NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:573.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

***

Instagram Author: Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 33

Sebelumnya.

Sawitri melepaskan tulang pergelangan kaki Herman dari jeratan tali tersimpul erat, tanpa takut apalagi merasa jijik, ia ikat menjadi satu menggunakan tali rafia kedua benda yang masih terdapat noda darah, serta kulit lengket berwarna kehitaman.

Sosoknya kembali menjadi Lastri, pakaiannya pun telah berganti dengan celana bahan panjang, kaos polos longgar. Wanita muda itu keluar dari hutan keramat, mata batinnya dibiarkan terbuka. Sehingga suara derasnya arus sungai, kicauan burung terbang diatas permukaan air, sampai desisan Ular mengintai mangsa, dapat terdengar olehnya.

Lastri melewati barisan pohon beringin keramat, yang mana dijadikan tempat meletakkan sesaji. Dua hari lagi adalah malam Jumat Kliwon, saatnya para manusia rakus, tidak takut akan Tuhan melakukan pemujaan.

Hutan terlarang ini dikelilingi perairan. Batas daratan hanya barisan pohon beringin yang luasnya sekitar dua ratus meter, selebihnya sudah bersebelahan dengan sungai besar aktif, dan sungai mati dihuni hewan predator ganas.

Putri bungsu Ni Dasah, terlihat melangkah tenang, bibirnya menyunggingkan senyum samar, sebelah tangannya menjinjing pergelangan kaki Herman. Si empunya masih pingsan dalam kolam kubangan Babi.

Saat tiba di tempat kejadian tadi, Lastri mencari motor yang sengaja tidak disembunyikan seperti milik Rahman dulu.

Bangkai motor Herman terlempar ke dalam parit, sedangkan stangnya berada di tengah-tengah jalan. Lastri mengambil bagian patah itu, lalu dijadikan satu. Tak ketinggalan kaki anteknya juragan Bahri, digantung pada pegangan jok belakang.

Kemudian Lastri menyebrang jalan, masuk ke semak-semak dan melangkah kembali pulang.

Berselang dua jam kemudian, datanglah Gandi.

.

.

“Herman!” Gandi histeris, wajahnya pucat pasi. Setelah pulih dari keterkejutan nya ia merangkak lalu berjongkok, menatap ngeri kerangka kaki.

“Apa mungkin Herman?” tanyanya pada diri sendiri, Gandi tidak yakin tapi hatinya berkata lain.

Dia kembali ke motornya, dan memacu kencang menuju rumah Ki Jaya.

“Ki! Ki Jaya!” Motornya belum berhenti, tapi suara Gandi sudah menggelegar.

Keluarlah sosok tua bahu ringkih, langkahnya sedikit membungkuk menahan rasa sakit, keadaannya belum sepenuhnya pulih.

“Ayo ikut!” Gandi turun dari motor, lalu menaiki undakan tangga, membantu Ki Jaya turun. “Saya telah menemukan motor Herman, tapi_tapi … ada kerangka kaki entah milik siapa!”

Begitu sampai bawah, Ki Jaya menepis tangan Gandi. “Kau bicara apa?”

Gandi menarik napas panjang, lalu menghembuskan kasar. Pelan-pelan dia menceritakan apa yang dilihat dan temukan di tengah jalan tadi.

Ki Jaya mau ikut, duduk di belakang dengan tangan berpegangan di pundak Gandi.

Saat tiba di lokasi, Gandi dan Ki Jaya mendekati parit. Bertepatan dengan itu, sebuah mobil kijang membunyikan klakson.

“Sedang apa kalian di sini?” Hardi berseru di balik kemudi, kepalanya terjulur keluar jendela.

"Turunlah!” titah Ki Jaya.

Bukan cuma Hardi yang turun, ada juragan Bahri, pak Lurah, nyonya Samini, Ayu, dan Mak Indun.

“Apa yang terjadi, Ki?” tanya istrinya.

“Mendekat lah! Gandi mengatakan menemukan sesuatu.”

“Lantas, dimana Herman? Bukankah tadi saya menyuruhnya menjemput Ki Jaya?!” Bahri berkacak pinggang, amarahnya belum sepenuhnya hilang. Akibat badai, pesta pernikahan putranya kacau balau.

