NovelToon NovelToon
Kesunyian Adalah Sahabat Terbaik

Kesunyian Adalah Sahabat Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: eimbot_okong98

Kisah ini di ambil dari kisah nyata kehidupan seorang pria bernama Prima.

Prima pindah ke Semarang setelah lulus SMP di Bogor. Dalam perjalanan naik kereta api malam, dia bertemu Cintya, siswi SMA asal Ungaran yang juga menuju Semarang. Mereka mulai berbincang ringan selama perjalanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eimbot_okong98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Pandangan gw mulai pudar. Gw terkapar di aspal dan ga bisa menggerakan badan gw sedikitpun. Yang gw rasain cuma bau amis di sekitar hidung gw.... Selanjutnya yang tersisa cuma gelap..

Entah berapa lama gw ga menyadarkan diri. Tiba-tiba kesadaran gw mulai pulih tapi mata gw terasa berat untuk dibuka, gw berusaha sekuat tenaga untuk membuka mata gw. Samar-samar gw mendengar suara-suara orang disekeliling gw yang sibuk ngoceh ga jelas.

Quote:Orang kepo 1: "Udah mati belum, ya?"

Orang kepo 2: "Ditutup koran aja, mas,"

Orang kepo 3: "Kasian ya, masih muda padahal,"

Badan gw masih belum bisa digerakkan sama sekali. Akhirnya setelah gw berusaha sekuat tenaga, gw bisa membuka mata perlahan dan jari-jari tangan gw bisa digerakan sedikit demi sedikit. Kepala gw pusing bukan main, ternyata benturan yang gw alamin tadi cukup keras, untungnya gw pake helm.

Pak polisi yang melihat gw mulai menyadarkan diri langsung menghampiri gw. Keributan terjadi saat para suporter di TKP yang mengira gw udah almarhum ternyata mereka harus kecewa melihat gw masih hidup.

Quote:"Dek, mana yang sakit? coba gerakkan semua anggota tubuh kamu dulu," pinta Pak polisi berusaha memastikan ga ada anggota tubuh gw yang patah

"gw masih bergeming.. perlahan gw merasakan kedua kaki gw masih bisa digerakkan, cuma terasa perih di bagian lutut. Pinggang gw nyeri, kedua tangan gw masih bisa bergerak. Akhirnya gw mengambil kesimpulan, seluruh anggota tubuh gw ga ada yang patah. Hidung gw mimisan tapi ga terlalu banyak darah yang keluar.

"Pak, tolong saya," pinta gw seperti orang sekarat

Dengan dibantu Pak polisi dan salah satu warga, gw berusaha berdiri tapi badan gw ga bisa diluruskan dengan sempurna, terasa sakit sekali di pinggang gw. Lutut gw lecet dan mengeluarkan darah cukup banyak.

Pak polisi menawarkan untuk mengantar gw ke RS tapi gw tolak. Akhirnya luka-luka yang ada hanya di obati dengan P3K aja. Beberapa menit gw duduk di trotoar dan ga jauh dari tempat gw duduk, terlihat motor gw tampak ringsek tapi ga terlalu parah. Di sebelahnya lagi ada sebuah mobil boks yang hanya terlihat belakangnya aja terparkir di pinggir jalan, insting gw mengatakan itu adalah mobil yang nabrak gw.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya disepakati sang supir mobil boks akan mengganti semua kerugian yang gw alami. Karena menurut banyak saksi, mobil boks itu melaju dengan kecepatan tinggi di perempatan jalan yang kecil ini. Saat gw berbelok ke arah kiri, mobil boks itu datang dari arah kanan gw dan kehilangan kendali saat mengerem. Setelah si supir menyebutkan dimana tempat dia bekerja dan berjanji akan mengurus kerusakan motor gw, akhirnya gw pulang ke rumah. dengan diantar Pak polisi. Motor gw sementara diamankan ke kantor polsek setempat yang kebetulan ga berada jauh dari TKP.

Sesampainya di rumah, gw langsung masuk ke kamar dengan berjalan tertatih-tatih. Tangan gw masih megang pinggang udah kaya orang kena rematik. Gw merebahkan diri di kasur, meratapi nasib gw yang baru aja kena musibah. Tapi gw ga berhenti mengucap syukur karena Tuhan masih memberi gw kesempatan untuk hidup satu kali lagi.

