NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Kehangatan

Satu kaos hitam kebesaran, dilapisi dengan hoodie hitam, sweatpants abu-abu, adalah pakaian yang Ilya kenakan saat itu. Semuanya adalah pakaian Nick. Selama Ilya berganti pakaian, Nick rupanya sudah melayangkan komplain pada manajer resor.

Sebelum Ilya dan Nick turun dari lantai dua, Victor Sloane—manajer di resor itu—sudah menyambut kehadiran mereka di pintu depan dengan gurat penyesalan dan rasa bersalah.

"Maafkan kami atas insiden ini, Mr. Duncan, Mrs. Duncan," kata Victor, suaranya mencerminkan ekspresinya—takut. "Situasi ini jarang terjadi, kami pun tidak menduganya sama sekali."

"Kecerobohanmu hari ini hampir menyakiti istriku, Sloane." Nick memberikan penekanan pada suaranya saat menyebut nama Sloane. "Kamu beruntung aku menemukan istriku tepat waktu."

"Maafkan kami, sekali lagi, Mr. Duncan. Kami akan segera mengamankan tempat ini, dan kami juga akan menawarkan kompensasi dan bonus perpanjangan waktu—"

"Apa kamu pikir aku peduli pada bonus bodohmu? Kamu hampir mencelakai istriku!"

"A-aku mengerti kemarahanmu, Mr. Duncan. Maka dari itu—"

"Kamu tidak mengerti, Sloane. Bonus bodohmu itu tidak akan bisa meredakan trauma istriku."

"Ba-bagaimana kalau kami memberikan kompensasi dengan menyediakan presidential suite di Ritz malam ini?"

"Telan omong kosongmu dan menyingkir dari hadapanku." Kemarahan yang sejak tadi Nick tahan, perlahan merayap di sepasang manik madunya. Membuat Victor Sloane nyaris terbakar di bawah garang tatapannya.

Jika bukan karena Ilya masih memegang ujung kemejanya, diam-diam menahannya agar tidak meledak dan memaki Victor Sloane di sana, Nick tidak akan berhenti mencecar pria paling tidak becus dan bodoh itu.

Nick adalah seorang perfeksionis. Ia tidak menyukai kecacatan, kebodohan, dan kelalaian. Ia tidak suka ketika ada variabel tak terduga, muncul dalam skema yang sudah ia perhitungkan dengan sempurna. Bukan hanya variabel tak terduga itu mengganggu, tapi juga berbahaya.

Ilya-nya, istrinya hampir terluka tadi.

Ilya tidur di kamar itu seharian dan kalau sesuatu terjadi padanya, kalau sampai sesuatu terjadi padanya, Nick tidak akan..., kata maaf saja tidak cukup.

Memikirkan Ilya dalam bahaya membuat napas Nick tercekat. Amarah menggumpal di dadanya, seperti bola api yang membara. Ia menyalahkan Victor Sloane dalam kelalaiannya dan ia menyalahkan dirinya sendiri yang sudah mempercayai Victor Sloane. 

Ia seharusnya lebih perseptif. Ia seharusnya menyusuri seluruh rumah itu sebelum melepaskan Ilya berkeliaran di dalamnya. Ia seharusnya..

"Nicky..." suara Ilya menyela kereta pikiran Nick yang melaju kencang, nyalang. Beracun dan hitam. Suaranya yang halus dan lembut meredakan sedikit kemarahan Nick pada Victor Sloane yang malang itu.

Ilya adalah korban atas kelalaian Victor, tapi ketika melihat Nick menyudutkan pria itu sampai dia pucat pasi, Ilya mau tak mau bersimpati.

"Bisa kita ke hotel sekarang?" tanya Ilya, berusaha mengalihkan topik.

Nick mengangguk. Setelah ledakan amarahnya kepada Victor Sloane terjeda oleh suara lembut Ilya, Nick menjadi lebih tenang daripada sebelumnya.

