Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Menyusun Rencana
Di dalam sebuah kamar apartemen terlihat seorang wanita sedang memuaskan seorang pria dengan sangat liar. Tidak peduli jika itu musuh yang seharusnya disingkirkan, asal bisa membantu memuluskan segala rencana pasti akan Vania puaskan. Karena dia pun menikmati setiap kali permainan.
"Jadi, apa rencana kamu Calvin?" Tanya Vania sambil terus bergoyang.
"Katakan siapa yang ingin kamu lenyapkan, kali ini bukan karena iri?" Tanya Calvin sedikit mencemooh.
"Namanya Alexa Olivia Johnson, baru lulus SMU. Dia merupakan calon istri dari pria yang ayahku inginkan sebagai calon suamiku..." Kalimat Vania terputus lantaran Calvin bangkit lalu mencekik leher Vania dengan kencang. Membuat Vania susah bernafas.
"Jadi kamu mau menikah dengan pria lain setelah menjalin hubungan denganku sejauh ini? Kamu pikir aku akan melepaskanmu untuk dia?" Suara Calvin mulai berat dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh.
"Le...lepaskan, kamu bisa membunuhku." Ucap Vania berusaha melepas cekikan di lehernya. Hingga akhirnya, tubuhnya dihempaskan hingga terjatuh dari ranjang.
"Siapa pria yang kamu incar? Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Jangan pernah bermain api denganku Vania, karena aku akan membakarmu hidup-hidup." Ucap Calvin.
"Sakit Calvin..." Ucap Vania meringis, karena tubuhnya yang membentur lantai.
"Makanya jangan main-main denganku, katakan pada ayahmu jika kamu adalah kekasihku." Ucap tegas Calvin.
"Iya, nanti akan aku katakan. Tapi ayah hanya butuh harta pria itu Calvin. Dan aku juga tidak benar-benar mencintainya. Kamu tahu sendiri, jika aku lebih mencintaimu sejak dulu." Ucap Vania berusaha merayu Calvin. Perlahan, Vania berdiri kemudian kembali mendekati tubuh kekar Calvin dan mulai men jilat batang milik Calvin.
"Ssshhh... Puaskan aku jalang, dan jangan pernah berfikir untuk lepas dari genggamanku. Karena aku bisa menghancurkan ayahmu tanpa sisa... Ahhh..."
"Tentu Calvin, aku adalah milikmu. Kita akan menikah jika itu yang kamu mau." Rayu Vania.
"Kamu yakin akan menikah denganku? Lalu bagaimana dengan karir agenmu jika ketahuan berhubungan dengan musuh."
"Kita bisa menikah diam-diam tanpa diketahui publik. Tapi ayahku yang akan menikahkan kita langsung."
"Ouuhhh... Ini nikmat Vania." Teriaknya.
Setelah bergulat lebih dari dua jam, akhirnya Vania bisa bernafas lega. Jujur dia menikmati setiap hentakan yang dilakukan oleh Calvin.
"Kapan kamu menyingkirkan Alexa, dia harus mati karena sudah menggangguku."
"Kamu tenang saja, aku akan datang merayunya. Setelah dia luluh, maka aku akan mudah menghabisinya."
"Tapi ingat Calvin, ini hanya punyaku. Jangan kamu gunakan untuk memasuki lubang lain, terutama Alexa."
"Hmmm... Kita lihat saja nanti. Dan katakan nama pria itu?"
"Namanya Axton Orlando, dia memiliki perusahaan besar yang bisa membuatku..."
"Aku akan merebut perusahaan itu, dan kamu sebagai kekasihku akan ikut menikmati kekayaannya." Janji Calvin.
"Benarkah? Kalau begitu aku setuju. Sekarang ayo bersihkan diri, aku harus pulang karena besok aku ada misi baru. Ucap Vania.
"Kita main sekali lagi di kamar mandi, baru kamu boleh pulang." Ucap Calvin kembali bergairah.
Hubungan yang rumit yang dijalankan Calvin bersama Vania. Pria itu jatuh cinta pada wanita yang dulu pernah ingin menangkapnya. Dan setelah resmi berhubungan, sudah sering Calvin menye tubuhi Vania berharap wanita itu hamil. Calvin tidak tahu jika sebenarnya Vania mandul.
Ya, Vania dinyatakan mandul setelah sebelumnya sering mengkonsumsi pil kb.
Berbeda dengan Vania yang sedang menumpuk dosa, saat ini Alexa sudah ada di Rumah Sakit setelah tubuhnya menggigil karena kelamaan berendam. Ya, akhirnya Alexa terbangun saat merasakan dingin yang berlebihan.
"Mas, maaf ya aku terlalu lelah hingga tertidur di dalam bathtub. Lihat ini kulit jariku sampai keriput semua." Ucap Alexa.
"Aku sangat khawatir sayang, lain kali kalau pergi lama kamu harus kabari aku." Ucap Axton.
"Iya mas, bagaimana apa Mama sudah membaik pasca operasi." Tanya Alexa prihatin melihat calon mertuanya.
"Sudah lebih baik, tapi kondisi jantung Mama yang harus lebih diberi perhatian khusus. Mama tidak boleh mendengar berita yang berat."
"Mas boleh kita bicara di depan sebentar, ada hal penting yang harus aku beri tahukan."
"Kalau begitu ayo, mumpung Mama sedang tidur setelah minum obat."
