Laluna adalah seorang dokter muda yang memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dia seorang indigo.
Laluna selalu mengungkapkan setiap kasus kematian yang janggal dengan cara masuk ke masa lalu sang arwah dengan lintas waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melody Cahaya Cinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 misteri arwah cewek penasaran part 7
SORE HARINYA....
Sore menjelang malam akhirnya tiba juga, tepat pukul 18:15 sore Luna yang baru saja selesai sholat maghrib, tengah asik duduk di ruang tamu sambil bermain ponsel.
Disaat sedang asik, tiba-tiba terdengar pintu di ketika dari luar.
TOKKK...
TOKKK...
TOKKK...
"Assalamu'alaikum" ucap Satria dari luar.
"Itukan suara Satria, iya Wa'alaikum salam" jawab Luna dari dalam.
Luna kemudian berjalan menuju pintu dan sesampainya di pintu dia pun langsung membukanya.
"Eh kamu Sat, ada apa ya??" tanya Luna sesaat setelah pintu dibuka.
"Kamu lupa ya Lun??" tanya Satria.
"Maksudnya??" tanya Luna bingung.
"Aku kan tadi pagi sudah kasih tau kamu kalau malam ini Mama dan Papa ingin mengundang kamu makan malam" jelas Satria.
"Astagfirullah jadi masalah itu, tentu saja aku tidak lupa tapi kenapa kamu sampai kesini??" tanya Luna lagi.
"Aku kesini ya karena ingin mengingatkan kamu sekaligus mengajakmu ke rumah sekarang" jawab Satria.
"Lah sekarang?? Kirain masih nanti" ujar Luna.
"Iya sekarang, soalnya takut nanti kamu keburu sudah makan kata Mama" jawab Satria.
"Okelah, aku ambil ponsel dulu" jawab Luna.
Luna kemudian berjalan masuk ke ruang tamu untuk mengambil ponselnya sedangkan Satria menunggu diluar.
Setelah mengambil ponsel, Luna keluar rumah dan tak lupa mengunci pintu kontrakannya.
"Sudah???" tanya Satria.
"Emm" gumam Luna.
Mereka berdua kemudian berjalan menuju rumah Satria atau bu Rendi.
Tak harus menunggu lama dan hanya beberapa langkah kaki saja akhirnya mereka sampai juga di rumah bu Rendi.
"Assalamu'alaikum" ucap Satria dan Luna saat masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikum salam" jawab bu Rendi dan suaminya.
"Ayo silakan masuk" ujar Satria pada Luna.
"Makasih" jawab Luna.
Mereka kemudian berjalan masuk langsung ke ruang makan yang mana disana sudah ada Papa dan Mama Satria.
"Ma, Pa ini dokter Luna sudah sampai" ucap Satria.
"Ayo dok silakan duduk" sambut bu Rendi.
"Terima kasih tante" jawab Luna ramah.
Luna dan Satria kemudian duduk di bangku yang ada di ruang makan.
Sedangkan bu Rendi mulai menyiapkan serta mengambilkan makanan yang sudah tersaji di atas meja.
"Kamu mau makan pakai apa dokter Luna??" tanya Satria.
"Biar aku ambil sendiri saja Sat" kata Luna.
"Tidak apa-apa kok, biar aku yang ambilkan kamu kan tamu dan tamu memang harus dilayani" jawab Satria.
"Terima kasih Sat" ucap Luna.
"Oke sama-sama" jawab Satria.
"Kamu ini ya Sat, sudah cocok jadi suami yang melayani istrinya" kata bu Rendi.
"Iya betul Ma, nanti kalau Satria sudah punya istri pokoknya dia harus sayang pada istrinya dan harus memperlakukan istrinya seperti seorang RATU" sahut pak Rendi.
"Iya dong Ma, Pa do'ain saja" jawab Satria sambil mengambilkan makanan untuk Luna.
"Oh iya dok, tadi tante kira kamu tidak jadi datang lho makanya tante suruh Satria menjemput kamu" ucap bu Rendi.
"Tidak tante, saya pasti datang kok. Oh iya tolong jangan panggil saya dokter Luna panggil saja Luna tante, Om" jawab Luna dengan nada yang sangat ramah.
"Kamu memang beda sama cewek lainnya Lun, biasanya cewek yang om tau. Cewek yang punya jabatan atau gelar biasanya tidak mau kalau hanya dipanggil nama saja" ujar Pak Rendi.
"Tidak semuanya sih Om, semua itu tergantung masing-masing orangnya saja. Kalau bagi saya gelar itu hanya sebatas sebutan saja yang terpenting itu harus tau tata kramanya dan kesopanan saja" jawab Luna.
"Kamu benar-benar istimewa Lun, selain cantik, pintar dan ramah kamu juga penuh kesopanan" puji pak Rendi.
"Om bisa saja memujinya tapi saya tidak seperti itu Om" jawab Luna merendah.
"Inilah yang tante suka dari kamu Lun, oh iya Lun tante mau tanya sama kamu apa boleh!??" tanya bu Rendi pada Luna.
