Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 CPPP
Aku tidak tahu kenapa, malah mengirimi balasan seperti itu, padahal di dalam pesan itu, dia tidak mengatakan kalau ada hubungan spesial, namun aku tidak suka saja ada perempuan lain yang mengirimi aku pesan, padahal mungkin saja dia sama seperti Andri ingin menyapa aku juga, tapi tindakanku malah seperti itu.
Namun, aku melakukan semua ini karena takut Retha cemburu sama aku, aku tidak mau dia nanti salah paham kalau ada perempuan lain yang chat aku, ini kenapa aku jadi parno begini, padahal Retha juga tidak melihatnya, namun Retha sudah kasih aku kesempatan dalam cinta, jadi aku tidak akan sia-siakan ini.
Tetapi, tindakanku ini sepertinya terlalu percaya diri maksudku, aku sudah berpikir duluan kalau dia suka sama aku, makanya aku begitu, padahal kan seperti yang sudah aku bilang, kalau di pesan itu tidak ada hal yang sepesial, namun kenapa bisa tingkat percaya diriku sebesar itu.
Sepertinya, gara-gara aku di bilang tidak peka sama ibu dan Retha makanya antisipasi ku sebesar ini, apa sebaiknya aku kirim pesan lagi sama dia dan menanyakan kenapa dia bisa tahu nomorku.
Namun ketika aku ingin mengirimi pesan lagi tiba-tiba ada pesan masuk.
"Ting.."
"Andra, kamu kenapa berkata seperti itu, bukannya kamu sudah bilang sama aku, kalau kamu mau menikah denganku, ketika kita sudah dewasa"
Ketika aku membuka pesan itu dan membacanya, aku justru malah terkejut karena tadi aku sempat berpikir kalau mungkin dia hanya ingin menyapaku saja dan aku tidak boleh terlalu percaya diri perihal pesan itu, tapi ternyata tebakanku benar kalau dia ada rasa sama aku, tapi yang bikin aku bingung kapan aku bilang mau menikah sama dia.
Ini kalau sampai dia kasih tahu Retha bagaimana, aku tidak mau Retha salah paham sama aku karena untuk dekat dengan Retha saja butuh keberanian tinggi dan itu pun aku di bantu sama ibu dan sekarang ketika aku sudah dekat dengan Retha ada saja rintangannya.
Masalah Aldo saja belum selesai, ini malah nambah masalah baru, aku harus tegas soal ini karena aku sendiri saja lupa sama dia. Lebih baik aku harus segera mengirimi dia pesan sebelum dia mengirim aku pesan lagi.
"Aku tidak kenal kamu siapa, jadi tolong jangan berkata yang aneh-aneh, aku punya seseorang yang aku cintai dan dia calon istriku di masa depan, jika memang dulu, aku pernah berkata seperti itu, aku minta maaf karena itu hanya perkataan anak kecil, kamu tidak perlu menanggapinya"
Ketika aku sedang sibuk membalas pesan, ibuku mengetuk pintu kamar.
"Tok..Tok..Tok..."
Aku pun membuka pintu kamarku dan bertanya kenapa ibu malam-malam masih belum tidur.
"Iya ibu, ada apa? Ibu, jam segini kok belum tidur?" tanyaku pada ibu, sambil melihat notif ponselku.
"Belum nak, ibu, belum mau tidur! Ibu cuma mau bilang kalau ibu mau buatkan Retha kue, menurutmu dia suka kue apa?" ujar ibuku dengan senyum manis khasnya.
Aku tidak tahu Retha suka kue apa karena aku belum bertanya sama dia, tapi sepertinya ibu lebih perhatian dari pada aku, kayaknya aku harus banyak belajar dari ibu soal ini.
"Aku tidak tahu bu, dia suka kue apa! tapi tenang saja bu, aku akan bertanya sama Retha sekarang!" ucapku dengan senyum tipis.
"Oke, ibu akan tunggu kabar dari kamu!" ujar ibuku yang kemudian meninggalkan kamarku.
Ketika aku menutup pintu kamar, tiba-tiba saja ponselku berbunyi, aku tidak mau mengangkatnya karena aku yakin itu pasti perempuan itu.
"Drrrt..Drrrt..Drrrt...
Aku kemudian ke kamar mandi untuk buang air kecil, namun tanpa di duga ponselku berbunyi kembali.
"Drrrt..Drrrt...Drrrt..
Ketika aku sudah selesai buang air kecil, aku melihat banyak notif dan panggilan tidak terjawab dan ternyata itu dari Retha, jadi dari tadi yang menelpon aku Retha, lalu aku harus bagaimana ini, lagian kenapa juga aku berpikir kalau perempuan itu akan meneleponku lagi, padahal aku sudah mengirim pesan untuk tidak mengganggu ku.
Aku harus melihat pesan apa yang di kirim oleh Retha.
"Andra, kamu kenapa tidak angkat teleponku, apa kamu sudah tidur? Maaf ya.. Aku ganggu kamu malam-malam Begini"
"Aku cuma mau bilang tadi Aldo ke sini, dia mau ajak aku pulang bareng tapi aku enggak mau, aku bilang kalau besok pacarku jemput, tapi dia tetep kekeh Andra, namun untungnya nenekku berhasil membujuk dia untuk pergi"
"Andra, aku takut kamu mau kan selalu di sampingku, aku benar-benar takut Andra"
Aku tidak menyangka, kalau Retha mengirimi pesan sebanyak ini, Maaf Retha, aku kira kamu perempuan itu makanya aku tidak angkat.
