Sinopsis:
Dulu, ia adalah seorang jenderal setia yang hidup dan mati di medan perang. Tak pernah terpikir olehnya, jiwanya akan terbangun dalam tubuh penguasa paling ditakuti — Kaisar Tiran, Ethan Lazarus Gilardio.
Kejam, tanpa belas kasihan, dan dibenci rakyatnya, sang Kaisar ditakdirkan untuk hancur. Namun kini, dengan hati seorang prajurit dan kebijaksanaan seorang panglima, ia harus menapaki jalan kekuasaan dan intrik sebagai pemimpin sebuah kekaisaran.
Namun tantangan terbesarnya bukanlah takhta itu sendiri, melainkan wanita yang duduk diam di sisinya — sang Permaisuri, istri yang lama diabaikan dan tak pernah dicintai.
Dihantui oleh dosa-dosa sang Kaisar dan digerakkan oleh kehormatannya sendiri, sang jenderal yang terlahir kembali bersumpah untuk melindunginya, merebut hatinya, dan menulis ulang takdir sang tiran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paman Viin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32
"Aku memilih menjadi Ethan. Tak ada yang menantiku pulang saat aku menjadi Richard. Jesselyn pasti khawatir sekarang." Ucap Richard pada sang Dewa.
"Hahahahahahh, baiklah. Masuki pintu berwarna putih itu." Ucap sang Dewa sambil menunjuk sebuah pintu berwarna putih yang baru saja muncul.
"Masuklah dan jangan terkejut dengan perbedaan waktu. Hahahahahah......" Lanjut sang Dewa sembari tertawa.
Richard membungkuk pada sang Dewa lalu berjalan mendekati pintu itu dan membukanya. Perlahan Richard pun tertelan masuk dan menghilang. Sang Dewa tersenyum dan menghilang juga entah kemana.
...----------------...
Ethan membuka matanya perlahan. Seluruh tubuhnya kaku karena sepertinya ia lama tak sadarkan diri.
"Apa aku kembali??" Tanya Ethan memandang langit-langit kamarnya.
Ethan bangkit dan dengan perlahan dan tertatih turun dari ranjangnya dan keluar kamarnya. Tapi keadaan tubuhnya yang tak memungkinkan membuatnya jatuh berlutut di depan pintu kamarnya.
Frederick yang ingin membawa lilin aroma terapi ke kamar Ethan terkejut setengah mati saat melihat Ethan sedang berlutut dan memegang kepalanya.
Ia segera berlari dan menghampiri Ethan lalu memapahnya.
"Yang Mulia!!! Anda akhirnya sadar!!" Ucap Frederick senang.
Bertepatan dengan Count Erland bersama pasukannya yang akan menjaga kamar Ethan melihat hal itu. Count Erland segera berlari dan bersama Frederick membantu memapah Ethan.
"Prajurit!! Kabarkan ke seluruh Kekaisaran bahwa Yang Mulia Kaisar sudah bangun dari tidur panjangnya!!!" Teriak Count Erland pada pasukannya.
"Baik, Tuan Count." Jawab mereka semua serempak segera berlari mengabarkan ke seluruh Kekaisaran.
"Apa maksudmu dengan tidur panjang, Erland??" Tanya Ethan bingung.
"Bukankah aku hanya pingsan beberapa jam??" Lanjut Ethan bingung.
"Yang Mulia, anda telah tak sadarkan diri 3 bulan lamanya." Ucap Count Erland dan diangguki Frederick membuat Ethan terkejut.
Ia mencoba mengingat sesuatu namun tak ada yang bisa ia ingat. Dewa Reinkarnasi telah menghapus seluruh ingatan Richard dan soal alam bawah sadarnya.
"Ayo Yang Mulia, anda baru saja sadar dan tidak boleh banyak bergerak." Ucap Frederick membawa Ethan masuk ke kamarnya.
Frederick dan Count Erland kembali menidurkan Ethan di ranjangnya.
"Jadi selama itu aku tak sadarkan diri??" Tanya Ethan.
"Benar, Yang Mulia." Angguk Frederick.
"Apa saja yang aku lewatkan??" Tanya Ethan lagi.
"Beberapa hal telah anda lewatkan, Yang Mulia. Pertunangan Pangeran William dan Putri Shiraishi mengundang pemberontakan bangsawan disana." Ucap Frederick.
"Lalu apa yang terjadi??"
"Grand Duke Allaric dan Pangeran William berhasil meredamnya dan mengamankan Negeri Matahari. Keputusan anda membawa armada besar bersenjata lengkap adalah hal yang sangat menguntungkan." Jawab Frederick.
"Apa mereka sudah menikah??" Tanya Ethan penasaran.
"Kaisar Hitoyoshi menyetujui dan mendukung keputusan Pangeran William dan Putri Shiraishi menunda pernikahan sampai anda siuman." Ucap Frederick.
"Hehe, baguslah. Lalu apa lagi??"
"Kekaisaran Estoria mengajukan pernikahan politik dengan kita. Grand Duke Allaric menunggu anda yang menjawabnya karena selama anda tak sadarkan diri, Grand Duke Allaric lah yang memimpin pemerintahan. Lalu, Dewan Kiri atas permintaan Ibu Suri Rosse mendesak anda memiliki keturunan atau jika tidak bisa maka mengambil Selir." Jawab Frederick lagi.
Ethan mengumpat dalam hati. Baru saja sadar namun ia harus mendapatkan banyak masalah dan menghadapi orang tak tahu diri lagi.
Sementara itu 3 bulan terakhir saat Ethan tak sadarkan diri, Jesselyn menjadi sangat pendiam. Ia akan sesekali menangis saat mengingat Ethan.
"Yang Mulia, bawahan Count Erland meminta menemui anda." Ucap Marry pada Jesselyn.
Hanya Marry yang bisa membuat Jesselyn bicara sepatah dua kata. Marry merasakan kesedihan yang sama saat melihat Jesselyn.
"Biarkan." Jawab Jesselyn singkat. Ia hanya memandang ke luar jendela bukan ke arah Marry. Marry mempersilahkan prajurit itu masuk.
Prajurit itu berlutut dan meletakkan pedangnya lalu berkata,
"Salam, Yang Mulia Permaisuri. Saya membawa kabar baik. Yang Mulia Kaisar telah siuman." Ucap Prajurit itu.
Deggg
Jesselyn langsung mengalihkan tatapannya pada prajurit itu. Ia turun dari ranjangnya dan mencengkram bahu prajurit itu.
"Apa kau serius?? Apa itu benar?? Suamiku, Yang Mulia Kaisar telah bangun??" Tanya Jesselyn beruntun sambil menggoyangkan bahu Prajurit itu diselingi air mata yang mulai terjatuh.
"Saya berbicara benar, Yang Mulia Permaisuri." Jawab Prajurit itu.
Tanpa mengindahkan apa-apa lagi. Jesselyn berlari keluar dan sekuat tenaga menuju kamar Ethan. Satu-satunya yang ia pikirkan hanya ingin bertemu Ethan dan masuk ke pelukan Ethan.