"Ayo," kata Nick, suaranya yang penuh oleh peringatan tajam pada Sloane kini terganti oleh suara rendah yang mengindikasikan kelembutan.

...----------------...

Setelah momen mencekam antara Nick dan Victor Sloane berlalu, Nick akhirnya membawa Ilya kepada hotel bintang lima di area itu. Hotel Ritz yang sempat dijanjikan Sloane sebagai kompensasi padanya. Namun, Nick tidak menerima kompensasi itu. Selain karena ia membenci Sloane, Nick juga sudah memesan kamar di sana duluan. Saat Ilya masih berganti pakaian.

Kamar yang Nick ambil adalah kamar presidential suite, dan setiba mereka di kamar itu, Nick langsung membawa Ilya ke kamar utama.

"Pakaianmu akan diantar besok," kata Nick.

"Siapa yang akan mengantarkannya?" Ilya memikirkan Victor Sloane.

"Asistenku," jawab Nick.

"Asistenmu ada di sini?"

"Aku memintanya datang tadi." Tadi atau dalam arti lain, adalah tiga puluh menit yang lalu, lewat telepon.

"Kamu tidak perlu merepotkannya," ujar Ilya, ia duduk di tepi ranjang sementara Nick masih menyandar di bingkai pintu.

"Lupakan dia, bagaimana perasaanmu sekarang?" Saat bertanya, Nick bergerak meninggalkan bingkai pintu dan berjongkok di depan lutut Ilya. Mata pria itu yang seperti lelehan madu, menatap teduh kepada Ilya dengan kelembutan samar. Ilya membalas tatapannya, dan tanpa sadar, kesedihan kembali melingkupi hatinya.

Ilya tidak memikirkan tentang seekor ular yang sudah menciptakan syok di tubuhnya. Yang Ilya pikirkan saat itu adalah Nick dan kebaikan pria itu yang terasa begitu tulus. Kebaikan yang sudah ia sikapi dengan kesinisan. Kebaikan yang seharusnya tidak ia ragukan.

"Terima kasih, Nick," bisik Ilya, suaranya sedikit serak. "Aku..., ucapanku saat di kolam renang tadi, maafkan aku. Aku tahu kamu sangat peduli, dan sangat baik, aku hanya..., aku sudah egois."

"Jangan pikirkan tentang itu," sahut Nick, ia mengusap pipi Ilya yang terasa lembut dan hangat di ujung jarinya. "Beristirahatlah."

"Apa kamu akan pergi?"

Tatapan Ilya mengikuti Nick yang kini bangkit dari posisinya. Pria itu berdiri di depan Ilya seperti tower tinggi yang besar dan dominan. Ilya mendongak dan ia merasakan tangan Nick kembali berlabuh di lehernya, mengusap kulitnya dengan sentuhan yang mengalirkan listrik ke seluruh sarafnya.

"Apa kamu mau aku tinggal?"

Ilya meneguk saliva. Ibu jari Nick mengusap rahangnya.

"Aku tidak mau sendirian," bisik Ilya. Oksigen seakan menipis pekat dan mencekiknya. Membuat ia kesulitan bernapas di bawah tatapan Nick yang tak terbaca maknanya. Pria itu seperti ular berbisa yang tadi mengintainya, tenang dan berbahaya.

"Naik ke tempat tidur, Princess." Nick bertitah dengan suara rendah, dan Ilya, seperti tersihir oleh suara pria itu, mengikuti perintah Nick dan mengisi sisi kiri di tempat tidur itu. 

Ilya duduk sambil memandang Nick yang kini merangkak naik dan mengisi ruang kosong di sebelahnya. Jantungnya entah bagaimana, berpacu laju menggedor dada. Panas menyebar di kulitnya, membara di titik sensitifnya.

Nick menyadari kegugupan Ilya, dan memang, malam itu terasa tidak seperti biasanya. Di Miami, mereka berbagi tempat tidur tanpa gangguan sama sekali. Ilya setidaknya tidak terganggu pada situasi itu.

