NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan baru

Najwa melepaskan pelukan David perlahan. Air matanya masih mengalir tapi sudah tidak sesegugukan tadi. Wajahnya terlihat lelah dengan mata yang bengkak dan merah. Dia menghapus pipi yang basah dengan punggung tangan.

"Ayah..." kata itu masih terasa aneh di lidahnya. "Aku... aku masih belum bisa percaya sepenuhnya sama semua ini."

David mengangguk dengan penuh pengertian. Matanya masih berkaca-kaca tapi senyumnya hangat dan tulus. "Tentu saja, sayang. Ayah ngerti ini semua terlalu berat buat kamu terima sekaligus."

"Tapi..." Najwa menggigit bibir sambil berpikir keras. "Kalau memang ini kenyataan, aku mau manfaatin situasi ini sebaik-baiknya."

"Aku mau mandi dulu," Najwa berdiri sambil memegang kepala yang masih pusing berat. "Rasanya kayak mimpi aneh yang gak mau berakhir. Aku masih gak percaya sama semua ini."

Sinta langsung ikut berdiri dan meraih tangan sahabatnya dengan erat. "Aku temenin ya, Najwa. Eh... Lia."

"Panggil aku Najwa aja dulu, Sin," Najwa tersenyum lemah sambil mengusap mata yang perih. "Aku belum siap dipanggil nama lain. Masih aneh banget."

"Kamar mandi ada di sana," David menunjuk ke arah kamar utama suite yang sangat mewah. "Semua perlengkapan mandi udah disiapin lengkap. Kalau butuh apa-apa tinggal bilang sama Ayah."

Najwa dan Sinta berjalan ke kamar mandi yang luar biasa mewah. Bathub marmer putih mengkilap dengan keran berlapis emas. Shower dengan banyak lubang semprotan yang berjejer rapi. Handuk putih bersih yang sangat lembut tersusun rapi di rak kayu mahoni.

"Astaga, Sin," Najwa berbisik sambil menyentuh dinding keramik Italia yang dingin dan mulus. "Kamar mandi ini aja lebih gede dari kamar kita di rumah Pak Hasan."

"Iya, bener-bener kayak di film Hollywood," Sinta membalas sambil melihat-lihat botol shampo dan sabun mandi mewah bermerk internasional. "Najwa, kamu beneran percaya gak sama semua yang baru aja terjadi?"

Najwa membuka keran air hangat dengan gerakan hati-hati. Suara air yang mengalir deras terdengar seperti musik yang sangat menenangkan. Uap hangat mulai memenuhi ruangan dengan cepat. "Jujur, otak aku masih menolak sih. Tapi... entah kenapa hati aku ngerasa ini bener."

"Maksudnya gimana?"

"Pas dia cerita tentang kecelakaan kapal, aku kayak ada kilasan ingatan samar-samar," Najwa mulai membuka bajunya yang sudah kusam dan berbau sangat tidak sedap. "Dan soal Pak Hasan yang suka mukul aku... itu emang kejadian nyata setiap hari."

Sinta duduk di pinggir bathub marmer sambil memperhatikan sahabatnya dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Terus sekarang gimana dong? Kamu mau jadi putri orang terkaya di dunia gitu aja?"

"Gak tau, Sin. Kepala aku masih pusing banget," Najwa masuk ke shower dan membiarkan air hangat membasahi seluruh tubuhnya yang lelah. "Yang pasti aku masih pengen hidup normal. Pengen sekolah lagi kayak anak biasa."

"Sekolah? Emangnya masih sempat?"

Najwa menggosok tubuhnya dengan sabun yang wanginya sangat mewah. Aromanya seperti campuran bunga lavender dan vanilla yang sangat menenangkan jiwa. "Pasti bisa lah. Kan masih awal Oktober. Semester baru belum lama mulai."

"Tapi sekolah dimana? Pasti sekolah internasional super mahal kan?"

"Gak tau juga. Nanti aku tanya ayah... eh, maksudnya David," Najwa masih merasa sangat aneh menyebut kata ayah untuk orang yang baru dia kenal.

Setelah mandi yang sangat menyegarkan dan menenangkan pikiran, Najwa keluar dengan handuk putih berbahan katun Mesir yang lembut sekali melilit tubuhnya. Rambutnya yang basah dan bersih menetes-netes ke lantai keramik yang mengkilap. Di tempat tidur king size sudah tersedia pakaian baru yang sangat rapi dan mahal.

"Wah, udah disiapin baju baru yang keren," Sinta mengambil kemeja sutra putih dan celana jeans designer yang masih ada label harga selangit. "Duh, mahal banget nih pasti. Harga satu baju ini bisa buat makan sebulan."

Najwa mengganti pakaian dengan gerakan yang sangat lambat. Pikirannya masih berkecamuk antara percaya dan tidak percaya dengan kenyataan hidup yang berubah total. Baju baru itu pas sempurna di badannya. Bahannya sangat halus dan nyaman sekali di kulit.

Ketika mereka keluar dari kamar, David sedang duduk di sofa kulit mewah sambil menelepon seseorang dengan suara yang serius. Nada bicaranya penuh otoritas dan kewibawaan seperti bos besar.

"Ya, siapkan semua dokumen yang diperlukan secepatnya," David berbicara dalam bahasa Indonesia yang sangat lancar meski dengan sedikit aksen asing. "Transfer dana bantuan untuk panti asuhan juga harus segera diproses hari ini."

David menutup teleponnya dan tersenyum hangat melihat Najwa yang sudah segar dan cantik. "Sudah lebih baik, sayang?"

"Lumayan sih," Najwa duduk di sofa empuk sambil masih mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. "Ayah... eh, David. Aku mau tanya beberapa hal penting."

