NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternistakan

Istri Yang Ternistakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Penyesalan Suami
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

Menjadi istri tapi sama sekali tak di anggap? Bahkan dijual untuk mempermudah karir suaminya? Awalnya Aiza berusaha patuh, namun ketidakadilan yang ia dapatkan dari suaminya—Bachtiar membuat Aiza memutuskan kabur dari pernikahannya. Tapi sepertinya hal itu tidak mudah, Bachtiar tak semudah itu melepaskannya. Bachtiar seperti sosok yang berbeda. Perawakan lembut, santun, manis, serta penuh kasih sayang yang dulu terpancar dari wajahnya, mendadak berubah penuh kebencian. Aiza tak mengerti, namun yang pasti sikap Bachtiar membuat Aiza menyerah.

Akankah Aiza bisa lepas dari pernikahannya. Atau malah sebaliknya? Ada rahasia apa sebenarnya sehingga membuat sikap Bachtiar mendadak berubah? Penasaran? Yuk ikuti kisah selengkapnya hanya di NovelToon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter —27

“Apa aku terlihat begitu buruk, Roy?” Felix memandang resah dirinya. Ia berdiri di depan cermin yang memantulkan seluruh tubuhnya. Menatap seksama pada sosok yang ada di depannya, yang terlihat begitu menyedihkan?

“Tentu saja tidak, Tuan. Anda sangat tampan, proporsi tubuh anda juga tampak begitu sempurna. Apalagi dari segi pencapaian, anda telah memiliki segalanya,” puji Roy yang merupakan asisten sekaligus sekretaris pribadi Felix.

“Mulutmu terlalu manis, Roy. Jika aku sesempurna yang kau katakan, lantas mengapa ia sama sekali tidak melirikku? Padahal aku juga secara terang-terangan menawarkannya banyak uang jika ia mau menetap disisiku,” ucap Felix.

Roy tersenyum. Sosok bersahaja yang selama ini selalu mendampingi Felix, mencoba memberikan analoginya. Tentang Aiza yang menurutnya bukan wanita sembarangan, meski saat ini sedang berada dalam keadaan keterpurukan, lemah dan tak berdaya.

Pelan-pelan Roy menjelaskan pemikirannya tentang Aiza. Felix mendengarkan. Meski status Roy merupakan bawahannya, namun tak sedikitpun ia menunjukkan ke aroganan dihadapan asisten yang sudah mengikutinya sedari ia masih remaja itu.

“Jadi kesimpulannya aku terlalu kasar?” tanya Felix menyimpulkan sendiri apa yang ia dengar.

Roy mengangguk pelan seraya tersenyum lembut. “Sedikit, dan sepertinya, Nona Aiza, tidak seperti yang anda bayangkan.”

“Tapi menari di kelab bukan hal baik, Roy. Kau sendiri tahu itu. Bagaimana bisa aku memiliki prasangka seperti itu jika saja aku tidak melihatnya—”

Aaaahh … rasanya benar-benar menyakitkan setiap kali ia membayangkan bagaimana Aiza menari dan mempertontonkan setiap lekuk tubuhnya dihadapan banyak orang. Bahkan saat terakhir kali ia menemukan Aiza dalam kondisi sudah tidak berbusana, dengan milik lelaki tua sialan itu yang sedang ingin di arahkan pada bagian pribadi paling berharga di tubuh Aiza.

Felix mengepal erat tinjunya. Mengerang keras. Lalu menghantam cermin yang ada di depannya hingga pecah!

Praaaanggg!

Ya, malam tadi saat Felix sedang menghadiri sebuah pesta ulang tahun adik sepupunya. Ia mendapatkan kabar dari Karim, bahwa Aiza dalam bahaya.

Tanpa berpamitan, lelaki penuh daya tarik itu langsung pergi meninggalkan aula pesta yang masih belum selesai. Segera menuju di mana saat itu Aiza berada untuk menyelamatkannya.

Beruntung ia datang tepat waktu. Karena jika tidak, maka lelaki tua itu pasti sudah menggauli Aiza.

“Aku sangat benci mengingat kejadian tadi malam, Roy. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku telat menyelamatkannya. Aku … sudah berusaha berdamai dengan—” Felix tidak melanjutkan kalimatnya. Dadanya terasa sesak. Wanita itu … sudah menolaknya.

Lalu, apa yang akan ia lakukan sekarang? Haruskah ia memaksa Aiza untuk bersamanya?

“Saya tahu, Tuan, dan menurut saya anda sudah melakukan yang terbaik. Sekarang mari kita pikirkan hal lain, tentang bagaimana caranya meyakinkan, Tuan Holland, agar tak meneruskan—” Roy belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Namun, Felix sudah menimpalinya.

“Ya, kau benar. Sebaiknya sekarang aku mengurus hal lain terlebih dahulu, baru tentangnya,” ucap Felix sembari menatap pada kepalan tangannya yang saat ini sudah penuh darah serta goresan dari serpihan cermin yang barusan ia hancurkan.

