PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU
Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.
Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MUSUH LAMA MUNCUL
Jave merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki keluarga dan teman-teman yang begitu menyayangi dirinya dan Nicky adik kembarnya.
Sepuluh tahun berlalu dengan cepat. Jave dan Nicky kini telah tumbuh menjadi pemuda dan pemudi yang dewasa dan berprestasi. Jave, dengan kecerdasannya yang luar biasa, berhasil masuk ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), salah satu universitas terbaik di dunia. Ia mendalami ilmu komputer dan terus mengembangkan kemampuannya di bidang cyber. Sementara itu, Nicky, dengan kecerdasannya dan minatnya di bidang sastra, diterima di Oxford University, Inggris. Meskipun terpisah jarak ribuan kilometer, Jave dan Nicky tetap menjaga komunikasi dengan keluarga mereka. Setiap hari, mereka menyempatkan diri untuk melakukan facetime dengan Alika dan Ethan, atau dengan sepupu mereka, Romeo.
Romeo, yang sebentar lagi akan lulus dari sekolah menengah atas, juga berencana untuk mengikuti jejak kakak Jave dan kuliah di MIT. Ia sangat mengagumi Jave dan ingin belajar banyak darinya. Selain kecerdasannya, Romeo juga dikenal sebagai ahli bela diri. Ia memegang dua sabuk hitam, yaitu di Karate dan Jujitsu. Nicky, meskipun kuliah di bidang sastra, juga memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Ia memegang sabuk hitam Taekwondo dan sangat mahir menggunakan senjata tajam. Jave sendiri, selain keahliannya di bidang cyber, juga memiliki kemampuan bela diri yang tidak kalah hebat. Ia memegang sabuk hitam Karate dan Taekwondo, serta sangat canggih menggunakan pistol dan panah.
Suatu malam, saat Jave sedang melakukan facetime dengan Alika, tiba-tiba Romeo muncul di layar.
"Kak Jave ! Ada kabar gembira !" seru Romeo, dengan semangat.
"Kabar gembira apa, Romeo ?" tanya Jave, penasaran.
"Aku diterima di MIT ! Aku akan kuliah di sana bersamamu !" jawab Romeo, dengan nada bangga.
Jave tersenyum lebar. "Wah, selamat, Romeo ! Aku senang sekali kamu bisa kuliah di MIT. Kita bisa belajar dan berlatih bela diri bersama" kata Jave.
"Asyik ! Aku sudah tidak sabar untuk segera kuliah di MIT" jawab Romeo, dengan semangat.
Alika tersenyum bangga melihat kedua putranya yang begitu akrab dan saling mendukung. "Mommy bangga sekali sama kalian berdua. Jaga diri baik-baik ya di sana" pesan Alika.
"Siap, Mommy !" jawab Jave dan Romeo serentak.
Namun, kebahagiaan keluarga Alika tidaklah sempurna. Nicky, yang awalnya kuliah di bidang sastra di Oxford University, merasa tidak bahagia dengan pilihannya. Ia merasa lebih tertarik dengan dunia bisnis dan ingin mengikuti jejak Daddy nya sebagai pengusaha. Setelah berdiskusi panjang dengan Mommy Alika dan Daddy Ethan, Nicky memutuskan untuk pindah jurusan dan mengambil kuliah bisnis di Oxford University.
Suatu hari, Alika dan Ethan mengunjungi Nicky di Oxford. Mereka ingin melihat bagaimana Nicky menjalani kuliah barunya.
"Bagaimana kuliahmu, Sayang ? Apakah kamu menyukainya ?" tanya Alika, dengan penuh perhatian.
"Aku sangat menyukainya, Mommy ! Aku merasa lebih bersemangat dan termotivasi untuk belajar" jawab Nicky, dengan senyum lebar. "Aku ingin menjadi pengusaha sukses seperti Daddy".
Ethan tersenyum bangga mendengar ucapan Nicky. "Daddy yakin kamu pasti bisa, Sayang. Kamu memiliki bakat dan potensi yang besar" kata Ethan.
"Terima kasih, Daddy" jawab Nicky, dengan tulus.
Meskipun terpisah jarak, kedua anak Alika, yaitu Jave dan Nicky, serta sepupu mereka, Romeo, tetap saling mendukung dan menyayangi. Mereka selalu menjaga komunikasi dan saling membantu dalam segala hal. Alika dan Ethan merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki anak dan keponakan yang begitu hebat dan kompak. Mereka yakin bahwa Jave, Nicky, dan Romeo akan tumbuh menjadi orang-orang yang sukses dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Namun, di balik kebahagiaan itu, Alika dan Ethan menyadari bahwa dunia yang mereka tinggali tidaklah aman. Ancaman dari musuh-musuh lama mereka masih terus menghantui. Victor Sterling, meskipun telah dikalahkan beberapa tahun lalu, ternyata memiliki sekutu yang lebih kuat dan lebih berbahaya. Mereka mengincar keluarga Ethan dan ingin membalas dendam atas kekalahan Victor.
