NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 33

Raka tak pernah menyangka hari itu ibunya dan adiknya akan datang. Tadi pagi, saat ibunya menelpon, Raka hanya sempat bercerita sekilas bahwa dirinya sedang tidak enak badan, mungkin hanya masuk angin biasa setelah kehujanan beberapa hari lalu. Ia tidak bermaksud membuat ibunya khawatir, bahkan sebisa mungkin menyembunyikan suara seraknya agar terdengar tetap sehat.

Namun tampaknya, seorang ibu selalu bisa membedakan nada suara anaknya. Meskipun Raka bilang tak perlu khawatir, nyatanya beberapa jam kemudian, tanpa kabar, ibunya justru berdiri di depan pintu rumah kontrakan itu, ditemani oleh Putri, adik perempuannya.

Suara pintu dibuka dari luar membuat Raka dan Aruna yang saat itu masih di ruang tamu saling berpaling dengan cepat. Aruna segera mengambil jarak, bangkit dari duduknya dan merapikan bajunya dengan canggung. Raka, yang tadinya masih setengah rebah di sofa, buru-buru menguatkan diri untuk duduk tegak.

"Raka?" terdengar suara sang Mama.

"Mama?" Raka menahan keterkejutannya.

Ibunya melangkah masuk dengan wajah setengah lega, setengah bingung. Ia melihat sekilas Raka yang duduk pucat, lalu... matanya langsung tertuju pada sosok perempuan yang berdiri kikuk tak jauh dari anaknya.

Pandangan mata sang ibu menyapu Aruna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bukan dengan pandangan curiga, tetapi lebih ke arah heran dan mencoba mencari tahu. Terlihat jelas di wajahnya dia tidak menyangka ada seorang perempuan, dan bukan sembarang perempuan, melainkan wanita dewasa yang usianya tampak cukup jauh lebih tua dari Raka, berada di dalam rumah anak lelakinya pada waktu yang tidak biasa.

Putri, yang baru saja menyusul masuk setelah memarkir mobil di depan rumah, ikut mengerutkan dahi saat melihat Aruna. Ia memang belum pernah bertemu dengan Aruna, tapi nalurinya sebagai adik perempuan langsung bekerja cepat.

"Mas Raka..." sapanya pelan sambil melirik dari ujung mata ke arah Aruna. "Siapa ibu ini?" tanyanya dalam hati.

Putri masih menyimpan kesal terhadap perpisahan Mas Raka dengan Rita, mantan kekasih yang menurutnya sudah sangat cocok untuk sang kakak. Diam-diam, ia sempat berharap Raka akan kembali dengan Rita. Tapi melihat pemandangan sore ini, Putri jadi bertanya-tanya jangan-jangan inilah perempuan yang jadi penyebab semua itu.

Raka bangkit berdiri, mencoba menguasai suasana. "Ibu, ini Bu Aruna," katanya sambil sedikit melirik ke arah Aruna. "Beliau pemilik kebun tempat aku sekarang ikut bantu-bantu. Kami juga sedang kerja sama buat meneliti kondisi tanah dan tanaman di sana."

Ibunya mengangguk pelan, senyumnya sopan namun tidak sepenuhnya hangat. Ada sesuatu dalam raut wajahnya yang tampak menahan pertanyaan. Perasaannya sedikit terusik karena dalam benaknya, tak lazim rasanya seorang pemilik kebun datang langsung ke rumah karyawannya yang sedang sakit, apalagi seorang perempuan dewasa yang datang sendiri.

‘Kalau bukan ada perhatian lebih, rasanya tidak mungkin dia sampai repot-repot seperti ini,’ pikir sang ibu, meski tak mengucapkannya.

Mamanya mengangguk kecil, masih memasang wajah netral tapi menyimpan berbagai tanda tanya. "Oh begitu... Terima kasih, Bu..." ucapnya kepada Aruna, suaranya sopan tapi agak datar.

Aruna sedikit membungkuk, tersenyum gugup. "Sama-sama, Bu. Saya cuma khawatir saja tadi, jadi mampir sebentar. Maaf kalau jadi tidak nyaman."

"Tidak... tidak... bukan begitu," balas ibu Raka cepat. "Saya hanya... kaget. Raka tidak bilang kalau ada yang datang."

Putri berjalan pelan ke arah meja dan pura-pura melihat keranjang buah yang dibawa Aruna. "Wah, buahnya mahal-mahal ya, Bu."

Raka menatap adiknya tajam, memberi isyarat diam. "Put, nggak sopan..."

Suasana mendadak kaku.

Ibu Raka hanya duduk diam di sofa, memandang ke arah Raka lalu ke arah Aruna. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, siapa sebenarnya perempuan ini? Kenapa dia terlihat begitu perhatian pada Raka? Dan kenapa sorot mata Raka terlihat berbeda ketika berbicara dengannya?

Aruna sadar situasinya tak lagi nyaman. Ia pun segera berkemas, mengambil tas kecilnya dan berdiri. "Saya pamit dulu ya, Bu. Maaf mengganggu. Semoga Mas Raka cepat sembuh."

Raka mengangguk pelan. "Makasih, Bu udah datang."

"Ya... nggak apa-apa..." Aruna tersenyum lembut ke arah ibu Raka dan Putri sebelum berbalik menuju pintu keluar.

Begitu pintu tertutup di belakangnya, suasana di dalam rumah hening sejenak. Ibu Raka baru saja hendak bertanya lebih lanjut ketika Putri lebih dulu bersuara, "Mas, serius ya? Itu yang bikin Mas Raka dan Mbak Rita putus?"

Raka memijat pelipisnya pelan, merasa sore itu berubah menjadi tekanan yang tak terhindarkan. Sementara di luar sana, Aruna menyetir perlahan di bawah langit yang mulai gelap, dadanya sesak. Ia tidak menyangka akan bertemu keluarga Raka dalam situasi seperti ini. Dan untuk pertama kalinya sejak mengenal Raka... ia merasa benar-benar asing.

Setelah pintu tertutup dan suara mobil Aruna perlahan menjauh, suasana di dalam rumah kontrakan Raka berubah menjadi lebih tegang. Sang ibu duduk di kursi kayu ruang tamu, menatap Raka yang kembali bersandar lemah di dekat dinding. Putri, adik Raka, masih duduk di ujung sofa, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu.

“Raka,” suara ibunya akhirnya memecah keheningan. “Ibu tahu kamu bilang dia itu pemilik kebun, tempat kamu kerja. Tapi... apa cuma sebatas itu hubungan kalian?”

Raka menunduk sesaat. Tak bisa langsung menjawab.

“Kamu pikir ibu tidak melihat cara dia memandangmu? Dan cara kamu bicara padanya tadi?”

Putri menatap sang kakak dengan ekspresi menunggu. “Mas... seriusan? Siapa sebenarnya Bu Aruna itu buat-mu?”

Raka menarik napas dalam-dalam. Tak bisa lagi mengelak, ia harus jujur. “Aku... aku memang tertarik sama Bu Aruna.”

Mata ibunya membelalak, tangan refleks menggenggam kain di pangkuannya. Putri pun spontan membungkukkan badan ke depan. “Apa? Kamu serius, Mas?” suaranya hampir berbisik namun penuh tekanan.

“Iya,” jawab Raka lirih, namun mantap. “Aku tahu ini nggak biasa. Umur kami jauh, aku tahu itu. Tapi aku nggak bisa bohong soal perasaan ini.”

Ibunya menghela napas panjang, tapi wajahnya kini mengeras. “Dia... dia janda?” tanyanya tajam.

Raka menggeleng perlahan. “Tidak, Ma. Dia masih punya suami. Tapi suaminya jarang di rumah. Suaminya sering pergi kerja jauh, dan... mereka seperti hidup masing-masing.”

Seketika wajah ibunya berubah masam. Suaranya meninggi sedikit. “Dan kamu... kamu masuk ke dalam rumah tangga mereka, begitu Raka?”

“Aku nggak berniat merusak apa pun, Ma,” ujar Raka, mencoba menjelaskan. “Semuanya terjadi karena kedekatan. Aku cuma... merasa nyaman. Dia perhatian. Kami saling menghargai.”

Ibunya berdiri. “Tidak bisa begitu, Raka. Apa pun alasannya, dia masih istri orang. Dan kamu... kamu anak Mama. Kamu tahu ini salah.”

Putri hanya diam, antara bingung dan terkejut. Ia belum pernah melihat kakaknya sejujur itu. Tapi kini, ia tahu, masalah ini tidak sesederhana yang ia kira.

Dan Raka hanya bisa menunduk, menanggung benturan antara perasaan dan kenyataan yang perlahan mengguncang fondasi keyakinannya.

____________

Untuk readers tersayang, Jika menurutmu ceritaku menarik dan layak untuk dinikmati, aku akan sangat berterima kasih jika kamu bersedia memberinya bintang. Dukunganmu sangat berarti bagiku dan menjadi semangat untuk-ku terus berkarya. 🌟

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!