidak mengenalmu."
Berkat suara Ze, Yue jadi mengerti jika Yuwen seperti ini karena wajah Yue yang sudah glow up secara tiba-tiba. Tentu saja ini mengejutkan, karena hutan terlarang penuh dengan sihir dan siluman.
"Tenanglah, aku sudah bertemu dengan Ze. Karena menjalin kontrak darah, aku jadi semakin cantik sekarang." Ucap Yue menjelaskan.
"Buktikan padaku." Yuwen tidak langsung percaya.
"Astaga, Ze bisakah kau membuktikan diri pada suamiku?." Yue mendesah lelah.
Whoshhh
Sstttttttttt
Asap hitam keluar dari tusuk rambut Yue, kemudian ular besar berwarna hitam menakutkan muncul menghadap Yuwen. Yuwen menatap dengan tajam, dia merasakan energi licik yang familiar.
Tadinya Yuwen berpikir wanita di hadapannya adalah siluman yang sedang menyamar, karena dia merasakan aura kekuatan menjijikan. Ternyata itu kekuatan milik Ze, Yuwen menatap dengan sinis setelah tau hewan kontrak Yue ini laki-laki.
"Kembali lah." Kesal Yuwen, menarik kembali pedang naga miliknya.
"Hanya tuan ku yang bisa memerintahku."
"Kembali lah Ze, jangan membuat suamiku marah." Tegur Yue menengahi.
Ze kembali ke dalam tusuk rambut, Yue dan Yuwen saling tatap dengan canggung. Yue merasa bingung, padahal dia jadi cantik kenapa bukannya terpesona Yuwen justru marah?.
"Yuwen, kau masih saja menatapku seperti penjahat." Yue merasa tidak nyaman.
"Maaf, aku tidak terbiasa dengan wajahmu saat ini." Jujur Yuwen.
"Hah? memangnya wajahku seberubah itu? aku pikir aku hanya sedikit lebih cantik saja." Heran Yue.
"Wajahmu memang tidak berubah terlalu jauh, tapi kekuatanmu terasa sangat mengusik." Jujur Yuwen.
"Begitu rupanya, apa aku bisa menyembunyikan kekuatanku?." Yue bertanya polos.
"Tentu saja, minta saja pada hewan roh mu." Ucap Yuwen, sibuk membuat api unggun untuk memanggang daging.
Yue menghubungi Ze lewat telepati, setelah Zd mengajari caranya Yue merasa tubuhnya yang tadinya seringan kapas, telah kembali menjadi berat. Yue sedikit tidak rela, tapi merasa jauh lebih baik.
"Bagaimana sekarang?." Tanya Yue.
"Jauh lebih baik." Yuwen tersenyum.
Yue mendekat pada Yuwen, api unggun menghangatkan tubuhnya. Bau daging terbakar juga membuat perutnya sangat lapar, meskipun tanpa bumbu tapi sangat berarti baginya di saat seperti ini.
"Kenapa tidak ada matahari disini?." Yue bertanya-tanya.
"Entahlah mungkin karena kekuatan magis." Ucap Yuwen.
"Apa kau bisa berkomunikasi dengan naga emas hitam?." Tanya Yue.
"Tentu saja, ada apa?." Yuwen menatap Yue.
"Apa dia tau dimana telur Phoenix saat ini?." Ujar Yue.
Yuwen terdiam sebentar, sepertinya sedang mengajak naga emas hitam bicara. Tidak lama kemudian Yuwen terlihat mengerutkan kening, lalu menatap Yue dengan serius.
"Sejak perang iblis terjadi dan kematian kita bertiga, Naga emas hitam bersama Rumas dan ular hitam memutuskan untuk berpencar. Naga emas hitam memilih hibernasi selama ribuan tahun menunggu kelahiranku yang merupakan reinkarnasi Yuwen. Ular hitam memilih menutup diri dan tinggal di tempatnya dulu, sedangkan Rumas menunggu hutan kematian bersama para hewan roh yang masih hidup." Ucap Yue menjelaskan.
"Apa artinya Rumas saat ini bersama telur Phoenix?." Kaget Yue.
"Tidak di ketahui secara pasti, tapi mungkin berada di satu tempat." Ucap Yuwen.
"Ze, apa kau tau dimana hutan kematian saat ini?." Tanya Yue pada Ze.
"Ada di bawah sana, kau harus menempuh ribuan mill untuk sampai kesana dari sini." Jawab Ze.
"Bisakah kau memandu jalannya?." Pinta Yue, penuh harap.
"Bukan hal sulit, namun untuk masuk ke dalam hutan kematian kita harus melewati lembah keputusasaan." Ujar Ze.