Dan lagi-lagi, semua ini tentang Aldo yang menganggu Retha, awas saja kamu Aldo, berani menganggu kekasih ku, kamu harus membayar mahal semua ini.
Aku harus telepon Retha balik, semoga dia belum tidur sekarang.
"Tut...Tut..Tut..
Kenapa Retha lama sekali angkat teleponnya, apa dia marah sama aku, gara-gara aku tidak angkat teleponnya lebih baik aku coba telepon lagi dia.
"Tut..Tut..Tut...
Ayo Retha angkat dong, aku khawatir sama kamu.
"Halo Andra, kamu masih belum tidur! Aku kira sudah tidur tadi!" ucap Retha dengan suara serak.
"Aku belum tidur Retha, tadi aku habis dari kamar mandi, tapi Aldo beneran udah pulang kan Retha, kamu tidak di ganggu kan sama dia? Apa aku ke rumahmu saja supaya bisa jaga kamu 24 jam!" ucapku seperti kereta api.
"Andra, tenang ya.. Aku sudah tidak apa-apa kok, maaf ya.. Aku bikin kamu khawatir dengan kirim pesan sebanyak itu! Tapi tadi aku beneran takut Andra, namun nenekku akhirnya bisa membuat dia pergi, sekarang aku sudah aman kok!" ucap Retha dengan nada sedih.
"Retha, maaf ya.. Kali ini aku tidak bisa menjagamu tapi lain kali aku pasti akan siap 24 jam jika kamu panggil. Ucapku, dengan penuh semangat.
"Iya Andra, makasih ya.. Kamu sudah mau bantu aku!" ujarnya.
"Retha di antara kita tidak perlu ada kata terima kasih, karena sudah seharusnya aku selalu ada buatmu!' ujarku, dengan senyum manis.
Aku benar-benar menyesal kali ini, karena aku tidak bisa membantu Retha di saat dia ketakutan, ini semua gara-gara Vanesa itu mengirim pesan yang bikin aku jengkel, aku tidak mau nanti kalau dia kirimi aku pesan lagi, lebih baik aku nanti ke puskesmas untuk bertanya sama Andri, apakah dia mengenal Vanesa atau tidak karena tindakan Vanesa pasti akan merusak hubunganku dengan Retha.
"Andra, kamu masih di sana kan?" ucap Retha tiba-tiba memanggil.
Aku lupa kalau teleponku masih tersambung sama Retha.
"Iya Retha, maaf tadi aku melamun!" ucapku sedikit gugup.
"Iya tidak apa-apa Andra, ya.. Sudah kalau begitu aku tutup teleponnya ya..besok ketemu lagi!" ucap Retha, dengan nada manis.
"Selamat malam Retha"
Selamat malam Andra"
Baru kali ini, aku merasakan sleep call sama perempuan, ternyata sebahagia ini dan rasanya jantungku mau copot apalagi nanti kalau jadi pacar sungguhan pasti aku senang terus bawaannya.
Namun, aku harus menyelesaikan masalah Aldo dan Vanesa ini terlebih dahulu karena aneh saja, jarak antara Aldo ke rumah Retha dengan Vanesa yang mengirimi aku pesan sangat berdekatan, aku curiga kalau mereka bekerja sama tapi Aldo belum bertemu denganku lagi setelah lulus SMP, jadi belum tentu mereka bekerja sama, aduh kenapa masalah ini tambah ruwet membuat kepalaku menjadi pusing saja.
Namun, aku curiga dengan motor hitam yang lewat di depan rumahku tadi, apakah dia Aldo, soalnya meskipun aku sudah tidak pernah ketemu lagi sama dia tapi sosoknya selalu aku ingat, kenapa juga aku tidak membahas hal ini sama Retha, apa besok saja aku bahas hal ini, semoga aku tidak lupa karena terkadang kalau sudah ketemu Retha aku bisa melupakan banyak hal, mungkin aku terlalu terpesona sama dia.
Ketika aku sibuk memikirkan Retha, tiba-tiba saja ada notif masuk di ponselku.
"Ting..Ting.."
"Andra, ini aku Zayan! Apa kabar, lama tidak bertemu"
"Maaf, waktu itu aku keluar dari sekolah" "Makasih, kamu masih peduli sama sahabatmu ini"
"Semoga kamu selalu dapat kebahagiaan"
Aku langsung melemparkan ponselku ke kasur karena kaget Zayan mengirim aku pesan, padahal selama ini aku selalu menghubungi dia tetapi tidak pernah aktif, aku sempat berpikir kalau dia sudah ganti nomor.
Ini beneran Zayan kan, dia akhirnya hubungi aku, aku beneran tidak lagi mimpi kan, mendingan aku telepon dia sekarang, jangan sampai ini cuma prank.
"Tut...Tut...Tut.."
Kenapa tidak di angkat Zayan.
"Tut...Tut..Tut..
"Nomor yang anda tuju, tidak dapat di hubungi, mohon periksa kembali nomor tujuan anda"
Kenapa sekarang malah tidak aktif, kamu sebenarnya dimana Zayan jangan seperti ini, masalahmu juga masalahku, kenapa kamu tidak mau meminta bantuanku.