Gw merogoh saku celana gw, untungnya handphone gw ga rusak gara-gara kecelakaan tadi, cuma sedikit retak dibagian casing nya.

Terlihat banyak panggilan tak terjawab dan sms dari Saskia di handphone. Gw pun menghubungi Saskia.

Quote: TELEPON

"Halo, yank," suara Saskia menyapa terlebih dahulu.

"Halo.." jawab gw.

"Koq, lama banget? aku udah nunggu dari tadi, telpon aku juga ga di angkat-angkat," tanya Saskia.

"Oh iya, kayanya hari ini kita harus tunda dulu, yank," ucap gw.

"kenapa? kamu ada urusan mendadak?" tanya Saskia.

"Iya, aku disuruh pulang ke rumah sama mamah aku, ada keperluan mendadak," jawab gw berbohong.

"Oh, ya udah, lain waktu aja kalo gitu, mamah kamu mungkin mau minta tolong sesuatu," saut Saskia.

"Iya, yank, maafin aku ya, nanti kita cari waktu yang bagus buat kita jalan," ucap gw meyakinkan Saskia.

"Ya udah, nanti telepon aku, ya," pinta Saskia.

"Ok, dadah sayang," gw pun menutup telepon

Gw sengaja bohong ke Saskia karena ga mau bikin dia khawatir. Lagipula luka yang gw alamin ga terlalu parah, gw masih bisa jalan meskipun ga normal.

Hari udah senja. Sekarang yang jadi masalah, di rumah ga ada siapa-siapa, mba Ryana juga belum menampakkan diri. Gw laper, ga ada makanan di rumah.

Quote: TELEPON

"Yo, dimana lu, men?" tanya gw.

"Di rumah, ada apa, Prim?" tanya Rio balik.

"Lu mau kesini ga?" tanya gw.

"Ok, 30 menit lagi gw kesono," ucap Rio.

"Gw nitip makanan ya, apa aja," pinta gw

"Siap, ndan," saut Rio

Lama gw menunggu, dan perut gw mulai keroncongan. Badan gw mulai terasa kaku, nyeri di seluruh badan gw makin menjadi. Lutut gw senut-senutan, rasanya kaya lagi dikunyah zombie. Argghhh.. badan gw serasa habis digebukin orang sekampung. Akhirnya suara motor Rio terdengar memasuki pekarangan rumah. Cacing-cacing di dalam perut gw terselamatkan.

Rio pun langsung masuk ke dalam kamar.

Quote:"Astaghfirullah, kenapa lu, Prim??" tanya Rio kaget melihat kondisi gw.

"Abis, tabrakan gw tadi, tepatnya ditabrak," jawab gw.

"Terus, ga ada yang patah-patah, kan?" tanya Rio sambil mencoba menggerayangi badan gw.

"Untungnya ga ada," jawab gw.

"Koq, bisa?" tanya Rio

"Ya, bisa lah, lu pikir gw kamen rider? pas ketabrak bisa salto dari motor," jawab gw

"Nih, gw bawain nasgor," ucap Rio sambil meletakkan bungkusan plastik di meja.

"Makasih banyak ya, lu penyelamat gw, daritadi gw udah kelaperan, tapi bingung mau keluar ga bisa jalan," ucap gw

"Ya udah, lu buruan makan, bentar, gw ambilin aer sama piringnya," Rio bergegas ke dapur

*ga berapa lama Rio datang lengkap membawa semua perabotan dapur.

"Terus, Saskia udah tau lu begini?" tanya Rio

"Belum, yo.. Gw sengaja ga cerita, ga mau bikin dia khawatir," terang gw

"Lu gimana, sih, punya pacar tapi ga mau ngabarin tentang keadaan lu," ucap Rio

"Gw udah terlalu banyak ngebebanin pikiran dia, lagian kondisi gw ga seberapa parah, koq," ucap gw

"Ga seberapa parah gimana? lu udah memenuhi syarat untuk masuk UGD kalo tampilannya model begini, Prim," ucap Rio

"Ah, sialan lu, emang lu pikir gw udah sekarat mau mati?" ucap gw

"Gw harus kasih tau Saskia sekarang, parah lu, tega banget bohongin cewe lu sendiri, Prim," ucap Rio sambil mengambil handphone gw yang ada di meja sebelah kasur gw.