"Boleh tante, silahkan" jawab Luna.
Mereka terus mengobrol sambil menikmati acara makan malam itu.
"Apa pendapat kamu tentang Satria anak tante??" tanya bu Rendi.
"Maksud tante!?" tanya Luna pura-pura tidak paham.
"Maksud tante, gimana kepribadian Satria apa dia baik sama kamu atau tidak" jelas bu Rendi.
"Kalau masalah itu Satria orangnya baik kok tan, Om. Dia juga ramah serta tidak sombong" jawab Luna.
"Kalau masalah ketampanan bagaimana???" tanya bu Rendi lagi.
"Kalau masalah ketampanan pastilah tampan karena Satria adalah cowok,tapi kalau Satria cewek ya pasti cantik hehe" jawab Luna malu.
"Kamu ini bisa saja sih Lun" ujar Satria tersenyum dengan ucapan Luna.
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
"Ternyata kamu orangnya humoris juga ya Lun" ucap pak Rendi.
"Jadi malu aku Om" jawab Luna dengan wajah memerah.
"Lun apa kamu menerima Satria??" tanya bu Rendi tiba-tiba.
"Mak... Maksud tante apa ya??" tanya Luna semakin kebingungan dengan arah pertanyaan bu Rendi.
Belum juga bu Rendi menjawab tiba-tiba Satria berdiri lalu menggeser bangkunya, setelah itu dia berlutut di hadapan Luna sambil mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.
Luna benar-benar terkejut melihat aksi Satria itu karena memang tidak pernah terpikir oleh Luna kalau Satria akan melakukan itu padanya.
"Lun, sebenarnya sudah lama aku memendam rasa ini padamu tapi baru kali ini aku berani mengatakannya dan aku ingin Papa serta Mama menjadi saksi. Lun aku sebenarnya suka sama kamu dan aku sangat berharap kamu bisa menjadi pendamping di hidupku, Lun apa kamu mau menerima perasaanku ini??" ujar Satria.
DREKKK,, terdengar suara bangku yang diduduki Luna bergeser akibat Luna yang buru-buru berdiri.
"Tidak Sat, maaf aku tidak bisa. Maaf sebelumnya Om, tante saya masih ada urusan, terima kasih atas undangan makan malam ini tapi saya benar-benar minta maaf kalau saya tidak bisa memenuhi keinginan tante da Om. Saya pamit pulang dulu Om, tante Assalamu'alaikum" ucap Luna tiba-tiba.
Luna lalu berbalik ingin meninggalkan ruang makan bahkan Satria saja sampai belum sempat berdiri.
"Kenapa kamu malah diam saja?? Cepat kejar dia" perintah bu Rendi pada Satria.
Satria langsung buru-buru berdiri dan dia langsung berlari mengejar Luna.
"LUNA TUNGGU!!!" panggil Satria.
Tapi Luna tetap saja pergi keluar dari rumah bu Rendi.
Sesampainya di depan halaman rumah bu Rendi tiba-tiba Satria meraih tangan Luna untuk menahan Luna agar tidak pergi.
"Luna tolong jangan seperti ini?? Apa. Salahku sampai kamu menolak cintaku??" tanya Satria.
"Lepaskan tanganku Sat, aku mohon" jawab Luna.
"Tidak Lun, aku tidak akan lepaskan tanganmu sebelum kamu jelaskan alasan kamu menolakku" bantah Satria.
"Sakit!!! Lepaskan" pekik Luna kesakitan.
"Maaf Lun, aku hanya ingin mendengarkan penjelasan darimu saja" kata Satria sambil melepaskan genggaman tangannya pada tangan Luna.
"Jujur saja Sat, aku sangat kecewa sama kamu. Aku pikir acara makan malam hari ini adalah acara makan malam antar tetangga saja dan aku kira kamu adalah teman yang baik padaku tapi aku benar-benar tidak menyangka kalau ada niat laun di balik acara makan malam ini" jawab Luna.
"Tapi Lun apa aku salah jika aku suka sama kamu??" tanya Satria.
"Tidak, kamu tidak salah. Tapi akulah yang salah karena awalnya aku mengira kalau kamu adalah temanku dan aku tidak bisa menerima cintamu karena aku sudah di jodohkan dengan orang tuaku bahkan aku sudah mau menikah" jawab Luna.
"Apa Lun??? Tapi kan belum menikah bukan?? Jadi kamu masih bisa menolak perjodohan itu" kata Satria lagi.
"Kamu salah Sat, aku juga sudah sangat mencintai calon suamiku itu jadi aku mohon sama kamu tolong jangan ganggu aku lagi. Terima kasih atas undangan makan malam ini tapi maaf aku tidak bisa menerimamu" tegas Luna.
Luna kemudian berjalan keluar dari halaman rumah bu Rendi dan dia juga bergegas pulang ke rumah kontrakannya sendiri dengan perasaan yang bercampur aduk.
Bersambung ke bab terbarunya besok ya...
Selamat membaca semuanya...
Semoga terhibur...