Mommy Pilihan Anak Duda

"Kamu tau apa yang pria itu lakukan? Dia menolak kehadiran anak nya dalam rahim ku. Bahkan dia menghancurkan keluargaku dan mengancam ku jika aku memberitahu kepada istrinya, dia akan membunuh ku. Dia membuang ku ke jalanan, keluarga ku yang dulunya menyayangi ku menjadi membenciku. Mereka menyalahkan diriku atas kehancuran keluarga mereka."

"Kamu pikir, bagaimana perasaan ku?" Tanya Mery dengan mata menyala - nyala."Tidak di anggap oleh pria yang ku cintai! Di buang oleh keluarga dan harus melahirkan seorang anak di tengah kesulitan."

Tidak ada rasa kasihan untuk Mery, justru Laras merasa jijik."Itu kesalahan mu... Tante menjebak pria itu dan menghancurkan harga diri Tante sendiri. Jika Tante ingin menyalahkan seseorang, maka salahkan diri Tante yang hanya karena sebuah obsesi, malah berimbas kepada keluarga Tante."

PLAAKKKK...

Tamparan keras melayang, membuat Laras menoleh ke samping."Kamu benar.. Aku salah! Aku salah karena tidak memastikan kematian mu.. SEHARUSNYA AKU MEMBUNUH MU DENGAN TANGAN KU SENDIRI!!"

HAHAHAHAHAHAHAHA... Mery tertawa, suaranya seperti iblis yang bahagia.

"Karena itu aku membuang mu," Ucapnya mencengkram erat wajah Laras."Aku mengambil mu dari mereka untuk balas dendam. Aku ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan sesuatu yang paling berharga sebagai orang tua. Aku ingin melihat mereka menderita dan menangis seperti yang aku rasakan... Kirana Admaja!!"

DEG..

"A-aku~~" Laras tidak bisa melanjutkan perkataan nya, suaranya tercekat di tenggorokan. Tapi senyuman Mery menjelaskan semuanya.

"Benar... Kamu adalah Nona muda keluarga Admaja yang hilang 19 tahun yang lalu. Kamu bukan anak yang terbuang.. Tapi kamu adalah anak yang hilang... HAHAHAHAHA!!!"

Air mata Laras luruh, sekarang dia tau alasan kenapa dirinya berada di panti asuhan. Pikiran negatif tentang orang tuanya, kebencian nya yang telah meninggalkan dirinya telah lenyap. Tergantikan oleh rasa rindu.

Seketika satu nama muncul di pikiran nya.. Rafael.. Iya, Laras tau bahwa Rafael adalah Tuan Muda dari keluarga Admaja. Apakah itu artinya?

'Ya Tuhan! Jadi ini alasan hatiku selalu bergetar saat melihat Kak Rafael! Engkau ingin memberitahuku bahwa dia adalah keluargaku. Kakak kandung ku.. Kakakkkkk.. " Jerit Laras dalam hati, air matanya semakin deras.

Laras di dorong hingga tubuh nya membentur dinding, kakinya sudah melemah dan tidak mampu memompa berat badan nya.

Tiba - tiba..

BRAKKK...

Seorang pria berjas hitam datang dan menatap ruangan itu. Dia melihat Laras dengan tatapan tajam. "Sudah selesai bicara nya? Apa aku sudah bisa membawa gadis ini ke ranjang panas Tuan Antonio??"

Mendegar itu, Laras mendongakkan kepalanya. 'Apa katanya tadi! Ranjang panas? Jangan - jangan?????

"Bersenang - senanglah.. Jangan lupa bagian ku!!" Mery melirik sekilas ke arah Laras sebelum dia keluar dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Lihatlah Mario! Anak mu juga akan menjadi jalang!!!" Ucap Mery sembari melangkahkan kakinya.

Kamal menatap sinis ke arah Laras, tubuh wanita lemah itu semakin ketakutan."Jangan mendekat! AKU BILANG MENJAUH... "Teriak Laras melempar bantal dan semua yang dia lihat.

"RAMAAAAAAA.." Kamal berteriak memanggil salah satu anak buah nya. Rama masuk setelah mendapatkan panggilan. "Bawa wanita ini ke Madam Septy.. SEKARANG!!!"

"NGGAK! NGGAK MAU.. LEPASSSS!!!" Laras memberontak tapi tenaga seorang pria tentu saja jauh berbeda dengan wanita.

'Mas Angkara! Kak Rafael... Tolong Laras! Laras nggak mau jadi pemuas nafsu.."

🩵🩵🩵

BRAKKK...

Tubuh Laras di lempar ke atas ranjang dengan kasar. Para pria yang membawanya kembali keluar dan menutup ruangan yang di mata Laras itu adalah sebuah kamar hotel.

Tepat di gedung atas club malam itu, ada sebuah hotel. Dan disanalah mereka membawa Laras dalam keadaan menangis.

Di dalam kamar yang di terangi oleh cahaya lampu. Laras tidak sendiri, ada beberapa wanita berpakaian ketat dan seksi, memperlihatkan bentuk tubuh mereka yang sangat molek dan indah. Mereka semua menatap Laras dengan tatapan yang berbeda - beda.

"Kayanya kita kedatangan anak baru disini." Ucap seorang wanita berambut pendek. Dia Mona ( Pekerja Seks) selama 3 tahun.