Namun, malam ini, Ilya menjadi lebih sadar terhadap situasi dan atmosfir yang melingkupi mereka. Ilya malam itu, mulai melihat Nick sebagai pria dengan kehadiran yang mengintimidasi jiwanya. Membakar gairahnya.

Kulitnya seperti tisu, dan Nick adalah percikan api yang bisa membakarnya dalam sekali sentuhan.

"Kemari," panggil Nick, perintah masih terdengar dalam suaranya. Tapi lebih tenang dan lebih ramah. Ia mengundang Ilya untuk berbaring di lengannya, dan Ilya dengan mudah menerima undangan itu. Ilya dengan mudah meletakkan kepalanya di lengan Nick dan merapatkan tubuhnya dalam dekapan pria itu. Menggulung di sana seperti anak kucing pada induknya.

Nick mengusap punggung Ilya. Aroma lembut dari bunga menguar dari tubuh wanita itu, terhirup olehnya. Membuat ototnya menegang.

"Maaf sudah berbohong padamu tentang London dan tentang aku yang bisa berenang," kata Ilya lagi, suara teredam di dada Nick.

"Boleh aku tahu kenapa kamu berbohong padaku, Princess?"

"Bukankah jawabannya sudah jelas?"

"Aku tidak mengerti," sahut Nick, jujur. Ia menunduk mencari wajah Ilya, tapi yang ia temukan hanya pucuk kepala perempuan itu yang semakin tenggelam di dadanya. Ilya bersembunyi darinya. Mungkin terlalu malu untuk menatapnya.

"Aku..., aku tidak mau kamu melihatku seperti perempuan menyedihkan." Suara Ilya keluar bercampur keraguan. "Aku tidak pernah kemana-mana, tidak sampai Miami, lalu Maui. Aku selama ini selalu mendekam di rumah, dan teman-temanku berpikir aku tidak keren sama sekali. Jadi..."

Nick bisa menyimpulkan sisanya. Perasaan rendah diri Ilya adalah penyebab utamanya berdusta.

"Kamu tidak perlu berkeliling keluar negeri untuk bisa dikatakan keren, Princess. Kamu tidak perlu malu terhadap kenyataan kalau kamu tidak pernah bepergian. Lagipula, kamu seorang Ivanov, kamu bisa pergi kemana pun kamu mau."

"Justru karena aku seorang Ivanov," sahut Ilya suaranya menyiratkan jengah.

"Aku ingin pergi ke banyak tempat," ujar Ilya lagi.

"Kamu selalu bisa pergi ke mana pun yang kamu inginkan." Kata-kata itu keluar dari bibir Nick sebagai hiburan atas ucapan Ilya yang terdengar seperti keterpurukan. Namun, saat memikirkan kembali ucapannya sendiri, Nick jadi teringat pada keterikatannya dan Ilya. Pernikahan mereka.

"Kamu seharusnya tidak menikah, tidak ketika kamu belum memenuhi segala keinginan masa mudamu."

Ucapan Nick saat itu juga menyadarkan Ilya, kendati hangat tubuh pria itu menyebar melingkupi tubuhnya, ia tidak boleh terbawa suasana dan meruntuhkan seluruh pertahanannya pada pria itu. Nick masih seorang pion untuk pelarian dirinya. Nick masih menjadi pedang bermata dua yang bisa saja menjadi kunci untuk kebebasannya, atau malah menjadi gembok yang mengurungnya.

Ia tidak boleh luluh pada kehangatan pria itu.

"Aku memang mau bepergian ke banyak tempat, tapi..." Ilya mengangkat wajahnya dan menatap Nick dengan keceriaan lugu mekar di parasnya, "Aku lebih memilih menikahi pria yang paling aku sukai."

Dusta. Dusta. Dusta.

Atau tidak.

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!