Season 2 dari novel Lahir kembali untuk memeluk kalian
Menceritakan kisah romansa anak-anak Andrew Pratama yang sudah beranjak dewasa ikuti kisah mereka ya cuss lanjut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Setelah tiba di sekolah, Alvin langsung ke kelasnya untuk menemui rekan satu timnya yang sudah tiba lebih dulu.
"Kapten, akhirnya kamu datang juga," ucap Bima yang pertama kali melihat Alvin masuk.
"Kalian semangat sekali ingin ikut lomba, sampai datang pagi-pagi begini," ucap Alvin saat melihat lima anggota timnya ada di dalam kelas dan sedang berkumpul.
"Tentu saja semangat, Kapten. Dengan adanya kalian berdua, lawan-lawan kita nanti hanya kroco," ucap Gilang yang sudah melihat kemampuan Alvin dan Rendra.
"Bagus kalau kalian percaya diri, tapi jangan terlalu sombong sehingga meremehkan musuh. Hari ini kita akan menghadapi kelas sebelas C, main seperti biasa, jangan terlalu bernafsu ingin mencetak angka. Serahkan urusan mencetak angka pada kami berdua," ucap Alvin memberikan instruksi pada rekan satu timnya.
"Baik, Kapten. Kami akan mengingat instruksi mu dan tidak akan meremehkan lawan," ucap Nandi yang diangguki semua anggota tim yang lain.
Tidak lama setelah itu, Azalea datang bersama Diandra dan langsung menghampiri Alvin yang tidak melihat kedatangan mereka berdua karena tidak menghadap ke arah Azalea dan Diandra.
"Pagi, Al," ucap mereka berdua serempak saat sudah berada di dekat Alvin.
"Oh, kalian berdua. Pagi juga," ucap Alvin sambil berbalik karena ada yang memanggilnya.
"Al, hari ini traktirin aku ya. Aku dengar dari Lea tadi malam kamu menang balapan lagi," ucap Diandra sambil merangkul lengan Alvin.
"Lepaskan, bisa nggak bicaranya nggak sambil megang tangan Alvin," ucap Azalea sambil melepaskan tangan Diandra dari lengan Alvin.
"Oke, nanti aku traktir kalian semua," ucap Alvin yang memang lagi senang karena mendapatkan uang milyaran dari hasil menyerang keluarga Tanujaya.
"Asik! Aku akan pesan yang banyak nanti," ucap Diandra yang kembali merangkul tangan Alvin dan tersenyum mengejek ke arah Azalea.
"Oke, pesan yang banyak nanti. Sekarang lepasin dulu, kami mau ganti baju karena akan segera bertanding," ucap Alvin berusaha melepaskan tangan Diandra.
"Nggak mau," ucap Diandra yang tetap memeluk lengan Alvin.
"Nggak mau? Apa kamu mau ikut ke ruang ganti?" ucap Alvin yang sedikit kesulitan melepaskan tangan Diandra yang memeluk erat lengannya.
"Ikut," ucap Diandra dengan nada manja.
"Kamu gila ya, Dian," ucap Azalea sambil menarik paksa tangan Diandra. Wajah Azalea sudah memerah karena malu melihat tingkah sahabatnya.
Setelah terlepas, Alvin langsung mengajak anggota timnya untuk berganti pakaian dengan pakaian olahraga.
"Aku tahu kamu menyukai Alvin, tapi apa kamu nggak terlalu agresif?" ucap Azalea pada Diandra setelah kepergian Alvin.
"Kamu bodoh ya. Sekarang Alvin mau bertanding, pasti banyak siswi perempuan yang melihat kemampuan Alvin. Ditambah wajah tampannya, apa yang akan para siswi itu pikirkan? Kalau kita berdua tidak agresif, bisa-bisa Alvin direbut oleh para ulat bulu itu. Aku bisa ikhlas kalau Alvin milih kamu, tapi kalau para ulat bulu itu yang mendapatkan Alvin aku nggak rela," ucap Diandra menjelaskan mengapa dia lebih agresif mengejar Alvin.
"Kamu benar juga, kenapa aku bisa lupa. Tadi malam anggota gengku juga sudah mengincarnya. Tapi ada satu rahasia lagi yang belum aku ceritain sama kamu. Saat aku tersesat kemarin, Alvin sempat memberikan ponselnya padaku. Tebak apa yang kulihat di ponselnya?" ucap Azalea yang akan menceritakan tentang wallpaper Alvin pada Diandra.
"Cepat katakan, jangan membuat aku penasaran," ucap Diandra.
"Aku melihat foto Alvin yang sedang dirangkul oleh seorang wanita cantik yang tidak kalah cantik dari kita. Bahkan punya pesona wanita dewasa. Menurutmu siapa dia?" ucap Azalea yang menceritakan tentang foto Alvin bersama Celine yang menjadi wallpaper Alvin.