"Apa itu berbahaya?." Bingung Yue.
"Tentu saja, masuk ke dalam sana hanya akan mendapatkan masalah. Minta saja pada naga emas hitam untuk membawa kalian terbang melewati lembah keputusasaan." Ze memberi saran.
"Tapi bagiamana jika kemunculan naga di lihat manusia?." Yue khawatir.
"Naga emas hitam bisa menyembunyikan hawa keberadaan nya, jadi seharusnya dia akan baik-baik saja." Ucap Ze.
"Baiklah, aku mengerti." Yue merasa senang.
"Kenapa kau tersenyum?." Yuwen merasa cemburu karena Yue senyum-senyum sendiri.
"Aku sudah menemukan jalan menuju hutan kematian." Ucap Yue.
"Benarkah?." Kaget Yuwen.
"Dari sini kita harus turun ke bawah sana, tapi kita tidak boleh masuk ke dalam lembah keputusasaan. Naga emas hitam harus membawa kita terbang melewati lembah itu, lalu mendarat di wilayah hutan kematian." Ucap Yue.
"Lalu apa gunanya hewan kontrak milikmu?." Entah kenapa Yuwen sensi.
"Dia yang akan memandu jalannya." Yue tersenyum kaku.
"Baiklah, ayo kita beristirahat dulu hari ini." Yuwen mengerti.
Setelah makan daging bakar seadanya, mereka berdua tidur di bawah pohon. Ze dan naga emas hitam yang akan melindunginya keselamatan pemilik mereka, sampai beberapa jam kemudian mereka terbangun dan mulai melanjutkan perjalanan.
Yue dan Yuwen berjalan dan terus berjalan melewati hutan belantara. Bertamu hewan mutasi dan banyak siluman aneh, Yuwen yang menghabisi mereka semua dan membuka jalan untuk Yue.
Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan dengan romantis di saat kritis. Meskipun sedang bertahan hidup di hutan, mereka merasa cukup senang karena saat ini mereka sudah tau tujuan mereka kemana.
"Yuwen." Panggil Yue.
"Hmm?." Yuwen menoleh.
"Kau tinggi sekali ya, aku merasa menjadi belalang jika bersanding denganmu." Ucap Yue.
"Hahahaha ada-ada saja, kau saja yang pendek." Yuwen tertawa lucu.
"Kau mengejekku sekarang, tapi ada yang mengganjal dalam hatiku." Ucap Yue.
"Ada apa?." Yuwen penasaran.
"Saat telur Phoenix berhasil menetas, artinya Yi'er akan lahir kembali. Dia memiliki ingatan di kehidupan pertama dari usia 3 tahun sampai 14 tahun, bagaimana caramu menghadapi nya?." Tanya Yue.
"Bagaimana apanya?." Yuwen bingung.
"Maksudku, meksipun Yi'er lahir sebagai bayi dia tau siapa kita dan kehidupan pertamanya. Dia pasti akan sedih jika cara kita menyayanginya berubah kan? terumata kau yang paling dekat dengannya." Ucap Yue.
"Memangnya menurutmu aku akan menjauh darinya?." Yuwen menatap Yue.
"Bukan begitu, maksudku di lihat dari watakmu pasti akan canggung. Kau yang sekarang mungkin tidak bisa menyayangi Yi'er setulus dulu kan?." Yue mengeluarkan isi hatinya.
"Aku tidak yakin sih, tapi pasti perasaan familiar akan membantuku. Aku tidak bisa menjawabnya secara pasti, karena belum melihat langsung bagaimana rupa Yi'er nantinya. Tapi aku tidak akan membuatnya menangis, jadi tenang saja." Ucap Yuwen.
"Kau berjanji?." Yue menatap penuh tuntutan.
"Aku berjanji tidak akan membuat anak kita menangis, mungkin caraku mengasuh akan sedikit berbeda tapi aku tidak akan menyakitinya." Ucap Yuwen tegas.
Yue merasa sedikit lega setelah mendengar jawaban Yuwen, dia tau watak Yuwen saat ini sedikit berbeda. Dia belum dewasa, minim empati, terlihat tidak suka anak kecil dan yang paling penting Yuwen itu tipe tidak bisa bicara manis.
Yue sendiri juga berbeda dengan Serena, dia saat ini masih berusia 16 tahun dengan jiwanya sebagai Serena Yolin yang baru berusia 18 tahun. Dia tidak punya pengalaman mengasuh anak, dia juga merasa takut akan menyakiti Yi'er nantinya.
"Semoga aja Yi'er netes langsung jadi orang, bukan bayi." Batin Yue frustasi.
semangat upload thorr 💪🏻😚
petualangan seru mereka akan segera di mulai, asikk
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