Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa insecure
Bik Darmi mendorong kursi roda Soraya untuk pulang. Sedangkan Soraya memangku belanjaan yang sudah dibeli mereka berdua.
"Maafkan bibik ya Non, gara-gara bibik ngajak Nona belanja jadi ada yang menghina Nona" ucap bik Darmi merasa bersalah pada Soraya.
"Ini bukan salah bibik, ini memang kenyataannya kalau aku memang cacat bik" jawab Soraya sambil berkaca-kaca.
"Ini kan bukan cacat Non, Nona kan memang habis kecelakaan jadi cidera. Sama sekali bukan cacat" jelas bik Darmi lagi sambil mempercepat langkahnya.
"Mau cidera atau apapun itu. Intinya sama bik, aku cacat. Aku tidak bisa berjalan" ucap Soraya lagi. Dia masih sangat mengingat ucapan-ucapan dari Ibu-Ibu julid tadi.
"Nona bukan tidak bisa berjalan. Tapi belum bisa, perlu Nona garis bawahi. Belum sama tidak itu berbeda Non" jawab bik Darmi.
"Sudah, Nona jangan memikirkan yang tidak-tidak. Apa lagi memikirkan ucapan yang unfaedah, tidak baik buat kesehatan Nona sendiri. Lebih baik kita masak saja ya Non?" jelas bik Darmi, mengalihkan fikiran negative Soraya.
"Iya bik, aku sudah lama tidak memasak. Rasanya kangen banget sama masakan sendri" jawab Soraya, denga mengalihkan pada masakan sudah membuat mood Soraya kembali ceria lagi. Tidak seperti tadi.
"Ayo Non, kita eksekusi bahan masakan kita kali ini" ucap bik Darmi dengan semangat empat lima.
Soraya dan bik Darmi berkutat bersama didapur. Mereka membereskan sayuran dan juga yang lainnya. Sebelum masuk kedalam kulkas.
"Nona tidak ada alergi pada makanan tertentu kan Non?" tanya bik Darmi pada Soraya.
"Tidak bik, aku tidak memiliki alergi" jawab Soraya sambil memetik kangkung yang akan dia masak.
"Apa Mas Danu memiliki alergi bik? Aku takut salah masak" tanya Soraya pada bik Darmi yang sedang menata isi kulkas.
"Setau saya tidak Non, Den Danu tidak memiliki alergi apapun. Kecuali pada wanita" jawab bik Darmi sambil cekikikan akan ucapannya.
"Maksud bibik?" tanya Soraya tidak mengerti dengan ucapan bik Darmi.
"Maksud bibik, alergi pada wanita-wanita yang suka mengganggunya Non. Den Danu sejak dulu selalu menjaga jarak pada semua wanita. Hingga akhirnya bertemu Nona" jelas bik Darmi tidak sepenuhnya berbohong.
"Bibik ini ada-ada saja" ucap Soraya menggelengkan kepalanya.
"Sini biar bibik saja Non yang lanjutin. Nona harus istirahat dulu, pasti pegal kan tadi memangku belanjaan yang lumayan banyak ini" ucap bik Darmi, supaya Soraya mau istirahat.
Soraya mau tidak mau akhirnya istirahat juga setelah dibujuk oleh bik Darmi. Soraya memasuki kamarnya, dia melihat tempat tidurnya yang masih berantakan. Dia membersihkan nya dan menggantinya dengan yang baru.
Soraya melakukannya dengan sangat cekatan, juga sangat rapi. Dia membawa seprei dan juga selimutnya untuk dia cuci sendiri. Bik Darmi yang melihatnya pun ingin mengambil seprei kotor yang ada ditangan Soraya.
"Sini Non biar bibik saja yang cuci" ujar bik Darmi sambil ingin meraih seprei yang ada ditangan Soraya.
"Tidak bik, ini aku saja. Aku bisa kok bik, bibik lanjutkan saja masakna. Aku sudah lapar" ucap Soraya tidak membiarkan bik Darmi mengambil seprei yang ada ditangannya.
Karena seprei yang dia pegang ada noda darah nya semalam. Dia tidak mau bik Darmi tau soal hal pribadi nya dengan Danu. Makanya Soraya memutuskan untuk melakukannya sendiri.
Bik Darmi yang dilarang hanya diam saja melihat apa yang akan dilakukan oleh majikannya itu. Benar saja, bik Darmi melihat Soraya memasukkan seprei kedalam mesin cuci dan mencucinya sendiri.
