Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kedatangan Xiela
Karena Rudi yang terus saja keras kepala dan tidak bisa mau di bilangi oleh Umar, maka Umar pun tidak lagi melarang ketika Rudi nekat keluar dari pos untuk melihat siapa gadis yang sedang berjalan itu, dia sangat penasaran tentang gadis tersebut sehingga keluar dan ingin menyapa barangkali saja gadis itu adalah gadis yang cantik.
Tidak tahu bahwa dia adalah penghuni rel kereta api yang membawa maut, siapa saja yang melihat atau bertemu dengan gadis berbaju merah ini maka dapat dipastikan bahwa esok hari atau saat ini juga akan menemui ajal, tapi memang tidak semua orang percaya dengan ucapan itu sehingga ada kala ada yang keras kepala.
Maka Umar hanya bisa menatap dari jauh saja soal kepergian Rudi yang semakin menjauh dari sini, langkah nya sangat yakin untuk mendekati gadis berbaju merah itu. Umar sudah tidak punya kuasa untuk melarang dia, nanti tinggal menunggu waktu saja apa yang sudah terjadi dan bagaimana nasib pemuda itu.
Sudah berusaha untuk di beritahu namun ngeyel sehingga Umar menyerah saja, percuma untuk menasehati dia karena tidak di dengar. sekarang Umar hanya bisa berdoa agar keselamatan Rudi terlindungi oleh Allah, sebab yang dia lihat sangat lah menakutkan di mata Umar namun di mata Rudi terlihat menawan.
"Apa aku hubungi Mas Arya ya?" Umar baru kepikiran soal itu.
Setelah lama berpikir maka Umar pun memutuskan untuk menghubungi Arya saja, siapa tau pria itu mau datang kesini dan siapa tau saja kalau masih penasaran dengan siapa yang ada di rel kereta api sehingga mau ketika di suruh datang.
"Alah kemana lah Mas Arya ini kok tidak di angkat ponsel nya!" keluh Umar.
Tentu saja saat ini Arya tidak mengangkat panggilan karena sedang ada acara tahlil di rumah tetangga yang bernama Kinan, sebab wanita itu sedang memperingati kematian orang tua nya sehingga kirim doa dan Arya ada di sana bersama dengan Purnama juga.
"Aih setan ini pun kurang ajar lah, kemarin di cari tidak datang tapi sekarang malah datang lagi." keluh Umar.
"Mana Rudi semangat sekali mau bertemu dengan kuntilanak gila itu." keluh Umar melihat dari jendela pos yang terbuka sedikit.
"Jangan sampai mati lah, tidak apa apa kalau cuma ketakutan tapi jangan sampai mati." Umar sangat ketakutan ini melihat Rudi.
Rudi sendiri yang berjalan malah dengan sangat bahagia karena dari senyum gadis itu saja dia sudah bisa melihat bahwa gadis itu sangat lah cantik sekali, siapa saja pasti tidak akan bisa menolak pesona yang kecantikan yang seperti ini.
"Ah akhir nya setelah sekian lama aku bisa bertemu gadis yang pas." Rudi sangat bahagia sekali.
"Senyum nya menawan dan baju merah juga sangat pas." Rudi begitu girang.
Wuuussssh.
Braaaaaak.
"Aaaaaahhhkkk, apa yang menabrak ku barusan?!" Rudi terpental dan kaget bukan main karena ada yang menabrak dia dari samping kanan.
"Siapa yang membuat Rudi mental?!" Umar juga heran.
"Dasar mata keranjang, bila aku terlambat maka habis nyawa mu!" geram Xiela membawa pedang andalan.
"Berani kau mencampuri urusan ku, bangsat!" kuntilanak merah langsung marah karena dia gagal mengambil Rudi jadi korban.
"Dia menghilang dari pandangan mata!" teriak Umar tambah syok lagi.
Xiela dan kuntilanak merah itu jelas tidak bisa di pandang oleh Umar sehingga sekarang hilang begitu saja, Umar bingung harus bagaimana namun dia keluar juga untuk menolong Rudi yang sedang kesakitan pada punggung setelah di libas oleh Xiela tadi sehingga punggung menghantam lantai dengan sangat keras, membuat pemuda ini jelas kesakitan.
"Ayo masuk dalam pos!" bentak Umar segera menarik tangan Rudi.
"Ah sialan, kemana jadi nya gadis ku itu!" Rudi masih saja mencari gadis baju merah.
"Hehhh kalau saja aku tidak takut di laporkan maka akan ku tampar bocah sialan ini." geram Umar.
"Awas saja kalau ada yang muncul nanti, siapa yang berani mendorong aku." rutuk Rudi sambil masuk pos lagi.
"Kau masih tidak sadar kalau gadis itu setan?" Umar menatap nya tajam.
"Hidup mu ini selalu berkesan horor maka nya apa apa setan." ejek Rudi.
"Ah menyesal pula aku tolong dia, aturan biar lah di makan kuntilanak itu." sesal Umar.
Rasa nya memang sia sia kalau menolong orang yang tidak tau diri seperti ini, memang lebih baik tadi tidak usah di tolong biar dia merasakan sengsara setelah di siksa oleh kuntilanak merah yang selama ini terus saja mencari mangsa kesana kemari dengan liar dan juga begitu jahat pasti nya.
Ini sudah di tolong malah tidak tau diri seperti ini, rasa nya Umar cukup satu kali saja kerja dengan Rudi. memang kalau bukan pasangan yang biasa nya, maka akan ada saja halangan yang membuat hati begitu kesal dan emosi, contoh nya saat ini Umar jadi sangat emosi tidak karuan pada Rudi.
Manusia yang tidak tau diri walau sudah di tolong, tetap saja menyalahkan Umar dan terus kekeh ingin melihat gadis cantik di mata nya itu, karuan Umar pun kesal. ini tadi untung ada Xiela yang datang, Xiela datang bersama dengan Bagas untuk mencari kuntilanak merah memang di rel kereta api yang angker ini.
"Sialan!" Rudi masih saja mengumpat dan duduk diam di kursi.
"Menyesal aku menolong dirimu!" sentak Umar terpancing juga.
"Aku tidak butuh pertolongan mu, terserah kau yang pengecut itu!" geram Rudi.
"Bocah kurang ajar, apa kau masih tidak sadar kalau gadis yang kau lihat itu bukan orang biasa!" Umar sangat marah sekarang.
Rudi bangkit dan langsung menatap Umar penuh kemarahan karena seolah dia memang sangat tertarik dengan gadis berbaju merah yang ada di jalanan tadi, entah apa yang membuat Rudi sangat ingin dekat dan kenalan. mungkin saja karena pengaruh iblis, tapi bisa juga karena Rudi mata keranjang sehingga mudah tertarik.
Grosaaaak.
"Apa itu?!" Umar kaget karena dari arah semak ada yang bersuara.
"Sudah tidak usah berlagak sok berani, aku yang akan melihat dan akan ku buktikan kalau kau itu pengecut!" Rudi malah menunjuk wajah Umar.
"Apa lah anak ini, di kasih tau malah marah begitu." Umar kesal dan bingung.
Namun Rudi tidak lagi menanggapi ucapan Umar, dia langsung saja pergi menuju arah semak yang banyak rumput itu. tujuan nya adalah mencari suara tersebut, apa yang sudah bersuara di sana sehingga sangat nyata gerakan nya, lagi pula mereka juga punya senapan bila ini adalah babi atau binatang lain yang mau mengganggu.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya bes.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y