Kedatangan Bahri dan lainnya ke rumah Ki Jaya, tak lain ya ingin meminta solusi agar terbebas dari kewajiban membayar kerugian warga yang jelas memakan biaya tak sedikit.

Gandi membabat ilalang, lalu meminta lainnya melihat apa yang dia lihat.

Argh!

Nyonya Samini dan juga menantunya, bersamaan menjerit.

“Itu_itu tulang manusia ‘kan?” Tubuh Ayu bergetar, dia ketakutan. Kendatipun seorang bidan, tapi baru kali ini melihat langsung kerangka hangus.

“Ambil! Berikan kepada saya!”

Walaupun terlihat enggan, Gandi tetap menurut, tanpa masuk ke dalam parit, dia menarik lepas tali rafia. Menatap jijik sekaligus ngeri, padahal dirinya sudah terbiasa membantai orang tidak bersalah.

Ki Jaya memejamkan mata, tali tadi digantung pada jari telunjuknya. “Ini milik Herman!”

Semua orang terkejut, para wanita memekik pelan. Mereka saling pandang dengan ekspresi berbeda-beda.

“Mari ke rumah saya, kita bicarakan di sana!”

***

Di lain desa, sangat jauh dari kampung Tani. Tempat tinggal Sawitri dan juga para manusia bejat.

Beberapa warga dikejutkan oleh kedatangan kawanan Lembu dan juga Kambing. Mereka mendekati binatang berkaki empat itu.

“Ini jelas hewan ternak, bukan binatang liar, sebab jinak. Siapa pemiliknya ?”

Pertanyaan yang sama dilontarkan. Sampai Lurah mereka datang pun, para warga masih mencoba menerka.

“Pak Lurah, sebaiknya bagaimana ini?”

Lurah berpenampilan bersahaja, berkharisma, wajah teduh, dan masih perjaka di umur 31 tahun itu berusaha tenang demi meredam kehebohan.

“Siarkan menggunakan toa musholla! Tanya kepada warga desa kita hingga tetangga, siapa tahu ada yang kehilangan hewan peliharaan,” katanya lugas.

“Siapapun pemiliknya, kita wajib mengembalikan! Karena ini bukan hak kita, bisa jadi yang punya tengah dilanda kesedihan luar biasa,” sambungnya bijak.

“Benar pak Lurah. Baru kali ini ada kawanan hewan dalam jumlah banyak yang masuk pemukiman desa kita, tapi tidak dikalungi lonceng pemiliknya.”

Lurah yang bernama Yusuf itu mengangguk. “Ada berapa ekor semuanya?”

“17 belas ekor Lembu, dan 22 ekor Kambing,” sahut pria yang pertama kali melihat kedatangan hewan tersebut.

“Bisa tolong giring ke hunian saya! Biar para pekerja merawatnya, bila dalam waktu tujuh hari tak ada yang merasa kehilangan. Nanti kita musyawarahkan lagi langkah selanjutnya.”

“Baik, Pak!”

Tak ada raut enggan, curiga. Sebab Lurah mereka sangat adil, bijaksana, dan sudah kaya raya. Memiliki harta warisan berlimpah, kebun lada dan juga sawah.

Tidak jauh dari sawah kering berumput hijau itu, hewan Gareng mulai terbang meninggalkan kelurahan Jatirejo. Yang mana tujuh gadis perawan pemukiman tersebut menjadi korban Bahri dan juga Sugeng.

Sawitri memerintahkan hewan peliharaan Kunti, menggiring para kawanan ternak juragan Bahri agar dibawah ke desa yang terkenal dengan pemimpinnya bijaksana.

Di sanalah, nyonya Samini mencari korban, tapi sudah tiga tahun ini istri Bahri itu kesulitan mendapatkan calon tumbal. Disebabkan, wilayah yang dulunya terkenal dengan ekonomi paling rendah, kini mulai jaya. Penduduknya lebih memilih bekerja di desa mereka, agar tidak jauh dengan keluarga.

Ya, nama Yusuf sudah dikenal luas, semenjak tiga tahun lalu menjabat menjadi Lurah dengan usia paling muda. Dia banyak membuat perubahan di daerahnya, kemiskinan berkurang, dan pertanian mulai menghasilkan panen melimpah.

Berkat kegigihan, wawasan luas, dan berbekal ijazah lulusan sarjana pertanian. Yusuf berhasil memajukan desa yang di huni lebih dari 700 rumah, dibagi menjadi tiga dusun, dan setiap wilayah ada kepala dusun yang mengetuai.