Bik Darmi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Seperti ada yang aneh dengan majikannya itu, tapi bik Darmi tidak tau itu apa. Jadi mau tidak mau bilang Darmi melanjutkan memasaknya.
.
Rina masih berada dikampusnya, dia masih mengerjakan tugasnya hingga hampir malam Rina belum pulang. Dia masih fokus menyusun skripsi untuk bisa cepat selesai. Supaya bisa mengejar Soraya yang sebentar lagi sarjana.
Rina memang sangat berusaha untuk meraih sarjananya. Dia ingin membuktikan pada orang yang suka memandangnya rendah dan sebelah mata.
"Eh Rin, belum pulang loe?" tanya seorang temannya yang bareng satu jurusan.
"Belum nih, bentar lagi mungkin" jawab Rina masih fokus mengerjakan tugasnya.
"Oke deh. Gue temenin ya, gue nggak tega harus ninggalin loe sendirian. Apa lagi loe cewe" ucap temannya sambil mendudukan dirinya disamping Rina.
"Thanks ya, mau nemenin gue" ucap Rina tulus.
"Santai aja kali, kayak sama siapa aja" jawabnya sambil nyengir kuda.
Mereka berdua akhirnya mengerjakan tugas bersama-sama, teman satu kelas dengannya juga sama sedang mengejar sarjananya.
Tepat pukul sepuluh malam Rina sudah selesai mengerjakan semuanya.
"Baik yuk, gue sudah selesai nih" ajak Rina pada temannya.
"Yuk, gue anter ya. Udah malem juga" ucap temannya memberi tawaran, dijawab anggukan oleh Rina.
Rina diantarkan hingga depan kosannya, temannya juga ngekos tidak jauh dari kosan Rina. Jadi satu arah.
"Thanks ya, udah nemenin gue sama anterin gue selamat sampe kosan" ucap Rina tulus.
"It's okay, gue seneng bisa bantuin temen. Loe juga kan sering bantuin gue juga selama ini, jadi jangan sungkan" jawab temannya.
"Oke, gue nggak akan sungkan lagi" ucap Rina lagi.
"Nyesel gue bilang gitu" jawabnya sambil tergelak.
"Oke, gue balik ya" ucapnya pamit pada Rina.
"Iya, hati-hati loe" jawab Rina sambil melambaikan tangan.
Rina langsung masuk dan membersihkan dirinya sebelum langsung tidur. Untung saja besok hari libur, jika tidak maka Rina akan bangun kesiangan karena pulang kuliah cukup larut.
.
Pagi-pagi dikontrakan Lulu.
"Pagi bu" sapa Lulu yang baru saja bangun dan ikut bergabung untuk sarapan bersama.
"Pagi juga nak. Apa, sudah lebih baik sekarang?" tanya Ibunya Lulu.
"Alhamdulilah, seperti yang Ibu lihat sekarang" jawab Lulu pada Ibunya.
"Adik-adik dimana bu? kenapa sepi?" tanya Lulu.
"Adik-adik kamu sedang membeli buku, katanya Uci dan Rizki butuh buku baru. Makanya Rama nganterin mereka berdua buat beli, kata Rama juga mau ngasih kejutan buat Uci" jawab Ibunya pada Lulu.
"Ya ampun, aku sampe lupa jika hari ini dia ulang tahun" ucap Lulu menepuk keningnya sendiri.
"Karena kamu selalu sibuk bekerja nak. Maafkan Ibu ya Lu, karena Ibu tidak bisa membantu kamu. Yang ada Ibu selalu nyusahin kamu terus" jawab Ibunya dengan wajah sendunya.
"Ibu ngomong apa sih bu, Ibu sama sekali tidak menyusahkan aku. Aku malah seneng bisa membantu Ibu" ucap Lulu sambil menggenggam tangan Ibunya.
"Terimakasih ya nak. Ibu hanya minta kamu jaga kesehatan, Ibu tidak mau kamu memaksakan diri kamu untuk selalu bekerja. Ibu tidak mau kamu sampai kenapa-kenapa" jelas Ibunya pada Lulu.
"Ibu jangan berfikiran yang macam-macam. Ibu hanya harus selalu do'ain aku aja, supaya selalu sehat dan bisa membuat kalian bahagia" ucap Lulu pada Ibunya dan memeluknya.
"Tanpa diminta juga Ibu selalu mendo'akan kalian semua. Terutama kamu yang sudah menjadi tulang punggung kami semua" jawab Ibunya sambil memeluk dan menciumi pucuk kepala Lulu.
"Terimakasih bu, terimakasih banyak untuk segalanya" ucap Lulu mengeratkan pelukannya pada sang Ibu.