"Jangan, yo, plis.." pinta gw berusaha merebut handphone gw dari tangan Rio tapi badan gw ga mendukung

Akhirnya Rio menelpon Saskia dan berusaha ngasih tau keadaan gw yang sebenarnya.

Quote: "TELEPON

Rio: "Halo.."

Saskia: "Halo, yank.."

Rio: "Ini gw, Rio"

Saskia: "Eh, maaf, gw pikir cowo gw, kenapa, yo?"

Rio: "Cowo lu tabrakan,"

Saskia: "Hah?! tapi dia barusan bilang ada perlu ke rumahnya,"

Rio: "Nih, orangnya di depan gw lagi sekarat, dia butuh kasih sayang, cepetan kesini,"

Saskia: "Jadi dia bohong sama gw? ya udah gw kesana sekarang,"

Gw cuma bisa bengong dan melanjutkan makan nasi goreng sambil menahan rasa sakit yang gw derita. Lebih terasa sakit lagi setelah ngeliat kelakuan Rio barusan. Sebenernya gw emang lagi butuh seseorang disaat kondisi gw seperti ini. Ya sudah lah, yang terjadi biarlah terjadi.

Quote: "Emang kampret, lu" ucap gw.

"Ini demi kebaikan, lu" saut Rio.

"Iya, tapi gw jadi ketauan bohongin dia," ucap gw.

"Ya udah, gw telepon lagi nih, suruh jangan dateng kesini, gw bilang aja ada Fika atau Cintya," ancam Rio.

"Cintya lagi di Jakarta," jawab gw.

"Bodo amat, dikasih enak malah minta sakit lu mah," ucap Rio.

"Ambilin gw minum, dong," pinta gw.

"Nih, jangan dihabisin, gw males ngambil aer lagi ke dapur, serem," ucap Rio.

"Lu tidur sini aja malam ini, ya," pinta gw.

"Liat ntar, lagian kan ada Saskia, lu minta kelonin dia aja," saut Rio.

"Mana boleh dia tidur ditempat orang sama ortu nya," ucap gw.

"Lu kan belum minta," ucap Rio.

"Lu aja tidur sini, gw takut sendirian," pinta gw.

"Iya, penakut lu jadi laki," ucap Rio.

"Emangnya lu kaga? ke dapur aja masih jam segini udah takut," balas gw.

Lagi asik berdebat dengan Rio, tiba-tiba mba Ryana datang. Terdengar suara langkah mba Ryana yang menuju ke kamar gw.

Quote: "Prim, kamu udah makan?" tanya mba Ryana berdiri di depan pintu kamar.

"Ini, lagi makan mba," jawab gw.

"Loh, kamu kenapa??" tanya mba Ryana kaget melihat keadaan gw.

"Tadi dia tabrakan, mba," Rio yang menyaut.

"Astaga, ayo ke rumah sakit sekarang," ajak mba Ryana.

"Ga usah, mba, cuma luka lecet aja, ga papa," ucap gw santai.

"Ya udah kalo ga mau, mba telpon dokternya aja suruh kesini," ucap mba Ryana sambil merogoh isi tas dan mengeluarkan handphone.

"Mba, serius, aku ga apa-apa," ucap gw.

"Coba, mba liat lukanya," mba Ryana mendatangi gw ke kasur.

"Cuma, lecet dikit," ucap gw berusaha meyakinkan mba Ryana.

"Kenapa bisa sampai begini, sih?" tanya mba Ryana.

"Aku tadi di tabrak mobil di perempatan, mba," terang gw.

"Siapa yang nabrak? biar mba tuntut sekarang," ucap mba Ryana berapi-api.

"Jangan mba, dia cuma supir perusahaan, kasian dia juga cari makan," ucap gw

menenangkan mba Ryana.

"Dia kasian ga liat kamu begini? engga, kan?" tanya mba Ryana.