"Tanya apa saja, Lia. Ayah akan jawab semua dengan jujur."

"Aku masih mau sekolah. Biasa aja kayak remaja normal gitu. Tapi... sekolah yang bagus dong."

David tersenyum bangga mendengar keinginan putrinya yang sederhana. "Tentu saja, sayang. Ayah udah nyiapin tempat yang sempurna buat kamu. SMA Nexus di Jakarta Selatan. Sekolah swasta paling bergengsi dan terbaik di Indonesia."

"SMA Nexus?" Sinta bertanya dengan mata yang berbinar sangat lebar. "Sekolah elite yang sering menang olimpiade internasional itu? Yang gedungnya kayak universitas?"

"Betul sekali," David menjelaskan sambil menunjukkan video virtual tour sekolah di tablet mahalnya. "Sekolah terbaik dengan fasilitas lengkap. Laboratorium canggih, perpustakaan digital, kolam renang olimpik, lapangan golf mini."

"Sinta juga bisa ikut masuk kan?" Najwa bertanya sambil melirik sahabatnya.

"Tentu saja," David mengangguk. "Sahabat terbaik putri ku juga harus dapat pendidikan terbaik."

Najwa melihat video tour sekolah dengan mata terbelalak. Gedung yang sangat modern dan megah seperti kampus internasional. Taman yang hijau dan sangat luas dengan air mancur artistik. Siswa-siswi yang berseragam rapi dan terlihat berkelas.

"Wah, keren banget sih," Najwa bergumam kagum. "Tapi... aku bisa masuk gitu aja?"

"Tentu saja. Ayah adalah salah satu pendiri dan pemegang saham terbesar sekolah itu," David tertawa kecil melihat ekspresi putrinya. "Kamu bisa mulai Senin depan kalau siap."

"Beneran? Gak ada tes atau apa?"

"Gak perlu. Nilai raport kamu dari sekolah lama udah cukup bagus kok."

Sinta menggelengkan kepala tidak percaya. "Gila sih, Najwa. Dari anak yang sering dibully jadi putri yang bisa masuk sekolah paling elite se-Indonesia."

Najwa terdiam sejenak sambil memikirkan sesuatu. Matanya mulai berbinar dengan ide yang muncul di kepala. "Ayah, aku mau minta sesuatu yang penting."

"Apa, sayang?"

"Aku pengen berita tentang diriku disebarkan secara besar-besaran," Najwa berkata dengan nada yang sangat serius dan penuh tekad.

"Disebarkan?" David menatap putrinya dengan bingung. "Maksudnya gimana?"

"Ya kayak konferensi pers gede-gedean, berita di semua TV nasional, koran, majalah, media sosial," Najwa menjelaskan dengan mata yang semakin bersemangat. "Aku pengen semua orang di Indonesia tau kalau aku ini putri CEO Nexus Liberty."

David mengerutkan kening dengan khawatir. "Kenapa kamu mau publisitas sebesar itu? Bukannya lebih aman kalau rahasia dulu?"

"Ada beberapa alasan penting," Najwa mulai menghitung dengan jari. "Pertama, aku pengen liat muka kaget orang-orang yang dulu suka ngebully dan ngejek aku habis-habisan."

"Ohh," Sinta langsung paham dengan maksud sahabatnya. "Kamu mau bales dendam sama anak-anak sekolah yang dulu suka ngatain kamu anak gak punya bapak dan miskin!"

"Bukan bales dendam sih," Najwa menggeleng sambil tersenyum jahil. "Lebih kayak... pengen nunjukin aja kalau mereka salah total. Muka mereka pasti lucu banget pas tau."

David tersenyum bangga melihat kepribadian putrinya yang cerdas dan punya mental yang kuat. "Alasan lainnya apa?"

"Yang kedua, aku pengen orang-orang yang aku sayangin gak khawatir lagi," suara Najwa mendadak melunak dengan penuh kasih sayang. "Kayak Kirana, teman-teman di panti asuhan. Mereka pasti stress banget pas tau aku diculik."

"Kirana itu siapa?" David bertanya sambil mencatat nama penting di ponsel mahalnya.

"Teman baik ku di panti asuhan," Najwa menjelaskan dengan suara bergetar. "Dia anak yang sangat baik dan polos. Pasti sedih banget dan nangis terus pas tau aku hilang."

"Dan teman-teman di panti?"

"Anak-anak yatim piatu yang juga jadi korban trafficking," Najwa menghapus air mata yang tiba-tiba muncul lagi. "Mereka udah kayak keluarga kandung buat aku. Aku gak mau mereka pikir aku udah mati."

David meraih tangan Najwa dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Ayah janji berita tentang kamu bakal tersebar ke seluruh Indonesia dalam 24 jam. Tim PR terbaik Nexus Liberty udah siap bergerak."

"Beneran?" mata Najwa berbinar seperti anak kecil yang dapat hadiah ulang tahun.

"Tentu saja. Lagipula ini juga strategi bagus buat image perusahaan," David mengambil ponselnya dan mulai menelepon. "CEO yang berhasil menemukan putri tercinta setelah hilang sebelas tahun. Pasti jadi headline semua media massa."

"Aku juga pengen ketemu Kirana dan teman-teman panti secepatnya," Najwa berkata dengan nada memohon. "Bisa kan?"

"Bisa banget. Besok mereka semua akan diundang ke kantor pusat Nexus Liberty untuk reunion yang sangat spesial," David tersenyum hangat sambil mengelus kepala putrinya. "Ayah akan pastikan mereka semua bahagia dan gak kekurangan apa-apa lagi."

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!