Alexa menggandeng lengan calon suaminya, ke ruang tunggu depan kamar.
"Ternyata yang ada dibelakang Glory adalah Vania. Dia memanfaatkan Glory dan Papa Gilbert." Ucap Alexa.
"Vania? Bagaimana bisa dia berbuat jahat terhadap Mama." Ucap Axton.
"Karena dendam terhadap mas hari itu, perusahaan orang tuanya sedang bangkrut. Dan tujuan mereka mendekatimu karena ingin menguasai harta Mas. Makanya dia menyuruh Papa Gilbert dan gundiknya untuk merampok rumah Mama. Dan maaf, aku belum sempat mengambil kembali perhiasan Mama."
"Vania, kurang ajar aku harus memberi pelajaran untuknya." Ucap Axton.
"Tidak perlu, mas tolong jaga Mama jangan sampai ada yang menyusup kemari dan melukainya yang masih dalam kondisi lemah. Biar Vania menjadi urusanku, karena ada hal yang harus dia pertanggung jawabkan atas kematianku." Ucap Alexa dengan aura kuat khas agen.
"Tapi mas harap kamu berhati-hati, bukankah kamu yang bilang jika dia wanita licik yang menghalalkan segara cara demi ambisinya."
"Benar, dan melawan kelicikan adalah dengan kelicikan juga. Mas tenang saja, aku sudah memikirkan rencana bagus untuk memberinya pelajaran hidup."
"Kalau begitu aku pamit pergi dulu, aku harus bertemu kakakku?"
"Alex? Bukankah dia sedang berada di Puncak?" Tanya Axton heran.
"Bukan Alex, tapi Kakak sepupu asliku sebagai Alana. Kapan-kapan aku kenalkan padanya." Ucap Alexa.
"Hmm... Baiklah, hati-hati sayang." Kemudian Axton mencium bibir kekasihnya.
"Mas... Ingat kata Mama, nikah dulu baru boleh cium-cium.
"Apa kita nikah sekarang saja."
"Yang benar saja mas, gak gitu juga kali. Ngebet amat."
"Bukan masalah ngebet sayang, tapi mas takut kehilanganmu. Aku akan bicara pada Papa Darius, kita nikah di depan penghulu saja. Di rumah sakit ini, di hadapan Mama. Masalah resepsi kita bisa undur sampai Mama benar-benar sembuh." Axton memberi penawaran.
"Akan aku pikirkan ulang, sekarang aku pergi dulu. Bye mas..."
Setelah itu, Alexa janji temu lagi dengan Lucas kakak sepupunya.
"Kak, bagaimana? Apa sudah mendapatkan kelemahan keluarga Vania?" Tanya Alexa.
"Sudah, dan rencananya akan aku kirim ke media sosial. Biar mereka sedikit mengalihkan perhatiannya. Kemudian aku akan menyusup ke perusahaannya."
"Perusahaan itu mau bangkrut Kak?"
"Benar, tapi masih bisa kita manfaatkan. Kita bisa jual perusahaan itu ke orang yang lebih berkuasa. Kemudian kita ambil alih juga seluruh aset yang dia punya. Setelah itu, kita adu domba Calvin dengan Sean. Pasti seru, setelah kita buat huri hara baru kita eksekusi Vania."
"Bagus, kita bergerak malam ini. Oh ya, apa anak buah Kakak yang ke Jerman sudah sampai rumah orang tua Glory?
"Sudah sampai bandara, tapi kabarnya kondisi bayi itu lemah. Dia selain cacat fisik juga punya kelaian organ dalam." Ucap Lucas.
"Hmm... Karma untuk Glory yang tidak menganggap kehadiran bayi penting."
Malam harinya, Lucas dan para anak buahnya berhasil melakukan perampokan besar di rumah keluarga Vania. Sama seperti yang mereka lakukan di rumah Mama Yasmin, seluruh barang perabot dari kecil hingga besar Lucas hancurkan menjadi puing-puing. Jendela kaca, lemari pun tidak luput. Semua rusak parah, hancur lebur tak ada sisa.
Jika dulu mereka hanya memberi minuman mengandung obat tidur, tidak kali ini. Lucas memberi racun mematikan pada seluruh pekerja di rumah itu. Racun yang bisa membuat jantung gosong seperti terbakar. Tapi, tidak akan terdeteksi spesifik racun apa yang mereka pergunakan. Lautan mayat bergelimpangan di rumah orang tua Vania malam itu.
Sedangkan Vania yang masih berada di apartemen Calvin tidak tahu, jika semua pekerjanya sudah mati. Ayah Vania, Liam dia tidak ada bedanya dengan Vania. Pria tua itu sedang bermalam di hotel bersama dengan gundiknya. Sementara Ibu Vania sudah lama mati, karena tidak tahan melihat suaminya sering bergonta-ganti teman tidur.
Saat ini Vania sedang bergulat di atas ranjang bersama Calvin. Tanpa dia sadari, kamera pengintai sedang merekam mereka berdua dan melakukan siaran langsung dari akun Vania sebagai anggota agen rahasia.
Tentu saja, kabar mengenai perselingkuhan Vania dengan musuh negara ramai menjadi perbincangan. Karena dunia tahunya Vania adalah kekasih Sean Amstrong.
pas ingat gedekkkkk nyaaa pingin TK pitesssss