NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Anna

Cinta Untuk Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:994
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Beberapa hari di desa tempat kliniknya berdiri. Anna dan Stevan akhirnya selesai, mereka berkemas untuk pulang.

"Wahh, kunjungan yang sangat sibuk" ucap Stevan.

"Yup, tapi aku senang, semuanya berjalan lancar sejauh ini" timpal Anna.

Mereka diantar sampai pintu keluar desa. Pak Nardi dan Mirna melambaikan tangan ke arah mereka yang semakin lama semakin menjauh dari desa.

Stevan menyetir dengan cukup cepat. Anna menikmati pemandangan sepanjang jalan menuju pelabuhan itu.

"Indah! " ucap Anna.

"Hmmm, indah. Kau suka? " tanya Stevan sambil sesekali menatap ke arahnya.

"Sebenarnya, jika kamu mau, aku bisa belikan rumah di sini, jadi kita bisa tinggal di sini, kamu juga bisa mengunjungi klinik sesuka hati" ucap Stevan.

"Apa ini? " Anna menatapnya.

Stevan mengangkat kedua alisnya beberapa kali.

"Dokter terus bilang tinggal di sini, datang ke sini bersama-sama" Anna masih menatapnya.

"Aku melamar mu Anna, sejak kemarin! " seru Stevan.

Anna memperhatikan raut wajahnya yang seolah tak serius.

"Hmmm, mulai... " Anna berbalik menatap ke depan.

"Kamu kan mau resign, mau menjalankan bisnis klinik ini, aku mau mendampingi kamu Ann, selalu ada di sisi kamu" ucap Stevan.

"Jangan bercanda ya" Anna masih menganggap semua ucapan Stevan hanya bualan.

"Hmm, ini semua pasti karena hari itu kan? " Stevan malah bertanya.

"Maksudnya? " Anna tak mengerti.

"Aku bilang aku ngerti hubungan kamu dengan Abel, trus bilang selamat. Itu aku nangis semaleman" ucap Stevan.

Anna memutar bola matanya, merasa tak percaya dengan ucapannya.

"Hmmm, aku percaya" jawab Anna, sedikit mengejeknya.

"Aku serius" ucap Stevan.

Mereka mulai masuk ke pelabuhan.

"Ya, aku percaya Pak Dokter" Anna menegaskan.

Mulai masuk ke antrean menuju kapal feri.

"Ann, serius. Ini bukan karena aku yang ingin terlihat move on dari Hasna, tapi ini benar-benar tentang kamu" jelas Stevan.

Kali ini dia menatap Anna karena mobil tak melaju, menunggu antrean.

Anna terdiam, mengingat bagaimana begitu bahagianya mereka saat pertama kali menikah.

"Dia menangis bermalam-malam setelah perceraian kalian" ucap Anna.

Stevan terdiam.

"Dia yang bersikeras meminta cerai" jawab Stevan tak mau disalahkan.

Anna menatapnya, merasa kesal dengan pembelaannya.

"Aku sudah berusaha waktu itu, tapi tetap dia ingin cerai" Stevan sedikit mengeluh.

"Pak dokter tidak pernah tanyakan kabarnya lagi" ucap Anna.

Stevan terdiam, kemudian menatap Anna.

"Aku sedang menyatakan perasaan ku padamu kenapa kau jadi bahas Hasna? " protes Stevan.

Anna tersenyum, tapi kemudian menatap jembatan yang mereka lewati.

Teringat semua kenangan mereka bersama sejak dulu hingga sekarang.

Stevan tahu betul Anna adalah putri kedua dari orang kaya. Tahu bagaimana dia melewati semua hanya dengan bantuan tangan Abel. Stevan pernah menawarkan bantuan dengan menikahinya, langsung pada point nya. Tapi dia menolak karena merasa tak ingin mengikat siapapun hanya untuk mengurus si kembar.

"Kau selalu menolak ku" ucap Stevan.

"Kau tahu alasannya" jawab Anna sambil keluar dari mobil.

Stevan hanya diam, mereka juga tidak membahas apapun lagi setelah itu. Hingga sampai di pelabuhan.

***

Abel melihat jam ditangannya.

"Sudah pukul 5 Pak! " ucap Siska.

"Ya, aku tahu" jawab Abel ketus.

Dia berdiri dan merapikan diri.

"Oh ya, besok hingga senin atur semuanya, rubah semua jadwal meeting ke selasa, aku ga bisa masuk" ucap Abel.

Siska mencatat tapi kemudian mengerutkan keningnya.

"Bapak mau kemana?" tanya Siska.

"Kepo kamu! " Abel malah protes.

