Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 33
Samsul pulang setelah membuat Rima tenang. Dia tidak menyangka jika perasaan temannya itu masih begitu dalam kepada sang mantan. Tapi, hal itu jelas salah. Sedalam apapun itu, sebesar apapun itu, tetap harus segera menguburnya dan melupakannya. Mengingat status yang berbeda.
" Semua mungkin berawal dariku, jika waktu itu aku tidak mendatangai Aryo, dia pasti tidak mencari ku dan bertanya soal Rima. Aryo juga tidak akan menemui Rima. Apakah ini adalah suratan takdir?"
Samsul bergumam pelan sepanjang dirinya mengemudikan mobil. Ia menyesali tindakannya waktu itu. Niat baiknya saat itu ternyata malah jadi membuat semuanya runyam.
Sebenarnya tidak runyam semua sih, hanya Rima. Rima lah yang menjadi seperti saat ini. Rima lah yang berkutat dengan perasaannya. Wanita itu yang kebingungan dengan dirinya sendiri. Sungguh Samsul merasa bersalah.
" Yang harus dilakukan adalah menyadarkan Rima. Dia tidak boleh mengharap Aryo. Mereka sudah tidak mungkin bersama." Samsul merasa ini adalah salahnya maka dari itu dia berkewajiban untuk menyadarkan Rima.
Berbeda dengan Samsul, Rima malah saat ini sedang berusaha untuk menghubungi Aryo. Ia menelpon ke kediaman Suseno. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 22.00, tapi Rima tetap nekat memutar nomor telepon rumah Aryo. Ia berharap Aryo menjawab panggilannya.
" Ya, hallo. Cari siapa ya?"
Rima seketika itu langsung menutup gagang telponnya. Ia terkejut saat yang menjawab bukanlah Aryo. Dari suaranya Rima paham bahwa itu adalah Asriati.
Tapi rupanya Rima tidak menyerah. Dia kembali memutar nomor telepon rumah Aryo untuk bisa menghubungi si mantan. Sudah ke 3 kali nya ini, masih saja Asriati yang menjawab dan Rima masih belum jera.
" Hei kamu! Jangan iseng malam-malam begini. Sangat mengganggu orang istirahat. Sebenarnya siapa kamu? Kamu mau berbuat jahat ya! Jika sekali lagi kamu menghubungi nomor ini, saya akan laporkan ke polisi agar kamu dicari. Huh, dasar orang iseng tidak jelas!"
Rima tergugu, bukan suara Aryo yang ia dengar tapi malah kata-kata kasar dari Asriati. Wanita yang hampir jadi ibu mertuanya itu terdengar sangat kesal. Rima kemudian menangis tersedu. Ia menyesali kekhilafan yang ia lakukan dulu sehingga membuat dirinya harus berpisah dengan pria yang sangat dicintainya.
" Bu As, dia adalah wanita yang baik. Meskipun dari matanya dia tidak menyukaiku dulu, tapi dia tetap menghormati sebagai calon menantunya. Apakah saat ini Sekar disukai olehnya? Apakah Bu As baik kepada Sekar?"
Aneh, adalah hal yang aneh sekarang Rima memikirkan hal tersebut. Itu jelas bukan lagi urusannya, tapi kepalanya diliputi rasa penasaran. Hingga sebuah ide masuk ke pikirannya saat ini. Tapi, ide itu tidak akan dia lakukan sekarang. Saat ini Rima memilih tidur dan menjalankan idenya besok.
🍀🍀🍀
Malam berganti pagi. Sekar dan Aryo memutuskan untuk pulang setelah sarapan di restoran hotel. Sekar masih merasa malu dengan apa yang mereka lakukan tadi malam. Aryo bisa melihat itu karena Sekar begitu canggung.
" Apa masih sakit?"
" Mas!"
Wajah Sekar bersemu merah saat Aryo menanyakan hal itu. Ia rasanya ingin membenamkan wajahnya di bawah meja saat ini. Aryo terkekeh geli, istrinya yang punya kepribadian cuek dan sedikit acuh itu bisa juga tersipu malu. Sungguh membaut Aryo merasa begitu gemas.
" Bagaimana kalau kita lakukan lagi sekali sebelum chek out," bisik Aryo tepat ditelinga Sekar.
