NovelToon NovelToon
SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rizki Gustiasari

Aku mengenalnya sejak kuliah. Kami bertiga—aku, dia, dan sahabatku—selalu bersama.
Aku pikir, setelah menikah dengannya, segalanya akan indah.
Tapi yang tak pernah kuduga, luka terdalamku justru datang dari dua orang yang paling kucintai: suamiku... dan sahabatku sendiri.

Ketika rahasia perselingkuhan itu terbongkar, aku dihadapkan pada kenyataan yang lebih menyakitkan—bahwa aku sedang mengandung anaknya.

Antara bertahan demi anak, atau pergi membawa kehormatan yang tersisa.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah tentang dikhianati, bangkit, dan mencintai diri sendiri...

"Suamiku di Ranjang Sahabatku" — Luka yang datang dari rumah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizki Gustiasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usai sidang, Luka yang belum usai..

Langkah kaki Nayla meninggalkan ruang sidang terdengar mantap, namun jantungnya terasa nyeri. Ia menang dalam narasi publik, dalam argumentasi pengadilan. Tapi jauh di dalam hatinya, ada bagian kecil yang tak bisa dibohongi—ia terluka.

Aldi mengikuti di belakangnya, menjaga jarak. Bukan sebagai seorang pria, tapi sebagai pengacaranya. Namun cara Aldi memandangi punggung Nayla saat berjalan, jelas mengisyaratkan sesuatu yang lebih: kekaguman pada keteguhan, dan juga belas kasih terhadap luka yang tak terucap.

“Besok kita hanya tinggal menyusun dokumen final. Putusan akan diumumkan minggu depan,” ujar Aldi sambil membukakan pintu mobil untuk Nayla.

Nayla mengangguk, duduk, dan menyandarkan kepalanya ke jok. “Terima kasih, Mas Aldi… kalau kamu tidak ada, aku mungkin sudah tumbang.”

“Bukan karena aku,” jawab Aldi. “Kamu sendiri yang kuat.”

Di tempat lain, Raka baru saja masuk ke dalam mobilnya. Ia membanting pintu, memukul setir, lalu menjatuhkan kepalanya ke atas kemudi.

“Bodoh,” gumamnya. “Kenapa aku biarkan semua sejauh ini?”

Telepon di kursi sebelah berbunyi. Ibunya menelepon. Tapi Raka hanya menatap layar, lalu menutupnya tanpa menjawab. Ia tak sanggup mendengar nasihat apa pun. Hari ini, ia kehilangan Nayla untuk kedua kalinya. Dan kali ini, mungkin untuk selamanya.

---

Sore menjelang malam, Nayla sudah sampai di kontrakan kecilnya. Ia mengganti bajunya dengan kaus dan celana longgar, lalu duduk di kursi makan dengan secangkir teh yang tak tersentuh.

Pintu diketuk.

“Nayla?”

Suara itu sudah sangat familiar. Aldi.

Ia membuka pintu, masih dalam keadaan lesu. “Mas Aldi? Ada yang ketinggalan?”

“Bukan,” Aldi tersenyum kecil, lalu mengangkat map di tangannya. “Aku pikir kita bisa bahas dokumen lanjutan sekarang, sebelum kamu benar-benar kelelahan besok.”

Nayla membuka pintu lebih lebar. “Masuk aja.”

Aldi melangkah ke dalam. Ruangan kontrakan itu mungil, tapi hangat. Meski sederhana, ada sentuhan Nayla yang membuat semuanya terasa hidup. Namun malam ini, atmosfer itu redup. Seperti pemilik rumahnya.

“Maaf, aku nggak sempat nyiapin apa-apa. Kamu pasti capek juga.” Nayla duduk, menunduk dalam diam.

Aldi menarik kursi, duduk di seberangnya, dan mengeluarkan berkas.

Sambil membuka map, Aldi melirik Nayla yang hanya diam menatap meja. Ia tahu ekspresi itu. Itu bukan lelah biasa. Tapi lelah batin yang tak sempat dibagi.

“Eh Nayla,” ucap Aldi sambil membuka lembar dokumen. “Kalau kita udah menang sidang nanti, kamu tahu kan itu artinya apa?”

Nayla mengangkat alis. “Apa?”

“Artinya aku harus cari kerjaan lain. Soalnya kamu klien satu-satunya yang paling seru,” ucap Aldi dengan mimik serius.

Nayla mengerutkan dahi, lalu menahan tawa. “Mas Aldi... itu garing banget sumpah.”

“Tapi berhasil bikin kamu senyum kan?” Aldi menatapnya, tersenyum lebar.

Nayla tak bisa menahan senyumnya lebih lama. Ia menunduk, lalu menghela napas pelan. “Kamu tahu nggak? Jarang ada yang bikin aku ketawa setahun terakhir ini.”

Aldi menatapnya lebih dalam. “Karena kamu terbiasa menyimpan semuanya sendiri. Tapi kamu nggak harus begitu terus, Nay.”