"Apa!! Kamu serius? Apa mungkin itu pacar Alvin?" ucap Diandra yang sangat terkejut saat mendengar cerita Azalea.
"Aku juga mikirnya itu pacar Alvin, tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan memperjuangkan cintaku. Selama janur kuning belum melengkung, aku akan tetap berjuang," ucap Azalea yang tidak akan menyerah sampai Alvin menolaknya dan menikah dengan wanita lain.
"Sekarang kamu tahu kan alasan aku tambah agresif sama Alvin," ucap Diandra yang juga merasa terancam saat mendengar tentang Alvin yang menjadikan fotonya bersama wanita cantik sebagai wallpaper.
"Oke, aku mengerti. Kita harus bekerja sama kalau berhadapan dengan wanita itu, karena pesona wanita itu sangat besar. Bahkan aku sebagai wanita mengakui kalau dia sangat cantik," ucap Azalea yang tidak bisa melupakan kecantikan Celine.
Sekarang mereka berdua resmi menganggap Celine sebagai saingan terbesar mereka, padahal Celine adalah kakak kandung Alvin.
Sementara itu Alvin dan timnya sudah berganti pakaian dan sedang melakukan pemanasan. Lucunya, semua siswi kelas sebelas C malah mendukung tim Alvin dan bergabung dengan siswi kelas Alvin.
"Woi, kalian itu kelas mana? Kenapa diam di tempat suporter lawan?" ucap kapten tim kelas sebelas C.
"Terserah kami lah. Siapa suruh kalian burik, kami jadi nggak berselera mendukung kalian. Lebih enak mendukung adek ganteng itu," ucap salah satu siswi sambil menunjuk ke arah Alvin yang sedang memimpin pemanasan.
"Adek ganteng semangat!"
"Adek ganteng, kakak minta nomornya dong!"
"Adek ganteng, nanti pulang sekolah mau check in nggak?"
Semua siswi kelas sebelas C sibuk meneriaki Alvin, namun Alvin tidak menoleh sedikit pun dan fokus melakukan pemanasan.
Tidak lama setelah itu panitia mengumumkan kalau pertandingan akan segera dimulai, semua pemain berhenti melakukan pemanasan.
"Pertandingan pertama adalah kelas sepuluh IPA A melawan kelas sebelas IPA C," ucap panitia mengumumkan tim yang akan menjadi pertandingan pembuka.
Kedua tim langsung berhadapan di lapangan. Seperti biasa Alvin bertugas merebut bola pertama yang dilempar ke atas oleh wasit, karena tinggi badan Alvin di atas rata-rata.
Alvin langsung melompat setelah wasit melemparkan bola. Seperti yang diharapkan, Alvin lebih dulu meraih bola dan langsung mengoper pada Rendra yang sudah berada di posisi kosong. Setelah menerima bola, Rendra langsung mendrible melewati lawan-lawan yang mencoba merebut bola. Saat melihat Alvin sudah berada di posisi kosong di area tiga poin, Rendra langsung mengoper padanya.
Alvin tidak menyia-nyiakan operan Rendra dan menembakkan bola dari area tiga poin, masuk!
Lima belas menit kemudian, babak pertama usai dengan skor yang sangat mencolok 45-6 untuk kemenangan tim Alvin. Jarak itu semakin bertambah hingga babak ketiga. Jarak skor sudah sangat jauh 110-18. Karena skor sudah sangat jauh, Alvin dan Rendra langsung meminta cadangan untuk bermain.
"Gila, ini sih bukan pertandingan antar siswa lagi. Ini seperti melawan atlet profesional," ucap kapten tim kelas sebelas C.
"Iya, Kapten. Dua monster itu nggak bisa dihentikan. Kalau tidak ingat dengan harga diri, aku sudah menyerah dari tadi," ucap salah satu pemain kelas sebelas C.
Sementara itu Alvin sedang bersantai di pinggir lapangan sambil menyaksikan pertandingan babak terakhir. Gilang dan kawan-kawan yang mendapatkan kesempatan unjuk diri bermain dengan semangat. Skor akhir pertandingan itu adalah 130-40 untuk kemenangan tim Alvin.
"Al, kamu pasti haus. Ini minum," ucap Azalea yang datang menghampiri Alvin dan memberikan minuman. Dia datang sendiri karena Diandra sedang mengikuti lomba balet.
"Terima kasih, Lea. Kamu sendiri, Dian mana?" ucap Alvin yang mencari topik pembicaraan.
"Dian lagi mengikuti lomba balet, kenapa kamu mencarinya?" ucap Azalea yang sedikit cemburu karena Alvin mencari Diandra.
"Oh, nggak apa-apa. Tadi pagi kan aku sudah janji mentraktir kalian. Pertandingan kami sudah usai, jadi aku ingin mengajak kalian ke kantin," ucap Alvin menjelaskan mengapa dia mencari Diandra.
Bersambung...