Sekar seketika langsung berdiri dan kembali ke kamar hotel. Ia tidak menyangka Aryo benar-benar menjadi frontal sekarang.
" Apakah ini seorang Direktur yang dingin? Sepertinya tidak lagi. Kenapa dia jadi tidak tahu malu sekarang?"
Sekar merapikan barang bawaannya. Awalnya datang ke sana tidak membawa apapun, sekarang malah pulang dengan membawa barang.
" Bagaimana sayang, apakah setuju degan usulku tadi hmmm?" tanya Aryo menegaskan kembali idenya. Wajah pria itu begitu sumringah. Alis mata Aryo bergerak naik turun menggoda sang istri.
" Enyahlah mas, apa tidak cukup bagimu semalam dan tadi pagi?"
" Ha ha ha, tidak. Bahkan jika kamu mau, aku masih bisa melakukannya sekarang hingga sore nanti, sampai malam lagi pun aku masih sanggup."
Mata Sekar membelalak, dia sudah kehabisan kata untuk menghadapai sang suami yang semakin ' mesum'.
Entahlah, apakah semua pria akan seperti itu setelah merasakan malam pengantin? tanya sekar dalam hati. Akan tetapi apa yang Sekar lihat di depan mata memang begitu adanya. Aryo semakin frontal.
" Sudah mas, masih banyak waktu di rumah nanti. Ayo pulang!"
" Baiklah istriku sayang, aku menantikan saat itu."
" Haa??"
Mulut Sekar menganga lebar. Dia padahal hanya mengatakan hal yang basa-basi, tapi Aryo langsung menyahut seperti itu. Seketika tubuh Sekar merinding. Ia harus hati-hati berucap sekarang.
Sepanjang jalan menuju rumah, Aryo tidak hentinya tersenyum. Bahkan saat masuk ke dalam rumah pun senyum itu tidak pudar dari bibirnya.
" Suamimu kenapa nduk?" tanya Asriati kepada Sekar.
" He he he, Sekar juga tidak tahu bu. Mungkin sedang bahagia saja. Bu Sekar permisi dulu masuk kamar ya."
Tidak ingin ditanya banyak oleh sang ibu mertua, Sekar memilih untuk melarikan diri dengan cepat ke kamar. Tapi Asriati yang penasaran menghampiri sang putra yang saat ini duduk di ruang makan.
" Apakah berhasil?" tanya Asriati langsung tanpa ada basa-basi.
" Berhasil lah bu. Udah sampe sana masa iya gagal."
Asriati bersorak senang. Tapi ia langsung menutup mulutnya rapat. Ini adalah kemajuan yang luar biasa dalma hubungan Sekar dan Aryo.
" Ada apa bu?"
" Kita akan segera punya cucu."
Asriati mengatakan hal tersebut dengan lugas kepada suaminya. Suseno tak kalah senangnya. Ia bersyukur Aryo dan Sekar mulai saling menerima. Apa yang jadi perkataan sang istri mulai terbukti bahwa Aryo akan mencintai Sekar. Pribadi Sekar pasti akan membuat kekakuan Aryo mencair.
" Yo, setelah ini perlakukan istrimu dengan baik. Jangan sakiti hatinya lagi, bapak nggak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana. Tapi yang jelas bapak tidak akan membiarkan kamu menyakiti Sekar."
" Iya pak, Aryo paham. Aryo akan memperlakukan Sekar dengan baik."
Oleh Asriati, Aryo diminta membawakan beberapa makanan dan juga minuman untuk Sekar. Ia meminta Sekar untuk istirahat. Pekerjaan Sekar yang banyak jelas membuat Sekar semakin lelah.
Aryo tersenyum saat melihat istrinya itu terlelap diatas ranjang dengan masih mengenakan sepatunya. Sekar juga meletakkan barang bawaannya asal. Aryo kemudian melepas sepatu sang istri dan merapikan barang-barang tersebut. Awalnya ia hendak membangunkan Sekar, tapi Aryo urung saat melihat wajah Sekar yang begitu lelah.
" Tidurlah sayang, kamu sungguh terlihat lelah. Maafkan aku membuatmu kelelahan."
Aryo mencium kening Sekar sebentar lalu pergi keluar kamar. Ia berjalan menuju dapur, tapi seketika alisnya berkerut melihat seseorang yang duduk di ruang tamu.
" Kamu, mau apa kamu datang kemari?"
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir