NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Malam semakin larut. Alea sudah kembali ke kamarnya, sementara Ibu Maisaroh duduk di ruang tamu menunggu Faizan turun dari ruang kerjanya.

Tak lama kemudian, suara langkah terdengar di tangga. Faizan muncul dengan wajah lelah, tapi tetap dengan ekspresi datarnya.

“Faizan,” sapa Ibu Maisaroh pelan.

Faizan hanya menoleh sebentar. “Ada apa, Mah?”

Ibu Maisaroh menarik napas panjang. “Kau tak bisa terus bersikap dingin begitu pada Alea. Dia sudah cukup banyak menanggung rasa sakit. Sedikit saja kau tunjukkan perhatian, Nak… itu bisa membuatnya merasa tidak sendirian.”

Faizan terdiam, rahangnya mengeras. Ia menatap ke arah jendela, bukannya ke arah ibunya. “Aku sudah membawanya ke dokter, Mah. Sudah memastikan dia makan, minum obat. Bukankah itu cukup?” Suaranya tenang, tapi dingin menusuk.

“Tidak, Faizan,” Ibu Maisaroh menatapnya serius. “Perhatian bukan hanya soal kewajiban. Kadang… hanya butuh satu kata lembut, atau senyuman, untuk membuat hati Alea tenang.”

Faizan mengepalkan tangannya. Dalam hati, ada sesuatu yang bergejolak, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi. “Aku tidak pandai melakukan hal-hal seperti itu, Mah.”

Ibu Maisaroh menggeleng pelan. “Belajarlah. Karena diam seperti ini hanya membuat jarak di antara kalian semakin jauh.”

Faizan tak menjawab. Ia hanya berbalik menuju kamarnya, meninggalkan ibunya yang menghela napas panjang.

Di kamar, Alea mendengar suara langkah Faizan lewat di depan pintunya. Hatinya berdebar, berharap pria itu akan mengetuk atau sekadar menyapanya. Tapi yang terdengar hanya langkah menjauh—dan pintu kamar tamu yang di tempati Faizan tertutup rapat.

Alea menutup matanya, mencoba menahan perasaan yang semakin menyesakkan.

---

Keesokan paginya, Alea duduk di teras belakang rumah sambil memandangi taman kecil. Matanya terlihat sayu, pikirannya masih dipenuhi sikap Faizan yang semakin menjauh.

Ibu Maisaroh datang membawa dua cangkir teh hangat. “Pagi-pagi sudah melamun, Nak?” ucapnya sambil tersenyum lembut.

Alea menoleh, memaksakan senyum. “Hanya… Sedang memikirkan sesuatu, Bu.”

Ibu Maisaroh duduk di sampingnya, menyerahkan secangkir teh. “Aku tahu ini tidak mudah. Faizan… dia anak yang keras. Dingin. Sulit sekali membuka hatinya.”

Alea menggenggam cangkir itu erat-erat. “Aku hanya ingin tahu… apa yang sebenarnya dia rasakan. Tapi setiap kali aku mencoba mendekat, dia seperti membangun tembok lebih tinggi.”

Ibu Maisaroh menatapnya penuh empati. “Nak, Faizan itu seperti batu sungai. Di luar keras, tapi sebenarnya di dalamnya menyimpan banyak hal yang dia sendiri tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Kau tidak boleh menyerah begitu saja.”

Alea menatap Ibu Maisaroh, ragu-ragu. “Tapi sampai kapan, Bu? Kadang aku merasa… aku hanya hidup di rumah ini, tanpa benar-benar ada dalam hidupnya.”

Ibu Maisaroh menggenggam tangan Alea. “Pelan-pelan saja, Nak. Jangan paksa dia bicara. Kadang, perhatian yang diam-diam justru lebih dalam daripada seribu kata manis. Tugasmu hanya bersabar… dan jangan biarkan sikap dinginnya membuatmu kehilangan dirimu sendiri.”

Alea terdiam, merenungkan kata-kata itu. Di dalam hatinya, ada sedikit rasa lega, meski tetap ada keraguan tentang masa depan dirinya.

Dari kejauhan, Faizan muncul di halaman, hendak berangkat kerja. Wajahnya tetap datar, hanya melirik dari kejauhan ke arah mereka sebelum melangkah ke mobil. Tak ada sapaan, tak ada senyuman.

Alea hanya bisa mengikuti punggungnya dengan pandangan yang sulit ia artikan—antara sedih, kecewa, dan harapan yang belum padam.

-

Hari itu hujan turun sejak siang. Alea yang sedang merapikan tanaman di teras sore ini tiba-tiba merasa pusing. Tubuhnya terasa lemas, pandangannya berkunang-kunang.

“Nyonya Alea, istirahat dulu… wajahmu pucat sekali,” ujar Bi Iyem khawatir.

Alea tersenyum lemah. “Tak apa, Bi… sebentar lagi selesai.”

Tapi sebelum sempat beranjak, tubuh Alea goyah. Ia hampir terjatuh kalau saja Bi Iyem tak segera memegangi tubuhnya.

Berita itu cepat sampai ke telinga Ibu Maisaroh—dan tak lama kemudian Faizan yang baru pulang kerja melihat Alea terbaring di sofa, wajahnya pucat pasi.

“Apa yang terjadi?” suara Faizan datar, tapi matanya menatap tajam penuh kecemasan.

“Dia tiba-tiba lemas, Nak,” jawab Ibu Maisaroh.

Faizan mendekat, memeriksa Alea tanpa banyak bicara. Wajahnya tetap tenang, tapi ada urat yang menegang di rahangnya.

“Siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang,” ucapnya tegas.

Alea menatap Faizan samar-samar. “Tak perlu… mungkin hanya kecapekan…”

“Diam, turuti saja perintahku.” potong Faizan singkat. Nada suaranya dingin.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Faizan tetap tidak banyak bicara. Bahkan ketika dokter berkata bahwa Alea hanya kelelahan dan butuh istirahat, Faizan tetap berdiri kaku di samping ranjang, pandangannya sulit ditebak.

“Mulai sekarang, jangan keras kepala,” ucapnya datar kepada Alea. “Kalau butuh sesuatu, bilang. Jangan sampai aku harus melihatmu seperti ini lagi. Merepotkan saja.”

Suara itu tetap dingin, tapi Alea merasakan ada sesuatu yang berbeda—seperti amarah yang tercampur takut, peduli, dan rasa bersalah yang tak diucapkan.

Masih di rumah sakit, setelah dokter memastikan kondisi Alea hanya karena kelelahan, Faizan tetap berdiri di samping ranjang dengan wajah tanpa ekspresi.

“Minum obatnya sesuai anjuran dokter. Jangan sampai terlambat,” ucap Faizan datar, bahkan tanpa menatap Alea.

Alea hanya mengangguk pelan. “Iya… terima kasih sudah membawaku ke sini,” suaranya nyaris berbisik, mencoba memecah kebekuan yang menyelimuti mereka.

Tapi Faizan tetap dingin tak membalas meski hanya dengan anggukan kecil. Tak ada sentuhan hangat, tak ada kata-kata yang menenangkan. Seolah-olah yang ia lakukan hanyalah kewajiban, bukan karena rasa peduli.

-

Di sisi lain, di rumah, Ibu Maisaroh mondar-mandir di ruang tamu. Pandangannya sesekali tertuju ke arah pintu gerbang, menunggu kepulangan mereka.

“Semoga Alea tidak apa-apa…,” gumamnya pelan, wajahnya penuh kecemasan.

Ketika akhirnya mobil Faizan masuk ke halaman rumah, Ibu Maisaroh langsung menyambut di depan pintu.

“Bagaimana kondisi Alea, Nak?” tanyanya cepat.

“Dia baik. Hanya kelelahan saja,” jawab Faizan singkat, kemudian berjalan melewati ibunya tanpa menambahkan penjelasan lain.

Ibu Maisaroh memandanginya tak percaya. “Itu saja? Kau tak bisa bicara yang lebih menenangkan, Faizan?” suaranya sedikit meninggi.

