⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Memaafkan Itu Tak Mudah
Yofan tentu kaget menyaksikan kehadiran Amel sebagai pembantunya. Gadis itu sekarang bahkan tahu nama aslinya.
"Tinggalkan aku berdua dengan Amel! Aku ingin bicara!" imbuh Yofan.
Jamal dan Marvel bertukar pandang. Keduanya tentu semakin penasaran. Namun rasa itu harus ditahan karena Yofan terlihat serius sekali. Mereka lantas menyuruh yang lain untuk meninggalkan Yofan dan Amel berduaan di ruangan.
"Jadi namamu Yofan? Bukan Ardani?" timpal Amel seraya tersenyum tipis. "Jadi dimana ruangan tempat kau ritual?" lanjutnya.
Yofan menyeringai. Dia memang menganggap kehadiran Amel sebagai gangguan, namun di sisi lain dirinya tidak takut sama sekali pada gadis tersebut.
"Aku masih tidak mengerti dengan yang kau bicarakan. Dan satu hal lagi, kau di sini bekerja sebagai pembantuku. Jadi jangan bersikap lancang! Bukan hal sulit bagiku menyingkirkan orang sepertimu," ujar Yofan. Memicingkan mata dengan ketajaman agar Amel terintimidasi.
"Aku tahu. Tapi aku juga ingin mengingatkanmu, menyingkirkan orang sepertiku tidak semudah yang kau kira. Aku mungkin pembantumu, tapi bukan berarti kau bisa memperlakukanku sesuka hati," balas Amel.
"Oke. Kita lihat bagaimana kau bekerja," sahut Yofan tenang.
"Ngomong-ngomong, bisakah kau jelaskan kenapa kau memakai nama samaran saat berkenalan dengan Mbak Safira?" Kali ini Amel yang memicing penuh curiga.
"Tidak ada alasan. Aku akan mengatakan siapa diriku saat hubunganku dengan Safira nanti jadi lebih serius," tanggap Yofan.
Amel yang tadinya tampak berani, kini ekspresinya berubah pucat. Dia berucap, "Aku mohon... Lepaskan Mbak Safira. Jangan sakiti dia... Kau harus berhenti dari sekarang sebelum terlambat. Kau pikir iblis yang memberimu uang itu tidak akan belagu? Dia akan berubah seiring berjalannya waktu, apalagi saat kau sudah mendapatkan semuanya!"
Yofan terdiam. Dia fokus memasukkan makanan ke dalam mulut. Mengunyahnya dengan tenang. Ia tak menanggapi perkataan Amel kali ini.
"Kau mendengarku bukan? Tuan Yofan?" tegur Amel.
"Aku dengar. Aku hanya malas menanggapi omong kosongmu. Kau bahkan sekarang bicara tentang iblis? Kau pikir aku memuja iblis? Kalau kau begini, sebaiknya aku memecatmu sekarang ju--"
"Maafkan aku, Tuan. Lupakan saja apa yang sudah aku katakan dan segala hal yang aku tuduhkan padamu. Aku akan bekerja dengan baik," potong Amel. Dia memilih berhenti bersikap berani karena itu hanya akan membuat rencananya gagal.
"Kau pikir memaafkanmu semudah itu? Kau bahkan sudah mempermalukanku di depan Safira. Cowok berbahaya kau bilang, cih! Kau pikir aku monster?" keluh Yofan. Mengingat pertemuan pertamanya dengan Amel tempo hari.
'Memang monster. Saat memasuki rumah ini saja aku sudah merasakan energi negatif,' batin Amel menjawab. Namun mulutnya berkata, "Sekali lagi maaf. Aku akan bekerja dengan baik agar bisa dimaafkan."
"Kalau begitu, pijat aku malam ini. Setelah ini aku harus ke kantor," ucap Yofan sambil memeriksa jam rolex puluhan juta yang melingkar di tangannya.
"A-apa? Pijat?" mata Amel membola. Dia tak menduga akan disuruh memijat. "Tapi bukankah pekerjaanku..." ucapan Amel terhenti saat menerima tatapan tajam dari Yofan.
"Ba-baiklah. Aku akan melakukannya," ujar Amel sambil menggigit bibir bawahnya. Entah kenapa dia merasa telah membuat keputusan salah.
"Bagus! Datang ke kamarku saat aku panggil," tanggap Yofan. "Tolong panggilkan kembali dua tuanmu yang lain. Mereka pasti lapar," sambungnya.
Amel mengangguk dan segera memanggil Jamal dan Marvel untuk makan siang.
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