Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Nyonya Rumah Ini
Belum sempat Batari meminta agar Sheana tidak keluar kamar sebelum Nyonya Sandra pergi, wanita itu justru melenggang santai ke halaman belakang. Semua saling memandang, sementara tatapan Nyonya Sandra lurus ke depan.
"Hei!" serunya yang membuat langkah Sheana berhenti seketika. Dia mendengar ada suara asing, sontak dia pun membalik badan dan mendapati wanita paruh baya tengah menatapnya dengan lekat.
'Siapa dia?'
Bukannya menjawab Sheana justru melirik ke arah Batari, menunggu penjelasan tentang siapa wanita yang ada di hadapannya ini. Namun, sebelum Batari angkat bicara, Nyonya Sandra lebih dulu berseru.
"Apakah kau pelayan di rumah ini?" tanyanya memindai penampilan Sheana dari atas sampai bawah. Dari sikapnya yang tidak lekas memberi hormat, Nyonya Sandra tahu bahwa wanita ini tidak mengenali dirinya.
"Nyonya, dia adalah istri Tuan Ruben," jawab Luan tiba-tiba yang sedari tadi berdiri di belakang Batari. Sontak semua orang terperangah, termasuk Nyonya Sandra yang teramat shock.
Dia menatap pemuda yang baru saja bicara. Mengingat bahwa Luan adalah sosok yang bersama Sheana di foto itu.
"Apa maksudmu?!" sentak Nyonya Sandra meminta penjelasan. Batari yang gelisah langsung memberi kode agar keponakannya tak lagi menjawab, hingga Luan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
"Batari, jelaskan apa maksud perkataan pemuda ini!" seru wanita paruh baya itu, membuat Sheana tersadar bahwa wanita yang tengah berhadapan dengannya ini adalah Nyonya besar di keluarga Tares.
Jantung Sheana mendadak berdebar keras, dia memegang pinggiran bajunya dengan erat, karena rahasia yang seharusnya tak boleh satu keluarga Tares pun tahu, kini akan terbongkar.
"Dia salah bicara, saya—"
"Aku tidak bicara denganmu!" sela Nyonya Sandra dengan matanya yang menungkik tajam. Dia masih terlihat sabar menunggu penjelasan Batari yang tentunya tahu semua apa yang terjadi di rumah ini.
Batari menelan ludahnya susah payah dan memejamkan mata sesaat. Tanpa berani menatap wajah Nyonya Sandra yang merah padam, dia pun menjawab. "Dia—Nyonya di rumah ini. Istri kedua Tuan Ruben."
"Hahahah ...."
Tiba-tiba Nyonya Sandra tertawa sumbang. Akhirnya dia mendapat pengakuan mengejutkan itu, tidak sia-sia dia datang hari ini. Ternyata benar kecurigaannya, sang anak telah memiliki wanita lain, tapi kenapa bisa Felicia mengizinkannya? Sebenarnya ada apa di balik ini semua.
"Istri Ruben? Sejak kapan? Dan apakah Felicia tahu tentangnya?" tanya Nyonya Sandra bertubi-tubi, seperti sedang menginterogasi.
Sheana sudah kalang kabut, karena dia pasti akan terkena masalah setelah ini.
"Maaf, Nyonya, untuk itu saya tidak berhak menjelaskan apa-apa," jawab Batari sambil menunduk dalam.
Mendengar itu, Nyonya Sandra kembali terkekeh sumbang. Ternyata banyak sekali rahasia yang disimpan oleh putra dan menantunya. Sekali lagi dia menatap Sheana yang berwajah pias.
"Bahkan kau tidak mengenaliku?" ujar Nyonya Sandra mengetes sejauh mana Sheana mengetahui tentang keluarganya.
Sheana menelan ludahnya, seperti ada yang mencekat di tengah tenggorokan. Sementara di sisi lain Paramita berdesis, dia harus segera melaporkan situasi ini kepada majikannya.
*
*
*
"Apa? Wanita tua itu sudah tahu tentang Sheana? Kenapa bisa dia datang ke rumah itu, apakah Ruben memberikan alamat padanya?" gerutu Felicia di dalam kamar setelah mendapat kabar dari Paramita.
Sambil mondar-mandir Felicia pun berusaha menghubungi Ruben. Namun, karena sedang meeting, ponsel pria itu silent, dan semua panggilan Felicia terabaikan.
Felicia memukul udara di sekitarnya, lalu menggigit kuku jarinya dengan perasaan gelisah.
"Argh, sialann! Aku yakin, setelah ini nenek tua itu pasti akan berulah. Aku harus bagaimana? Jangan sampai dia berpihak pada Sheana, dan membuat semua rencanaku menjadi hancur."
Rasanya Felicia ingin mengamuk, tetapi semua itu hanya akan membuang tenaganya, dan dia tidak mendapat solusi apapun.
"Haruskah aku meminta Ruben untuk menceraikannya sekarang juga?"
Akhirnya tercetus ide gila lagi.
Sedangkan di rumah yang ditempati Sheana. Nyonya Sandra masih tampak betah, hingga dia memutuskan untuk makan siang di sana bersama menantu barunya.
"Santai saja, kamu tidak perlu tegang begitu saat berhadapan denganku. Aku adalah ibu Ruben, yang artinya aku adalah ibu mertuamu," ujar Nyonya Sandra bersikap elegan, sambil menunggu semua makanan siap.
Namun, bagaimana bisa Sheana bersikap demikian, jika dia belum tahu bagaimana watak asli wanita paruh baya ini. Benarkah Nyonya Sandra ini baik? Atau ... Hanya topeng semata.
"Sudah berapa lama kalian menikah?" tanya Nyonya Sandra, dia ngemil buah sebelum memakan hidangan utama.
Sheana menarik napas dalam, dan menghembuskannya secara perlahan, berharap masih ada sisa ketenangan.
'Haruskah aku jawab jujur?'
"Jujur saja, aku sudah bilang aku tidak akan mempermasalahkannya, apalagi menyalahkanmu. Jika kamu istri dari suamiku, mungkin aku sudah mencakarmu dari tadi," ujar Nyonya Sandra seakan tahu kegundahan hati Sheana. Dia terkekeh lagi.
"Sekitar tiga bulan, Nyonya" jawab Sheana akhirnya.
Nyonya Sandra ber'oh' ria sambil manggut-manggut.
"Sudah cukup lama ternyata. Apakah kamu berencana untuk hamil anak Ruben?" tanyanya lagi yang makin membuat Sheana makin resah.
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