***

“Aiza, kau sedang ada dimana?” Pertanyaan tersebut langsung terdengar, tepat saat Aiza baru saja menempelkan gawai di indera pendengar.

“Uwak Nasir, Aiza … Uwak Nasir, barusan sakit lagi jantungnya. Kata, Dokter, harus segera di ambil tindakan operasi secepat mungkin. Jadi cepatlah pulang!” imbuh Ausal kemudian.

Nada bicaranya terdengar panik. Penuh tekanan, juga kegelisahan. Ia yang ditugaskan menemani Nasir selama Aiza tidak ada, barusan melihat sendiri bagaimana semakin memburuknya penyakit jantung Nasir. Dan semua ini karena ulah Intan.

Ya, hari ini Intan beserta Ningsih datang ke rumah sakit. Usai kemarin mereka menolak untuk ikut serta membawa Nasir ke kota. Faktor biaya menjadi masalah utama, tak ingin ikut menanggung beban dari segala biaya untuk pengobatan Nasir.

Ningsih bahkan berkata,- “Udah … nggak usah dibawa. Bentar lagi juga mati! Kalau pun kau ada uang, Aiza, lebih baik sini berikan padaku. Itung-itung untuk persiapan tahlilan kalau nanti, Bapakmu, ini benar-benar meninggal!”

Sungguh miris memang, tapi itulah yang terjadi. Disaat Nasir membutuhkan sang istri juga putrinya mendampingi dimasa sulitnya, tak ada satupun yang tergerak. Kecuali Aiza.

Namun, entah mengapa hari ini pagi-pagi sekali Intan tiba-tiba saja menelpon Ausal. Bertanya tentang alamat rumah sakit Nasir dirawat, detail dengan lantai juga ruangnya—yang Ausal pikir, mungkin pasangan ibu dan anak itu mulai terbuka pintu hati serta jalan pikirannya?

Tak tahunya kedatangan kedua orang itu malah membuat kekacauan di ruang rawat Nasir. Terutama Intan—yang ketika datang langsung memaki bapaknya dengan segala sumpah serapah!

Benar benar anak durhaka!

Semua ini bermula karena Nasir ternyata sudah menggadaikan sertifikat rumah mereka pada pihak pegadaian. Hal tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan Ningsih. Demi Intan yang setiap hari merengek untuk dibelikan sepeda motor keluaran terbaru, padahal penghasilan Nasir pas-pasan.

Alhasil demi memenuhi keinginan putrinya, Nasir diam-diam menggadaikan sertifikat rumah pada pihak pegadaian untuk bisa membelikan sepeda motor impian Intan.

Jangka waktu yang Nasir ambil tidaklah terlalu dekat. 3 tahun, dengan cicilan yang lumayan ringan. Nasir berpikir ia akan bisa melunasinya tanpa kedala. Tak tahu jika musibah penyakit akan menimpanya, serta beberapa bulan ke belakang penghasilannya selalu kurang, sampai tak mampu menutup cicilan.

Dan kemarin ketika Nasir sudah di bawa ke kota. Pihak dari pegadaian berkunjung ke rumah. Guna bermufakat mencari jalan keluar tentang tunggakan cicilan yang tak kunjung dibayar.

“Aiza … Aizaa … apa kau mendengarku?” tanya Ausal ketika tak kunjung mendengar respon apapun dari Aiza.

Pemuda itu tiba-tiba saja menjadi khawatir. Lantas merutuki dirinya sendiri, yang sudah gegabah dalam mengambil tindakan, langsung memberitahu Aiza barusan.

‘Harusnya aku mengatakan ini nanti saja ketika ia sudah datang.’

“I- iya, Bang. Ini … aku baru turun dari becak. Udah sampai di depan rumah sakit. Bang Ausal, jangan kemana-mana dulu ya? Terus di sana sampai aku datang.”

Tutt!

Aiza langsung mengakhiri pembicaraan mereka sepihak. Ia lantas bergegas segera menuju ke lantai di mana sang bapak dirawat. Sementara Ausal, berbalik kembali masuk ke dalam ruang rawat. Guna menepati janjinya pada Aiza untuk menjaga Nasir.

Sembari melangkah, tak kuasa Aiza menahan air mata. Cairan bening itu terus menetes seiring gerakan tungkainya yang bergerak cepat agar segera tiba ke ruangan rawat sang bapak.

Aiza baru saja lolos dalam musibah besar tadi malam. Lalu sekarang, tanpa memberi jeda, sang khalik sudah kembali memberikan ujian yang lebih berat untuk nya. Beban pikiran Aiza yang tertuju pada bagaimana cara nya ia bisa mendapatkan uang sekarang, untuk bisa membiayai seluruh pengobatan jantung Nasir?

Bersambung.

1
Aisyatul Munawaroh
Bagus sih. Alurnya nggak terlalu pasaran
Aisyatul Munawaroh
Bab pertama udah bikin mood naik turun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!