selama 7 tahun aku tidak bertemu dengan nya,dan kini aku sungguh kaget dengan perubahan nya yg sudah menjadi seorang pria bertubuh tinggi besar juga ,begitu dengan sifat nya yg semakin dewasa
"tapi kenapa hati ku dag Dig dug ya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanaba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
"Sayang, kamu ikut Mas ke kantor aja ya, hari ini Mas sampai jam 2 siang aja di kantor," ucap Rendy mengajak Kaniya. Kaniya tersenyum dan mengangguk.
"Hmm, boleh Mas, aku juga belum pernah ke kantor Mas," kata Kaniya dengan rasa penasaran. Akhirnya, mereka tidak jadi pulang ke rumah selepas dari rumah orang tua Rendy, dan mereka menuju ke kantor di mana Rendy bekerja.
Di perjalanan, Kaniya bertanya tentang kantor Rendy dan apa yang Rendy lakukan di sana. Rendy dengan senang hati menjelaskan tentang pekerjaannya dan kantornya. Kaniya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tersenyum ketika Rendy menjelaskan tentang rekan-rekannya di kantor. Ketika mereka tiba di kantor, Kaniya merasa sedikit gugup tapi juga penasaran untuk melihat tempat kerja Rendy.
Rendy pun membawa Kaniya ke ruangannya. Di sana, Kaniya melihat sekretaris Rendy yang menyambut mereka dengan senyum ramah.
"Selamat pagi, Pak Rendy. Selamat pagi, Ibu," ucap sekretaris Rendy dengan sopan. Rendy membalas senyum sekretarisnya.
"Selamat pagi, yuni Ini istri saya, Kaniya. Saya ajak dia ke kantor hari ini, dan sayang ini Yuni , sekretaris mas" kata Rendy dengan bangga, Sekretaris Rendy tersenyum dan menyambut Kaniya dengan hangat.
"Selamat pagi, Ibu Kaniya. Senang berkenalan dengan Anda," ucap sekretaris Rendy dengan ramah. Kaniya tersenyum dan membalas sapaan sekretaris Rendy.
"Selamat pagi, Mbak. Senang berkenalan juga," kata Kaniya dengan sopan. Rendy mempersilakan Kaniya untuk duduk dan memperkenalkan Kaniya kepada beberapa rekan kerjanya yang ada di sekitar.
"Yuk kita masuk, dan Yuni tolong bawakan susu hangat ya," ucap Rendy dan langsung masuk membawa Kaniya ke dalam ruangannya. Kaniya yang masuk ke dalam ruangan Rendy hanya menganga sangat minimalis tapi mewah.
Kaniya terkesan dengan dekorasi ruangan yang elegan dan modern.
"Wah, ruanganmu sangat bagus, Mas," katanya dengan mata yang berkeliling melihat-lihat. Rendy tersenyum dan mempersilakan Kaniya duduk
"Sayang, jika kita pergi bulan madu, apakah kamu keberatan?" Rendy bertanya tiba-tiba, membuat Kaniya yang sedang menikmati keindahan ruangan itu terkejut.
"Apa? Bulan madu?" Kaniya terkejut, dan langsung duduk bangun dan duduk dipangkuan rendy
Rendy tersenyum dan mengangguk,menyambut rangkulan kaniya yg berada dibahu nya dengan memeluk pinggang kaniya "Ya, Sayang. Aku sudah memikirkan tentang itu. Kita bisa pergi ke tempat yang romantis dan menikmati waktu bersama
"Boleh dong, Mas, mana ada aku keberatan?" Kaniya menjawab dengan gembira. "Mas mau kemana?" tanyanya penasaran.
"Kalau Mas sih rencana nya mau ke kota Aceh, katanya di Aceh itu sangat indah," Rendy menjelaskan dengan mata yang berbinar-binar.
"Atau kamu ada rekomendasi lain?" tambahnya sambil menatap Kaniya dengan penuh harapan.
"Ke Aceh? Wah, itu ide yang bagus, Sayang! Aku pernah dengar tentang keindahan alam dan budayanya yang kaya. Tapi, aku juga pernah mendengar tentang Danau Toba di Sumatera Utara, itu juga sangat indah. Bagaimana kalau kita ke Danau Toba saja?" Kaniya menawarkan alternatif dengan senyum manis.
"Atau mungkin kita tidak usah memilih langsung aja kunjungi kedua tempat tersebut?" tambahnya dengan mata yang berbinar-binar.
"Baiklah, kal-" Rendy belum selesai berbicara ketika pintu ruangan terbuka dan Yuni masuk dengan membawa susu hangat. Kaniya yang masih duduk di pangkuan Rendy langsung menenggelamkan wajahnya ke leher Rendy, merasa malu dan tidak nyaman dengan kehadiran Yuni. Rendy sendiri terlihat tidak senang dengan tindakan Yuni yang tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Yuni, kenapa kamu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" Rendy bertanya dengan nada marah. Yuni langsung meminta maaf dan permisi, lalu berbalik keluar dari ruangan dengan cepat.
"Maaf, tuan. Saya tidak sengaja. Saya permisi, tuan." Setelah Yuni keluar, Kaniya masih menempelkan wajahnya ke leher Rendy, merasa lega ketika sendirian lagi dengan Rendy.
"Mas, aku mau pulang, pulang aja yuk," ucap Kaniya dengan nada yang sedikit bete. Rendy yang mengetahui perasaan Kaniya langsung mengiyakan permintaannya, tapi dia juga ingin memastikan Kaniya dalam keadaan baik sebelum pergi.
"Sayang, sebelum kita pulang, kamu habiskan susu mu dulu ya," kata Rendy dengan lembut, sambil menyodorkan cangkir susu hangat ke arah Kaniya. Kaniya memandang Rendy dengan mata yang sedikit kesal, tapi dia tidak bisa menolak permintaan Rendy yang lembut itu.
"Baiklah," ucap Kaniya singkat, lalu mengambil cangkir susu dari tangan Rendy dan mulai meminumnya.
Saat di mobil, Kaniya banyak diam saja, tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan berbicara dengan Rendy. Rendy merasa seperti deja vu, teringat saat Kaniya pernah marah kepadanya karena digoda oleh pelayan di restoran miliknya. Saat itu, Kaniya juga mendiaminya dan membujuknya untuk berbicara sangat sulit.
Rendy merasa penasaran, apa yang menyebabkan Kaniya kesal kali ini? Apakah karena Yuni yang tidak mengetuk pintu sebelumnya? Atau ada hal lain yang tidak berkenan di hatinya? Rendy memutuskan untuk tidak memaksa Kaniya berbicara, tapi dia akan mencoba untuk menanyakan apa yang salah nanti ketika mereka sudah sampai di rumah. Untuk sekarang, dia hanya akan menyetir dan memberikan Kaniya ruang untuk dirinya sendiri.
...Terima kasih banyak kepada para pembaca setia yang telah mengikuti cerita ini sampai saat ini! Kami sangat menghargai dukungan dan antusiasme kalian. Jangan lupa untuk terus mengikuti update cerita selanjutnya, dan kami berharap kalian akan terus menikmati perjalanan cerita ini bersama kami. Terima kasih atas perhatiannya!...