"Ihh... bapak! saya disini memang harus kepo dengan apa yang bapak lakukan" jawab Siska.

Abel berbalik kemudian menancapkan tangannya di pinggang.

"Jangan beritahu siapapun aku kemana, bilang kamu ga tau, dan memang aku ga akan bilang aku kemana" ucap Abel.

"Trus... gimana kalau pak Zidan tanya? " Siska masih bingung harus bagaimana.

"Nanti aku telpon dia" seru Abel seraya mengacungkan tangannya tanpa berbalik.

Siska menghela, kemudian dia menelpon Anna.

"Ya! " jawab Anna.

"Kalau Pak Abel tiba-tiba pergi dan ga mau bilang kemana dan malah berpesan untuk tidak mengatakan apapun, itu bagaimana? " Siska bicara tanpa jeda.

Anna terdiam, merasa terkejut dengan ucapan Siska.

"Dia ga pernah pergi, aku selalu diajaknya kalau ga masuk juga" ucap Anna.

Tapi kemudian dia berpikir kalau mungkin Abel pergi mengurus bisnis tour and travelnya.

"Trus gimana dong? " tanya Siska bingung.

"Katakan saja Pak Abel tidak bisa datang karena ada keperluan lain, atur semua meeting dengan alasan yang sama, sampai hari dimana dia bisa masuk" jelas Anna.

"Iya, dia bilang begitu juga" jawab Siska.

"Dia bilang kapan kembali? " tanya Anna.

"Selasa" jawab Siska.

Anna terdiam, itu hari terakhir cutinya.

"Ok, kau bisa, kau kan pintar" ucap Anna memberikan semangat.

"Haha.. makasih bu Anna" jawab Siska tertawa tapi benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Sementara itu, Anna sudah hampir sampai di pelabuhan.

"Kamu yakin mau naik kereta aja ke Bandung nya? " tanya Stevan meyakinkan.

"Hmmm, kamu udah cape bawa mobil dari lampung" jawab Anna.

Stevan mengantarkannya hingga dia benar-benar duduk nyaman di kereta.

"Wah, kamu memang benar-benar teman yang best! " ucap Anna.

"Aku tuh maunya jadi suami, sejak dulu, tapi kamu nya ga mau terus" ucap Stevan.

"Dah ah, bahas itu mulu" keluh Anna.

Mereka pun berpisah di sana.

Anna menatap pemandangan selama perjalan, berpikir tentang kemana Abel pergi.

"Ga biasanya dia pergi kek gitu" gumam Anna.

Anna menyandarkan kepalanya, kemudian terlelap.

Dia sampai di stasiun dekat rumahnya, turun dengan mengantri karena ada sedikit keributan di depannya.

Anna tak sabar ingin segera bertemu dengan anak-anaknya. Dia ingin menghabiskan sisa cutinya bersama mereka sepuas mungkin.

"Ada apa sih? " tanya Anna.

Seorang wanita di depannya juga mengeluh.

"Iya sih, kok lama! " serunya.

"Itu... ada pria berjas di jotos bapak bapak karena berhenti mendadak" ucap seseorang yang berdiri lebih depan.

Anna mengerutkan dahinya.

"Lagian, ngapain sih orang kaya gitu naek kereta, naek mobil pribadi kan lebih senang" gerutu yang lainnya.

Anna tak berkomentar, dia berjalan pelan mengikuti mereka yang mulai berjalan lagi.

Seorang pria berjas memang sedang dicecar habis habisan oleh pria parah baya, namun terlihat pria itu hanya mengangguk-anggukan kepala dan badan juga memegangi pinggangnya.

Anna memperhatikan sejak dari dalam kereta, hingga akhirnya dia keluar dan mendekati mereka.

"Pak Abel! " seru Anna.

Abel menoleh, sudut bibirnya sedikit berdarah.

"Kamu temannya? " tanya pria paruh baya yang sejak tadi mencecar Abel.

Anna tersenyum.

"Iya Pak, maaf! " spontan kata-kata itu yang terucap.

"Maaf, maaf, enak aja! Saya hampir jatuh karena dia mendadak berhenti berjalan tau! " ucap pria itu seraya terus menunjuk mereka.

Abel memperhatikan raut wajah Anna yang mulai merah padam. Dia jadi berusaha membuat Anna tenang.

\=\=\=\=\=\=\=\=>>

1
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
q ksih bunga lagi pokok cpet update
kalea rizuky
iri ya lu bio aneh
kalea rizuky
q ksih bunga deh
kalea rizuky
flashback nya mana thor
ANGELBRODROIX
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!