"Kenapa kamu menangis? Apa keluargamu membuangmu?" Tanya yang lain nya. Wanita dengan lipstik merah merona itu. Laras hanya bisa menggeleng. Jujur saja dia sangat takut.

"Jangan takut, sayang! Memang pekerjaan ini haram, tapi sekali kau mencoba nya, kau akan langsung ketagihan. Awal nya kita juga sama seperti mu. Bahkan ada dari kita yang di jadikan pelunas hutang sama orang tuanya. Tapi pada akhirnya, kami semua menikmati pekerjaan ini. Dari pada kamu menangis, lebih baik pasrah saja. Itu lebih baik, jika kamu membuat Madam Septy marah. Dia akan mengurung mu di ruang bawah tanah."Kata Tiara dengan enteng nya.

"Stop Tiara! Jangan menakutinya, jelas saja dia merasa seperti itu. Kita juga merasakan hal yang sama saat pertama kali di bawah kesini," Yang paling kecil angkat bicara, namanya Dara.

"Halo Kak! Kenalkan, namaku Dara, usiaku 17 tahun," Mata Laras melotot, usia 17 tahun sudah bekerja seperti ini. Sungguh malang sekali. Batin Laras. Darah terkekeh melihat keterkejutan Laras."Aku di jual oleh ayah ku ke tempat ini, aku sudah bekerja di tempat ini sejak usiaku 15 tahun. Awal nya aku hanya di suruh melayani minum oleh madam, menemani pelanggan dan memuaskan nya dengan tangan karena aku masih kecil. Tapi ada satu pelanggan yang menerobos keperawanan ku. Aku menjadi hancur sejak saat itu. Kehormatan yang ku jaga akhirnya hilang begitu saja. Tapi aku tidak bisa menyalahkan siapapun."Jelas Dara dengan wajah sendu.

"Berhenti bergosip! Sekarang waktunya kerja! Heh anak baru, sebagai senior aku hanya memperingati mu. Jangan mencari masalah disini." Ucap Vika, yang selalu bersikap sombong. Hanya karena dia sugar baby dari pelanggan nya. Begitu saja bangga.

Laras mengepalkan tangan nya."Aku berbeda dengan kalian! Aku di culik dan di bawah kesini. Jangan harap aku mau menjadi seperti kalian. Lebih baik aku mati dari pada menyerahkan kehormatan ku.."

PLAKKKK...

Wajah Laras tertoleh ke samping saat tangan halus Vika menampar nya. Laras memegangi pipinya yang terasa panas."Saat lo masuk ke tempat haram ini, artinya lo akan jadi sama seperti kita. Jangan sok suci, karena di dunia ini nggak ada yang bener - bener suci. Mereka bilang wanita terhormat, tapi kenyataan nya mereka sama - sama jalang~~~"

"TAPI AKU BUKAN WANITA SEPERTI ITU!!" Putus Laras, suaranya meninggi dan bergetar. "Sebentar lagi aku akan menikah, dan aku yakin calon suami aku pasti akan datang kesini. Aku nggak akan terjebak di tempat ini seperti kalian. Aku nggak akan ~~ ARRGGGGG!!!" Laras menjerit, tangan Vika menjambak rambut Laras dan menyeret nya turun dari ranjang.

Semua yang ada disana tidak ada yang berani mendekati mereka, apa lagi menolong Laras.

"Lo mau mati kan? Oke.. Gue kabulin keinginan lo.. " Vika yang geram mengeluarkan gunting dari dalam laci. Semua mata melotot, merasa ngeri saat Vika mengangkat gunting itu ke atas, bersiap untuk melukai Laras.

Tapi...

BRAK...

PLAK....

Pintu terbuka dengan kasar, gunting terlempar ke lantai. Vika merasakan nyeri di pipinya karena sebuah tamparan.

"APA - APAAN KAMU, HAA???!!!"

"M-madam!!" Suara Vika tercekat, dia menunduk tak berani menatap mata wanita yang menjadi orang kepercayaan dari Tuan Kamal.

"Jika kamu berani menyentuh anak baru itu, wajah mu akan hancur dan tidak ada satu pelanggan pun yang mau memakai mu." Ancam Madam Septy. Tentu saja Vika ketakutan dan menggeleng.

Kemudian Madam Septy tersenyum ke arah Laras Dan memeluk nya."Jangan takut sayang! Kamu aman disini.. Selama kamu menjadi anak yang patuh, madam akan melindungi kamu, sayang!"

Laras dengan cepat menggeleng."AKU NGGAK MAU JADI PELACUR!!"Teriak nya. Madam Septy bukan nya marah, dia malah tersenyum simpul.

"Aku tau ini berat untuk mu, tapi jika kamu sudah menjalani nya, ini bukanlah pekerjaan yang buruk. Kamu akan mendapatkan uang dan kepuasan." Kata Madam Septy, tangan nya mengelus rambut Laras.

"Sofia.. Dandani dia! Pastikan penampilan nya malam ini tidak mengecewakan Tuan Antonio." Seru Madam Septy. Wanita yang datang bersama Madam Septy pun mengangguk. Di bantu oleh beberapa orang, mereka membawa Laras ke ruangan sebelah.

Laras memberontak."LEPAS! AKU NGGAK MAU.. MASSS ANGKARAAA TOLONGGGG! KAKK RAFAEEEEEEL..."Jerit Laras saat tangan nya di tarik paksa.