Suatu malam, saat Alika dan Ethan sedang bersantai di ruang keluarga, tiba-tiba telepon berdering. Alika mengangkat telepon itu.
"Halo ?" sapa Alika.
"Alika Cole ?" tanya suara berat di seberang sana.
Alika terdiam sejenak. Ia mengenali suara itu. Itu adalah suara salah satu sekutu Victor Sterling.
"Siapa ini ?" tanya Alika, dengan nada waspada.
"Kami adalah teman-teman Victor Sterling. Kami ingin membalas dendam atas apa yang telah kamu lakukan padanya" jawab suara itu, dengan nada mengancam.
"Kalian tidak akan bisa menyentuh kami" kata Alika, dengan nada menantang.
"Oh ya? Kita lihat saja nanti. Kami akan membuat hidupmu dan keluargamu menderita" ancam suara itu, sebelum menutup telepon.
Alika menatap Ethan dengan wajah khawatir. "Sayang, mereka kembali. Mereka mengancam kita" kata Alika.
Ethan menghela napas panjang. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. "Kita tidak boleh lengah. Kita harus melindungi anak-anak kita" kata Ethan, dengan nada serius.
"Bagaimana caranya ? Mereka ada di tempat yang berbeda-beda" tanya Alika, dengan cemas.
"Kita akan menghubungi Jave, Nicky, dan Romeo. Mereka sudah dewasa dan memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri. Kita akan meminta bantuan mereka untuk menghadapi musuh-musuh kita" jawab Ethan, dengan tekad yang kuat.
Alika mengangguk setuju. Ia tahu bahwa anak-anak mereka adalah harapan terakhir mereka. Mereka harus bersatu dan bekerja sama untuk melindungi keluarga mereka dari ancaman yang semakin nyata.
Keesokan harinya, Alika dan Ethan menghubungi Jave, Nicky, serta Jodie, Isabella dan Romeo. Mereka menceritakan tentang ancaman yang mereka terima dan meminta bantuan anak-anak mereka untuk melindungi diri sendiri.
Jave, yang sedang berada di laboratorium MIT, langsung menghentikan pekerjaannya saat mendengar kabar tersebut. "Mom, Dad, jangan khawatir. Aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kalian. Aku akan mencari tahu siapa mereka dan apa rencana mereka" kata Jave, dengan nada serius.
"Hati-hati, Jave. Mereka sangat berbahaya" pesan Alika.
"Aku tahu, Mom. Tapi, aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kalian" jawab Jave, dengan tekad yang kuat.
Nicky, yang sedang berada di tengah kelas bisnis di Oxford University, juga terkejut mendengar kabar tersebut. "Mom, Dad, aku akan segera pulang. Aku akan membantu kalian menghadapi mereka" kata Nicky, dengan nada khawatir.
"Tidak perlu, Nicky. Kamu tetaplah di sana dan fokus pada kuliahmu. Kami bisa mengatasi ini sendiri," kata Ethan.
"Tidak, Dad. Aku tidak bisa tinggal diam. Aku ingin membantu kalian," jawab Nicky, dengan keras kepala.
Romeo, yang sedang berlatih bela diri di dojo, langsung menghentikan latihannya saat mendengar kabar tersebut. "Uncle, Aunty, jangan khawatir. Aku akan melindungi kalian dengan seluruh kemampuanku. Aku akan menghajar mereka sampai babak belur" kata Romeo, dengan semangat membara.
"Hati-hati, Romeo. Jangan gegabah" pesan Alika.
"Siap, Aunty ! Tapi, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh kalian" jawab Romeo, dengan nada penuh keyakinan.
Setelah berbicara dengan anak-anak mereka, Alika dan Ethan merasa sedikit lega. Mereka tahu bahwa anak-anak mereka adalah orang-orang yang kuat dan berani. Mereka yakin bahwa bersama-sama, mereka akan mampu menghadapi musuh-musuh mereka.
Namun, mereka tidak tahu bahwa musuh-musuh mereka memiliki rencana yang lebih jahat dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Musuh-musuh mereka tidak hanya ingin membalas dendam, tetapi juga ingin menghancurkan seluruh keluarga Alika dan Ethan.
***