"Orangnya udah minta maaf, koq, terus dia juga mau ganti kerugian motor aku yang rusak," jawab gw.

"Terus mana motor kamu sekarang?" mba Ryana masih membombardir gw dengan pertanyaan.

"Ada di polsek, mba," jawab gw.

"Ibu mu udah dikabarin belum?" tanya mba Ryana.

"Belum mba, kalo bisa jangan kasih tau Ibu," pinta gw.

"Kalo kamu kenapa-napa, mba harus ngomong apa ke Ibu kamu? Untung aja cuma lecet-lecet lukanya, mulai dari sekarang kamu harus laporan ke mba kemanapun kamu mau pergi," pinta mba Ryana.

"Iya, mba," gw cuma bisa menurut, kalo gw jadi laki nya mba Ryana, bisa-bisa suami takut istri judulnya ini.

Lagi asik mendengarkan siraman rohani dari mba Ryana, tiba-tiba Saskia udah berdiri di depan pintu kamar.

Quote: "Maaf, aku tadi manggil-manggil ga ada yang keluar, jadi aku langsung masuk aja," ucap Saskia.

"Eh, Saskia, masuk sini, temen mu ini tabrakan tadi," ucap mba Ryana.

"Mba, Saskia sekarang udah jadi pacar aku," ucap gw.

"Hah, oh, jadi kamu udah pacaran sama Saskia, ya udah mba mau ke kamar dulu," mba Ryana meninggalkan gw dan mempersilahkan Saskia untuk ke dalam kamar.

"Kenapa kamu bohong sama aku?" tanya Saskia yang masih berdiri di depan pintu.

"Nanti aku jelasin, sini, yank," pinta gw.

"Aku ga mau kenal sama pembohong," ucap Saskia.

"Yank, ini bukan waktunya ngebahas itu," ucap gw.

Saskia berjalan mendekati gw "Maafin aku, gara-gara aku, kamu jadi begini," ucap Saskia

"Bukan, kamu ga boleh mikir kaya gitu," ucap gw.

"Ini semua gara-gara aku, seharusnya aku ga minta kamu untuk jemput aku," Saskia masih berdiri di samping kasur dan mulai menangis.

"Gw tinggalin lu berdua dulu, ya," pamit Rio segera meninggalkan kamar.

"Yank, aku ga apa-apa," ucap gw tersenyum.

"Kenapa kamu ga jujur aja sama aku tadi?" tanya Saskia

"Sini duduk disamping aku," pinta gw

"Aku tanya, kenapa kamu ga mau jujur?" tanya Saskia lagi

"Aku ga mau buat kamu khawatir," jawab gw.

"Terus, apa gunanya kita pacaran? apa kamu macarin aku cuma buat nemenin kamu jalan aja? atau cuma buat ngisi kekosongan kamu aja? aku tuh mau susah senang ada disamping kamu," ucap Saskia.

"Aku ga bermaksud nyepelein kamu, yank, aku bener-bener ga mau bikin kamu khawatir, maafin kalo aku salah," ucap gw

"Iya, aku maafin tapi jangan kamu ulangin lagi yah, aku mau semua masalah kamu jadi masalah aku juga," ucap Saskia sambil mengusap airmatanya

"Yank, aku punya hadiah buat kamu," ucap gw

"Hadiah apa?" tanya Saskia

"Tutup dulu mata kamu," ucap gw ke Saskia sambil merogoh ke dalam saku celana gw.

"Udah belum?" Saskia masih menutup matanya

"Udah, sekarang boleh buka mata kamu," ucap gw sambil memegang sesuatu di depan wajah Saskia

"Aaaaaaa..... Aku suka banget," Saskia memeluk gw sambil menangis (maaf untuk para jomblo, gw ga ada maksud manas-manasin kalian

1
Enoch
Gak sabar tunggu lanjutannya!
eimbot_okong98: Terima Kasih. Updatenya tiap hari ya jadi ditunggu aja😁🙏🏻
total 1 replies
Abadon007
Meresap dalam hati
eimbot_okong98: Trims🙏🏻🙏🏻🙏🏻. Syukurlah kalo gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!