***

"Berhati-hatilah. Pelaku sengaja meletakkan kaki Herman, sebagai peringatan ancaman nyata! Jelas, hal tersebut merujuk pada juragan Bahri, pak Lurah, dan tentu saja kita semua. Ini bukan sekadar gertakan, tapi pembalasan dendam keji!" Ki Jaya mengelus janggutnya.

"Motifnya tak jauh berbeda dengan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh juragan Bahri, pak Sugeng. Menculik, membakar ... dan entah apalagi," lanjutnya.

"Kira-kira siapa dalang dibalik teror Jahanam ini, Ki?!"

.

.

Bersambung.

1
Nisa Nisa
setahu saya Lurah itu utk kepala daerah setara desa tp di wilayah kota dan diangkat oleh pemerintah tdk dipilih oleh masyarakat sebagaimana kepala desa
emma mahriana
pendi sakaw 😂
Mahrita Sartika
suka pake banget 🥰
Nisa Nisa
kejahatan iblis yg kalian balas dgn memakai bantuan iblis juga, percayalah setelah dendam terbalas kalian akan tetap harus memberi tumbal pada iblis sesembahan kalian dan itu akan mengambil orang-orang tdk bersalah apa-apa pada kalian. jadi apa beda kalian dgn mereka??
Nisa Nisa
di desa udah tuir bukan pemuda lg kalau 35 tahun itu
Nisa Nisa
Rahman memang jahat Tp sepertinya Surti tdk terlibat. Itulah jahatnya dendam utk membalasnya kadang mengenai orang yg tak bersalah
Nisa Nisa
astaghfirullah al adzim
Nisa Nisa
atas nama dendam bahkan tega menjerumuskan putri sendiri ke dasar neraka
Nisa Nisa
sama aja, demi apapun kalau yg dipuja iblis ya sesat jg namanya.
Begitulah manusia ada yg diuji dgn harta atau penderitaan semua berpulang bgm manusia menjalani ujian itu, bersyukur atau takabur bersabar atau mengikuti nafsu
Nisa Nisa
sdh deh bakal diantar ke hutan larangan 🤣🤣
Nisa Nisa
ini perang sesama pemuja iblis. dan iblis pun tertawa krn makin banyak teman ke neraka 🤣🤣
Nisa Nisa
utk memotong motong manusia 🤬
Nisa Nisa
setan mana mau rugi, manusia aja gk ada yg gratis sekarang ini pertolongannya apalagi kunti. semua tumbal itu gk akan dimakan hanya jalan agar manusia makin jahat pada sesama manusia dan menumpuk dosa utk memastikan menemani mereka ke kerak neraka
Emi Widyawati
bagus sekali
Cublik: Terima kasih Kakak ❤️‍🔥
total 1 replies
Nisa Nisa
logika alur cerita ini bgm?
kejadian 15 th yg lalu.. td aku berasumsi masa umur Sawitiri baru 15 th udah kawin, eh keterangan selanjutnya saat kejadian umurnya 5 th oke jd umur Sawitri 20 th. kenapa kemudian dia mencari kakaknya, cerita ini lompat atau bgm kok aku bingung dibagian mana disebut ada kakaknya,
Cublik: Umur Sawitri saat kejadian Kakak dan orang tuanya, masih lima tahun.

Dan cerita ini dibuat saat umur Sawitri 20 tahun, baru beberapa bulan menikah dengan Hardi.

Ada kok semua ulasannya, Kak.
Terima kasih sudah membaca karya sederhana ini.
total 1 replies
Nisa Nisa
jebakan setan berhasil, satu lg manusia mau jd budaknya
Nisa Nisa
anak setan lah. Anak Nini mungkin korban entah juragan Bahri entah Hardi.
tp yg mati gk bisa balik ke dunia lagi, yg gentayangan ya setan.
emma mahriana
ceritanya ngeri2 sedap, ada rasa takut tp tetep penasaran & tetep lanjut baca
mksh thor
Cublik: Terima kasih Kakak ❤️
total 1 replies
Ass Yfa
centenge Juragan yg rudapaksa Sawitri ternyata
Ass Yfa
mampir thor...baru bab pertama udah ngeri...ditunggu pembalasan Sawitri
ttp semangat othor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!