Faizan menoleh sebentar, ekspresinya tetap datar. “Apa lagi yang harus dikatakan, Mah? Dokter sudah menjelaskan semuanya. Dia hanya perlu istirahat, itu saja. Aku harus bagaimana lagi?”

Alea berdiri di belakang Faizan, menunduk. Hatinya perih mendengar jawaban itu, tapi ia memilih diam.

Faizan kemudian melangkah ke ruang kerjanya tanpa menoleh, meninggalkan Alea bersama Ibu Maisaroh yang hanya bisa menghela napas panjang melihat jarak di antara mereka berdua yang semakin terasa.

...----------------...

Bersambung...

1
Jumi🍉
Istri kabur dia santai-santai aja tuh,,,kayak gak ada keinginan sama seklai buat memperbaiki rumah tangganya, lepas dari mantan Nadia datang Nayla.../Sleep/
septiana: ntah kapan dia mau sadarnya
total 4 replies
Helwa Mahara
buatlah faizan menyesal atas kepergian istrinya dan buat dia bucin ka
Jumi🍉
Sama Nayla rada betah ya tinggal di hotel bareng yang notabennya hanya orang lain, padahal bisa aja tuh tanggung jawab gak musti tinggal bareng...🙄keputusan Alea buat menjauh udah tempat tuh gak dibutuhin juga sama Faizan selama ini.😅
septiana
sampai kapan kamu akan bersikap seperti itu Faiz sama istri mu🤔
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Facepalm//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Nayla kamu jangan berani-berani ngusik rumah tangga Faizan apalagi ada niatan jadi pelakor, istrinya aja seperti bayangan apalagi kamu mungkin hanya dianggap angin sekelibat langsung hilang, yang ada di otaknya hanya pekerjaan...😅🤣
Miss Ra: /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Mending Alea kamu pergi jauh dari kehidupan Faizan, kamu dianggapnya bagaikan bayangan yang tak terlihat, tuh Faiz hidupnya cuma tentang pekerjaan. Tapi bila nanti ada perempuan masuk dalam kehidupannya baru kamu balas caci maki balik tuh Faiz...😤
Jumi🍉
Kalau kamu bisa sejahat itu memperlakukan istrimu dan bahkan ibumu, berarti dengan wanita lain harusnya kamu bisa jauh lebih jahat lagi termasuk nanti mantanmu...😆Hidup aja kamu sendirian hingga akhir ajal menjemput...🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
Anonymous
😍😍
Anonymous
😍😍….
Dhafitha Fitha Fitha
udah Alea hbis ni kamu pergi aja dari sana apa juga yg m di pertahankan biar dia punya penyesalan
septiana
suatu saat kau akan mendapatkan balasan dari apa yg kamu perbuat Faiz.. dan disaat penyesalan itu datang Alea sudah tidak menginginkan mu lagi.
Jumi🍉
Bingung aku tuh mau komen apa lagi buat Faiz saking menyebalkan jadi orang...🤬😤
Milla
lanjut min
Miss Ra: siaaapp
total 1 replies
Milla
next min
Dhafitha Fitha Fitha
Fandi Jdi setan 😈😈😈
Miss Ra: /Grin//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Dengan mantan punya banyak waktu untuk bicara berbanding terbalik buat istri diam seribu bahasa,,,/Curse/Alea mending cepat bawa ruqyah tuh suamimu biar jin ditubuhnya pada hilang sampai ulat keket gamon juga ikut terhempas...🤣
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
septiana
ego mu setinggi langit Faiz,kau akan menyesal setelah nanti Alea jauh darimu.. teruslah berbuat dingin pada Alea sampai nanti alea lelah dan ga ingin kembali padamu lagi
Jumi🍉
Kepala batu banget si Faiz, kaya orang hidup segan mati tak mau definisi orang gak punya tujuan...😩kompasnya rusak kali makanya tersesat di masa lalu aja...🤭
Jumi🍉: Habisnya bikin sebel banget tuh Faiz...😆
total 2 replies
Jumi🍉
Tahu rasanya dilukai tapi tanpa sadar kamu juga membuat luka untuk Alea selama ini...😪
Dhafitha Fitha Fitha
AQ benci masa lalu kl smpek nongol lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!