Keheningan merambat.

Aldi menyodorkan berkas. “Oke, sebelum suasananya jadi terlalu drama, kita fokus dulu ya. Ini draf akhir untuk sesi sidang penutupan minggu depan. Ada hal-hal yang perlu kamu pelajari malam ini. Jangan khawatir, aku siap bantu.”

Selama hampir satu jam, keduanya membahas argumen, menyusun ulang kronologi, dan memperjelas bukti. Nayla mulai terlihat lebih hidup. Ia bahkan bisa bercanda kecil beberapa kali, dan Aldi menjawabnya dengan gaya jenaka yang tak disangka-sangka oleh Nayla.

Tepat sebelum Aldi pamit, Nayla berdiri mengantarnya ke depan pintu. Tapi ketika Aldi membuka pintu, Nayla menemukan sebuah amplop coklat tergantung di gagang pintu.

“Ini... kayaknya bukan dari tetangga,” gumam Nayla.

Aldi menatap curiga. “Kamu mau buka sekarang?”

Nayla mengangguk dan membukanya perlahan. Isinya hanya satu lembar kertas.

Tulisan tangan yang tak asing—bukan Raka, bukan Aldi. Tapi pesannya jelas:

"Kamu pikir semuanya sudah selesai? Masih ada yang belum kamu tahu. Dan aku akan pastikan kamu mengetahuinya sebelum semuanya terlambat."

Wajah Nayla memucat. Aldi langsung berdiri tegak, matanya menajam.

“Nayla, kamu pernah terima surat kayak gini sebelumnya?”

Nayla menggeleng. “Belum pernah. Aku bahkan nggak tahu siapa yang mengirim.”

Aldi meraih surat itu dan mengamati tulisannya.

“Ini bukan main-main,” ujarnya. “Kita harus lebih hati-hati mulai sekarang. Aku akan pastikan kamu aman.”

Dan malam itu, ketika Aldi pulang, Nayla duduk sendirian di ruang tamunya. Bukan lagi memikirkan sidang, bukan tentang Raka, tapi tentang siapa yang mengintainya dari balik bayangan.

1
Mira andika
luar biasa
Anonymous
semoga jodoh yaa Aldi dan Nayla
Anonymous
lanjut kak
Retno Harningsih
lanjut
Tini Uje
trlalu bnyk drama..cere aja langsung nayla g usah kasih kesempatan selingkuh itu penyakitt
Anonymous
menarik
Anonymous
gak bakalan berubah tu si Raka. cerai aja dahhh
Retno Harningsih
up
Andi Siswanto
jangan lama2 apdate nya til
Retno Harningsih
lanjut
Amazing Grace
dia bilang terlambat pada Tania, tapi dia tidak bilang terlambat pada dirinya sendiri, sungguh laki laki menjijikan
Retno Harningsih
lanjut
Pemimpi: siap kak..🫶
total 1 replies
Adinda
seharusnya nay kamu ambil air got atau telur busuk kau lempar ke pelakor itu kalau gak kamu pakai jurus menghempaskan pelakor, greget rasanya aku lihat tania
Pemimpi: waahh ide bagus kak 🤍 makasih udah komen yaa 🫶
total 1 replies
Adinda
nayla terlalu lemah harusnya lawan biar tambah malu tu tania
Adinda
pelakor tidak tau malu rasanya mau jambak
Adinda
harusnya pelakor diberi pelajaran dulu biar malu
Pemimpi: iya kak bener.. tungguin episode tania dikasi pelajaran ya..🤍
total 1 replies
Anonymous
licik sekali mereka
Pemimpi: iya kak, sabar ya kak 🤍
total 1 replies
Anonymous
jambak dulu gak sih si Tania??
Pemimpi: wahhh iya ya kak..🤍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Nayla selalu sehat begitu juga dgn bayi yg dikandungnya , Nayla jgn memaksakan diri kalau emang sdh tdk sanggup hdp bersama Saka lbh baik lepaskan saja coba cari kebahagiaanmu sendiri Nayla
Pemimpi: terimakasih sudah mendukung Nayla.. 🤍
Pemimpi: terimakasih sudah mendukung Nayla.. 🤍
total 2 replies
Ma Em
Nayla jgn menyiksa diri kamu sendiri kalau emang sdh TDK kuat lbh baik lepaskan jgn memaksakan diri daripada hidupmu tersiksa lbh baik cari kebahagiaanmu sendiri , semoga Nayla bahagia bersama anak yg msh dikandung nya .
Pemimpi: Makasih banyak udah baca dan komentar ya! 🤍 Aku ngerti sih, kadang Nayla terlihat terlalu memaksakan. Tapi… bisa jadi ada alasan kenapa dia belum bisa melepaskan. Mungkin bukan karena cinta, tapi karena luka yang belum sembuh. Kita lihat bareng-bareng ya ending-nya 😢✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!